Stasiun Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Kelas ekonomi AC premium: Ka jayakarta melayani sampai jakarta.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Pemutakhiran gambar dan perubahan tata bahasa
Baris 2:
{{kegunaanlain|ML}}
{{infobox stasiun
| image = Stasiun MalangStasiunMalang2019.jpg
| caption = Tampak depan Stasiun Malang
| name = Malang
Baris 49:
'''Stasiun Malang (ML)''' merupakan [[stasiun kereta api]] kelas besar tipe B yang terletak di [[Kiduldalem, Klojen, Malang]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +444 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya]] dan merupakan stasiun kereta api terbesar di [[Kota Malang]]. Stasiun ini memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 3 sebagai sepur lurus, namun hanya jalur 1-5 yang digunakan untuk pelayanan naik turun penumpang. Stasiun ini terkadang disebut sebagai '''Stasiun Malang Kotabaru.'''
 
Lokasi stasiun ini sangat strategis karena terletak tidak jauh dari [[Alun-alun Bundar]], kompleks SMA Tugu ([[SMA Negeri 1 Malang|SMA Negeri 1]], [[SMA Negeri 3 Malang|SMA Negeri 3]], dan [[SMA Negeri 4 Malang]]), Gedung [[DPRD]] [[Kota Malang]], [[Balai Kota Malang]], [[Pasar Klojen]], dan Komplek Markas Satuan di bawah [[Kodam V Brawijaya]].
 
== Sejarah ==
Baris 55:
Stasiun Malang dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun [[1870]]. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jawa Timur, khususnya [[Kota Malang|Malang]], ke [[Pelabuhan Tanjung Perak]] yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Setelah konsesi jalur dikeluarkan pada tahun 1875, jalur ini segera dibangun dan untuk segmen Bangil–Malang selesai pada tanggal 20 Juli 1879<ref>{{cite book|author=Staatsspoorwegen|year=1921-1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|place=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken}}</ref>
 
Bentuk bangunan stasiun ini pada awalnya adalah khas dari ''[[Staatsspoorwegen]]'' (SS), yaitu perpaduan antara Neoklasik dan ''Indische Empire'', yang juga diterapkan di [[Stasiun Surabaya Kota]], [[Stasiun Pasuruan|Pasuruan]], [[Stasiun Sukabumi|Sukabumi]], [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]], dan [[Stasiun Madiun|Madiun]].
 
Bangunan ini kemudian direnovasi dan diperbesar pada tahun 1941 berdasarkan karya Ir. W.J. van der Eb. Bangunan stasiun ini kemudian disebut '''Stasiun Malang Kotabaru''' untuk membedakannya dengan bangunan Stasiun Malang lama (bukan [[Stasiun Malang Kotalama]] yang dibangun pada tahun 1896).<ref>{{Cite book|title=Spoorwegstations op Java|last=de Jong|first=Michiel van Ballegoijen|publisher=de Bataafse Leeuw|year=1993|isbn=|location=|pages=}}</ref>
Baris 177:
 
== Insiden ==
Pada tanggal [[4 Januari]] [[2011]] sekitar pukul 13.15 WIB [[keretaWaktu Indonesia penumpangBarat|WIB]] kereta penumpang [[Kereta api Gajayana|KA Gajayana]] tanpa [[lokomotif]] yang sedang parkir di Stasiun Malang tiba-tiba mundur sendiri dan menabrak tiga rumah milik warga yang berada di sekitar [[Stasiun Malang Kotalama]]. Seorang balita tewas dalam kejadian ini karena tertimpa reruntuhan rumah akibat ditabrak oleh [[kereta api]] tersebut, sedangkan seorang lagi mengalami [[patah tulang]] kaki.<ref>[http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/ka-gajayana-tabrak-rumah-satu-tewas-33100.html KA Gajayana Tabrak Rumah, Satu Tewas]</ref>
 
== Catatan kaki ==