Umat Kristen Arab: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 61:
''[[An-Nahdah|An Nahdah]]'', atau Renaisans Kebudayaan Arab, adalah gerakan kebangkitan budaya yang bermula pada penghujung abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, sesudah [[Muhammad Ali dari Mesir|Muhammad Ali Pasya]] angkat kaki dari [[Syam]] pada tahun 1840.<ref>{{cite journal|first=Peter|last=Gran|url=http://weekly.ahram.org.eg/2002/568/cu1.htm|title=Tahtawi in Paris|journal=Al-Ahram Weekly Online|issue=568|date=Januari 2002|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20030624173715/http://weekly.ahram.org.eg/2002/568/cu1.htm|archivedate=24 Juni 2003}}</ref> [[Beirut]], [[Kairo]], [[Damaskus]], dan [[Aleppo]] merupakan pusat-pusat gerakan An Nahdah yang menghasilkan pendirian sekolah-sekolah, universitas-universitas, teater, dan media cetak berbahasa Arab. An Nahdah juga menghasilkan pembaharuan di bidang sastra, bahasa, dan puisi. Gerakan politik aktif, yang dikenal dengan nama "asosiasi", muncul bersamaan dengan gagasan kebangsaan Arab dan tuntutan terhadap [[Kesultanan Utsmaniah|Imperium Osmanli]] untuk melakukan reformasi. Kemunculan gagasan kemerdekaan bangsa Arab dan reformasi bermuara pada seruan untuk mendirikan negara-negara modern meniru gaya Eropa. Pada kurun waktu inilah karya-karya tulis berbahasa Arab untuk pertama kalinya dicetak dengan huruf Arab. <!--Di bidang seni musik, seni pahat, ilmu sejarah, kemanusiaan, perekonomian, dan hak-hak asasi manusia, boleh dikata gerakan renaisans budaya bangsa Arab di bawah pemerintahan Kekaisaran Osmanli merupakan suatu loncatan kuantum bagi mereka menuju zaman pascarevolusi industri,<ref name="Teague2010"/> dan karena tidak dapat dibatasi pada bidang-bidang renaisans budaya bangsa Arab pada abad ke-19, kategori-kategori ini hanyalah perpanjangannya guna these categories only as it is diperluas guna mencakup berbagai lapisan masyarakat dan berbagai bidang secara keseluruhan,<ref name="Pacini1998"/> and is almost universal agreement di kalangan sejarawan mengenai peran yang dimainkan orang-orang Arab Kristen dalam gerakan renaisans ini, baik di [[Gunung Lebanon]], [[Mesir Hilir|Mesir]], [[Palestina (kawasan)|Palestina]], maupun Suriah, dan peranan mereka dalam kemakmuran melalui keikutsertaan bukan saja di dalam negeri melainkan juga di Diaspora.<ref>{{cite book|last=Boueiz Kanaan|first=Claude|title=Lebanon 1860-1960: A Century of Myth and Politics|publisher=la University of Michigan|page=127}}</ref>-->
[[File:May ziade.jpg|left|thumb|upright|[[May Ziade]], salah seorang tokoh utama An Nahdah di bidang kesusastraan Arab. Ia dikenal sebagai salah seorang "feminis perdana" dan salah seorang "perintis feminisme timur."]]<!--
Karena merupakan golongan masyarakat terpelajar dan borjuis,<ref name="Radai2008"/> orang Arab Kristen berpengaruh penting terhadap politik, dunia usaha, dan
Banyak umat Kristen non-Arab binasa akibat aksi [[genoside]] berlatar belakang agama yang dilakukan Kekaisaran Turki Osmanli beserta sekutu-sekutunya dalam peristiwa [[genosida Asiria]] dan [[bencana kelaparan dahsyat di Gunung Lebanon]] sewaktu [[Perang Dunia I]] berkobar. Aksi pembinasaan ini dilakukan serentak dengan aksi [[genosida Armenia]] dan [[genosida Yunani]].
|