Umat Kristen Arab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 53:
 
=== Zaman Islam ===
[[Berkas:Saint Abo of Tiflis.jpg|jmpl|lurus|[[Abo dari Tbilis|Abu At Tiflisi]], [[martir]] Kristen Arab yang dihormati sebagai, santo pelindung kota [[Tbilisi]]|kiri]]
Setelah banyak daerah bekas provinsi Kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Persia Sasani jatuh ke tangan bala tentara Arab, sehimpunan besar populasi Kristen pribumi harus tunduk di bawah daulat Arab Muslim. Sepanjang sejarah, ada banyak sempalan Kristen yang dicap sebagai [[bidaah dalam Kekristenan|ahli bidah]] dan ditindas oleh pemerintah Kekaisaran Romawi Timur, misalnya kaum [[nonkalsedonianisme|non-Kalsedon]]. Manakala memperluas wilayah kekuasaan dengan menyerang negeri-negeri di Asia, kawasan utara Afrika, dan kawasan selatan Eropa, para panglima bala tentara Muslim menuntut musuh-musuhnya untuk memeluk agama Islam, atau membayar [[jizya]] setiap tahun, jika tidak mau diperangi sampai mati. Pihak-pihak yang tidak mau berperang dan tidak bersedia memeluk agama Islam terpaksa harus bersedia menbayar jizya.<ref>Sabet, Amr (2006), ''The American Journal of Islamic Social Sciences'' 24:4, Oxford; hlmn. 99–100</ref><ref>Khadduri, Majid (2010). ''War and Peace in the Law of Islam'', Johns Hopkins University Press; hlmn. 162–224; {{ISBN|978-1-58477-695-6}}</ref> Sudah umum disepakati bahwa sejak agama Islam disebarluaskan pada abad ke-7, banyak orang Kristen memutuskan untuk tidak memeluk agama Islam. Banyak pakar dan cendekiawan semisal [[Edward Said]] yakin bahwa umat Kristen di Dunia Arab banyak berkontribusi bagi kemajuan peradaban Arab semenjak abad ke-7 sampai sekarang. Dari masa ke masa, muncul sejumlah penyair ulung dari kalangan umat Kristen Arab, dan banyak orang Kristen Arab (maupun non-Arab) yang berprofesi sebagai tabib, pujangga, pamong praja, dan ahli sastra.