Dara Rasmi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 29:
== Diperistri Raja ==
Saat [[Inggris]] menguasai [[Burma]] pada dekade 1860-70, Kerajaan Siam menjadi khawatir bahwa Kerajaan Chiang Mai (Lanna) akan dikuasai juga oleh Inggris. Dan pada tahun 1883 ada rumor beredar mengenai [[Victoria dari Britania Raya|Ratu Victoria]] akan mengadopsi Putri Dara Rasmi, yang dilihat pihak Siam sebagai upaya Inggris mengambil alih kekuasaan di [[Lanna]]. Raja [[Chulalongkorn]] lalu mengirim saudaranya [[Phicit Prichakorn|Pangeran Phicit Prichakorn]] ke Chiang Mai untuk melamar Putri Dara Rasami menjadi selir raja. Pada tahun 1886, ia meninggalkan Chiang Mai menuju Istana Raja di [[Bangkok]], dimana ia diberi gelar ''Chao Chom Dara Rasami'' [[Dinasti Chakri]].<ref>[http://www.sirinyas-thailand.de/2015/05/19/dara-rasami-a-foreign-princess-at-the-siamese-royal-court/ Dara Rasmi]</ref>
 
== Kembali ke Chiang Mai ==
Dari masa awal ia menjadi Putri Permaisuri di tahun 1886, Dara Rasmi tidak pernah kembali ke Chiang Mai, bahkan saat kematian ayahnya Raja Inthawichayanon di tahun 1897. Pada tahun 1908, [[Chao Intavaroros Suriyavongse|Raja Intavaroros Suriyavongse dari Chiang Mai]], yang merupakan sepupu jauhnya, datang ke Bangkok dan mengunjungi Raja Chulalongkorn. Saat itu, Putri Dara Rasmi meminta izin pada raja untuk mengunjungi keluarganya di Chiang Mai, dan raja menyetujuinya.
 
[[Berkas:Chmaiwsuandok050611a.jpg|220px|jmpl|Mausoleum Dinasti Chet Ton di [[Wat Suan Dok]], [[Chiang Mai]] yang dibangun atas permintaan Putri Dara Rasmi.]]
Namun, Raja Chulalongkorn mengkhawatirkan keselamatan Putri dalam perjalanannya yang menggunakan perahu. Pada [[2 February]] [[1908]], Raja bersama keluarga kerajaan dan para pejabat pemerintah, memerintahkan Putri untuk naik kereta api dari Stasiun Samsen. Raja memerintahkan adiknya Pangeran [[Damrong Rajanubhab]] dan Pangeran [[Dilok Noppharat]] (putra Raja Chulalongkorn dan Putri [[Thipkesorn dari Chiang Mai|Thipkesorn]]) untuk menemui Putri Dara Rasmi di [[Nakorn Sawan]].
 
Pada saat itu, transportasi yang ada memiliki kecepatan yang lambat sehingga Putri Dara Rasmi baru tiba di Chiang Mai 2 bulan 9 hari setelahnya. Chao Phraya [[Surasri Wisitsak]], Gubernur Teritori Barat Laut, keluarga kerajaan Chiang Mai, para tentara dan rakyat yang datang dari seluruh penjuru Lanna datang untuk menyambut kedatangannya.
 
Selama di Chiang Mai, ia tetap aktif berkorespondensi dengan Raja Chulalongkorn.{{citation needed|date=May 2011}}
 
Putri Dara Rasmi kembali ke Bangkok enam bulan kemudian. Ia dijemput oleh Raja dan keluarga kerajaan, pejabat pemerintah dan masyarakat disertai 100 perahu kerajaan di Ang Thong. Dari sana, ia dan Raja menuju ke [[Istana Bang Pa-In]], dimana mereka tinggal selama 2 hari sebelum kembali ke Bangkok pada 26 November 1909.
 
== Kematian Raja Chulalongkorn ==
Setelah Dara Rasmi kembali ke Bangkok, ia menempati rumah baru bernama Suan Farang Kangsai, yang dibangun raja di sebelah [[Istana Vimanmek]] saat Putri pergi. Setahun kemudian suaminya itu meninggal dunia pada 23 Oktober 1910 di [[Istana Dusit]] karena penyakit ginjal.
 
Sepeninggal Raja Chulalongkorn, Dara Rasmi tetap tinggal di Istana Dusit hingga 1914, kemudian ia meminta izin kepada Raja [[Vajiravudh]] (Rama VI) untuk kembali ke Chiang Mai untuk beristirahat. Raja memenuhi permintaan tersebut dan Putri Dara Rasmi kembali ke Chiang Mai pada 22 Januari 1914.
 
== Referensi ==