Tokyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 118:
{{anchor|idEtymology}}Tokyo awalnya dikenal sebagai {{Nihongo4|[[Edo]]|江戸}}, yang berarti "[[muara]]".<ref name=naruto-san>Room, Adrian. ''Placenames of the World''. McFarland & Company (1996), [https://books.google.com/books?id=PzIer-wYbnQC&pg=PA360&sig=X75YRM_z45rzt4ZcemXMFhn9uWs p. 360]. {{ISBN|0-7864-1814-1}}.</ref> Namanya diubah menjadi {{Nihongo|Tokyo|東京|Tōkyō|extra={{lang|ja|東}} ''tō'' "timur", dan {{lang|ja|京}} ''kyō'' "ibu kota"}} ketika menjadi ibukota kekaisaran dengan kedatangan [[Kaisar Meiji]] pada tahun 1868,<ref>US Department of State. (1906). [https://books.google.com/books?id=dKCOAAAAMAAJ&pg=PA751&dq= ''A digest of international law as in diplomatic discussions, treaties and other international agreements'' (John Bassett Moore, ed.), Volume 5, p. 759]; excerpt, "The Mikado, on assuming the exercise of power at Yedo, changed the name of the city to Tokio".</ref> sejalan dengan tradisi Asia Timur termasuk pemberian kata "ibu kota" ({{lang|ja|京}}) dalam setiap nama ibu kota negara (seperti [[Kyoto]] ({{lang|ja|京都}}), [[Beijing]] ({{lang|ja|北京}}) dan [[Nanjing]] ({{lang|ja|南京}})).<ref name="naruto-san" /> Selama [[periode Meiji]] awal, kota ini juga disebut "Tōkei", sebuah pelafalan alternatif untuk kanji yang sama dengan "Tokyo". Beberapa dokumen resmi bahasa Inggris yang masih ada menggunakan ejaan "Tokei";<ref name="Tōkei">{{cite book |title=Japanese Capitals in Historical Perspective: Place, Power and Memory in Kyoto, Edo and Tokyo |author1=Fiévé, Nicolas |author2=Paul Waley |lastauthoramp=yes |year=2003 |page=253 |isbn=}}</ref> Namun, pengucapan ini sekarang sudah usang.<ref>{{cite web |url=http://www.soumu.metro.tokyo.jp/01soumu/archives/0715tokei.htm |script-title=ja:明治東京異聞~トウケイかトウキョウか~東京の読み方 |publisher=Tokyo Metropolitan Archives |date=2004 |accessdate=September 13, 2008 |language=ja}}</ref>
 
Nama Tokyo diketahui pertama kali disarankantertulis pada tahun 1813 dalam buku {{Interlanguage link multi|Kondō Hisaku|2=ja|3=混同秘策|preserve=1}} (Rencana Rahasia Pembersamaan), yang ditulis oleh [[Satō Nobuhiro]].{{Citation needed|date=February 2014}} Ketika [[Ōkubo Toshimichi]] mengusulkan penggantian nama ke pemerintah selama [[Restorasi Meiji]], menurut {{Nihongo|[[Oda Kanshi]]|織田完之}},{{Vague|date=February 2014}} diamengatakan bahwa Toshimichi mendapatmendapatkan ide dari buku tersebut.
 
== Sejarah ==
{{Main|Sejarah Tokyo|Linimasa Tokyo}}
 
===Pra-1869 (Zaman Edo)===
[[File:Commodore Perry expedition LOC LC-USZ62-3319.jpg|thumb|left|Sebuah lukisan yang menggambarkan ekspedisi [[Matthew C. Perry|Komodor Matthew Perry]] dan kedatangan pertamanya di Jepang pada 1853]]
[[Berkas:Tokugawa Ieyasu2.JPG|jmpl|kiri|[[Tokugawa Ieyasu]].]]
 
Tokyo asalnya merupakan desa perikanan kecil yang bernama Edo. Pada tahun 1457, [[Ota Dōkan]] membangun [[Istana Edo]]. Pada tahun 1590, [[Tokugawa Ieyasu]] berbasis di Edo, dan setelah menjadi [[shogun]] pada tahun 1603, kota ini menjadi pusat administrasi tentaranya untuk seluruh negara. Pada [[zaman Edo]], Edo menjadi salah satu kota terbesar di dunia dengan jumlah penduduk mencapai sejuta orang menjelang abad ke-18.<ref>{{cite book
Tokyo asalnya merupakan desa perikanan kecil yang bernama Edo, yang sebelumnya merupakan bagian dari [[Provinsi Musashi]] lama. Edo pertama kali dibentengi oleh [[klan Edo]], pada akhir abad kedua belas. Pada tahun 1457, [[Ota Dōkan]] membangun [[Istana Edo]]. Pada tahun 1590, [[Tokugawa Ieyasu]] dipindahkan dari [[Provinsi Mikawa]] (markas seumur hidupnya) ke [[wilayah Kanto]]. Ketika ia menjadi ''[[shōgun]]'' pada tahun 1603, Edo menjadi pusat administrasi tentaranya untuk seluruh negara. Selama [[Zaman Edo]] berikutnya, Edo tumbuh menjadi salah satu kota terbesar di dunia dengan populasi mencapai satu juta jiwa pada abad ke-18.<ref>{{cite book |title=Edo and Paris: Urban Life and the State in the Early Modern Era |last=McClain, James|first=James |year=1994 |page=13 |isbn=080148183X |publisher=[[Cornell University Press]] |display-authors=etal}}</ref> Namun kala itu Edo adalah markas Tokugawa dan belum menjadi [[ibu kota Jepang]]. (Hal itu disebabkan oleh [[Restorasi Meiji]] pada tahun 1868.)<ref>{{cite book |title=The Making of Urban Japan: Cities and Planning from Edo to the Twenty-First Century |last=Sorensen |first=Andre |year=2004 |page=16 |isbn=}}</ref> Kaisar sendiri tinggal di [[Kyoto]] yang mana sejak 794 hingga 1868 merupakan ibu kota Jepang. Selama era Edo, kota ini menikmati periode damai berkepanjangan yang dikenal sebagai ''Pax Tokugawa'', dan dalam kedamaian seperti itu, Edo mengadopsi kebijakan [[Sakoku|pengucilan yang ketat]], yang membantu mengurangi ancaman militer yang serius ke kota.<ref>{{cite book |title=Edo, the City That Became Tokyo: An Illustrated History |last=Naitō |first=Akira |year=2003 |pages=33, 55 |isbn=}}</ref> Tidak adanya kehancuran akibat perang memungkinkan Edo mencurahkan sebagian besar sumber dayanya untuk membangun kembali setelah kebakaran, gempa bumi, dan bencana alam lainnya yang menghancurkan yang menghantui kota. Namun, periode [[Sakoku|pengasingan yang berkepanjangan ini]] berakhir dengan kedatangan Komodor Amerika [[Matthew C. Perry]] pada tahun 1853. Komodor Perry memaksa pembukaan pelabuhan [[Shimoda, Shizuoka|Shimoda]] dan [[Hakodate, Hokkaido|Hakodate]], yang mengarah pada peningkatan permintaan barang asing baru dan selanjutnya kenaikan inflasi yang parah.<ref>{{cite book |title=Edo, the City That Became Tokyo: An Illustrated History|last=Naitō |first=Akira |year=2003 |pages=182–183 |isbn=}}</ref> Kerusuhan sosial memuncak setelah harga-harga melambung lebih tinggi dan memuncak dengan meluasnya pemberontakan dan demonstrasi, terutama dalam bentuk "penghancuran" perusahaan beras.<ref>{{cite book |title=Edo, the City That Became Tokyo: An Illustrated History |last=Naitō |first=Akira |year=2003 |page=186 |isbn=}}</ref> Sementara itu, para pendukung Kaisar Meiji memanfaatkan gangguan yang disebabkan oleh demonstrasi pemberontakan yang meluas ini dengan menggulingkan Shōgun Tokugawa terakhir, Yoshinobu, pada tahun 1867.<ref>{{cite book |title=Edo, the City That Became Tokyo: An Illustrated History |last=Naitō |first=Akira |year=2003 |page=188 |isbn=}}</ref> Setelah 265 tahun, ''Pax Tokugawa'' berakhir. {{wide image|'Kidai Shoran', Japanese handscroll c. 1805.jpg|4000px|{{Nihongo|Kidai Shōran|熈代勝覧}}, 1805. Menggambarkan adegan dari zaman Edo yang terjadi di sepanjang jalan utama Nihonbashi di Tokyo.|dir=rtl}}
|title=Edo and Paris: Urban Life and the State in the Early Modern Era
 
|last=McClain
===1869–1943===
|first=James
{{Main|Kota Tokyo|Prefektur Tokyo}}
|publisher=[[Cornell University Press]]
[[File:Ginza in 1933.JPG|thumb|left|Kawasan Ginza tahun 1933]]
|year=1994
 
|page=13
Pada tahun 1869, [[Kaisar Meiji]] yang berusia 17 tahun pindah ke Edo, dan sesuai dengan itu, kota ini berganti nama menjadi ''Tokyo'' (berarti Ibukota Timur).
|isbn=080148183X
 
}}</ref>
 
 
 
Edo menjadi ibukota ''[[de facto]]'' di Jepang<ref>{{cite book