Balai Pustaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 70:
 
Di era itu juga menjadi penanda penyebaran [[sastra Jawa Modern]]. Jumlah buku [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] lebih banyak dibandingkan yang berbahasa Melayu. Dari penelusuran [[George Quinn]], pada katalog Balai Pustaka di [[1920]], ada 40 buku [[bahasa Madura|berbahasa Madura]], 80 judul [[bahasa Melayu|berbahasa Melayu]], hampir 100 buku [[bahasa Sunda|berbahasa Sunda]], dan hampir 200 berbahasa Jawa. Pada tahun ini pula lahir novel ''Serat Rijanto'' karangan [[Raden Bagoes Soelardi]] yang menjadi tonggak sastra Jawa modern.
<!--
{{-}}
<gallery mode=packed heights=200px caption="Buku-buku yang diterbitkan sebelum 1945">
Baris 79 ⟶ 80:
Djasa jang Ta' Diloepakan.pdf|''Djasa jang Ta' Diloepakan'' (Bahasa Melayu-Indonesia; 1943)
</gallery>
-->
 
== Era pendudukan Jepang ==
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Balai Pustaka tetap eksis namun menggunakan nama lain, yaitu {{nihongo|''Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku''|軍政監部国民図書局}}. Nama ini artinya kurang lebih adalah "Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah Militer Jepang" dan merupakan terjemahan dari nama Belanda ''Commissie voor de Volkslectuur''.