Pedagang kaki lima: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 13387849 oleh HsfBot (bicara): Meh. (Twinkle (つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨)
Tag: Pembatalan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Kakilima street vendors in Jakarta.jpg|jmpl|300px|Gerobak pedagang kaki lima memenuhi pinggir jalan [[Jakarta]].]]
[[Berkas:Jiangwan Mosque - Eid Cuisine.JPG|jmpl|Pedagang kaki lima di [[Shanghai]], [[Tiongkok]].]]
 
'''Pedagang kaki lima''' atau disingkat '''PKL''' adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ/trotoar) yang (seharusnya) diperuntukkan untuk [[pejalan kaki]] (''pedestrian'').
 
Baris 6 ⟶ 8:
 
Menghubungkan jumlah kaki dan roda dengan istilah kaki lima adalah pendapat yang mengada-ada dan tidak sesuai dengan sejarah. Pedagang bergerobak yang 'mangkal' secara statis di trotoar adalah fenomena yang cukup baru (sekitar 1980-an), sebelumnya PKL didominasi oleh pedagang pikulan (penjual cendol, pedagang kerak telor) dan gelaran (seperti tukang obat jalanan).
 
 
 
Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial [[Belanda]]. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima [[kaki (satuan panjang)|kaki]] atau sekitar satu setengah meter.{{ref|lima}}