Identitas gender: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RXerself (bicara | kontrib)
→‎top: sense
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 27:
=== Faktor biologis ===
 
Penelitian menunjukkan adanya bukti bahwa identitas gender memiliki komponen biologis.<ref name="Saraswatetal">{{cite journal|last1=Saraswat|first1=Aruna|last2=Weinand|first2=Jamie D.|last3=Safer|first3=Joshua D.|year=2015|title=Evidence Supporting the Biologic Nature of Gender Identity|journal=Endocrine Practice|volume=21|issue=2|pages=199-204|doi=10.4158/EP14351.RA}}</ref> Beberapa faktor seperti gen dan hormon&mdash;termasukhormon—termasuk saat seseorang masih di dalam kandungan&mdash;dapatkandungan—dapat mempengaruhi identitas gender.<ref name="ZhongNan"/><ref name="GenesPT"/><ref name="Ghosh">{{cite web|last=Ghosh|first=S.|title=Gender Identity|url=http://emedicine.medscape.com/article/917990-overview|publisher=MedScape|accessdate= 29 Oktober 2012}}</ref>
 
Pengaruh hormon merupakan faktor yang kompleks. [[Diferensiasi seksual pada manusia|Hormon penentu seks]] diproduksi pada tahap awal perkembangan janin.<ref name="BirkeL">{{cite book|fisrt=L. |last=Birke |chapter=In Pursuit Of Difference, scientific studies of women and men |title=The Gender and Science Reader |page=310 |editors=Bartsch, I.; Lederman, M. |year=2000 |publisher=Routledge}}</ref> Jika tingkat hormon tersebut berubah, perkembangan [[fenotip]] janin juga dapat berubah sehingga kecenderungan alami dari otak terhadap jenis kelamin tertentu dapat tidak sesuai dengan susunan genetik janin maupun organ seksualnya.<ref>{{Cite journal|last=Hines|first=M.|date=2017-02-02|title=Prenatal endocrine influences on sexual orientation and on sexually differentiated childhood behavior|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3296090/|journal=Frontiers in Neuroendocrinology|volume=32|issue=2|pages=170–182|doi=10.1016/j.yfrne.2011.02.006|issn=0091-3022| pmc=3296090 |pmid=21333673}}</ref> Hormon dapat mempengaruhi perbedaan kemampuan spasial dan verbal, ingatan, dan keagresifan antara anak laki-laki da perempuan. Hormon prenatal mempengarui bagaimana [[hipotalamus]] di otak mengatur sekresi hormon di kemudian hari, dengan hormon wanita umunya mengikuti siklus bulanan sementara hormon pria tidak.<ref name="BirkeL"/>
Baris 65:
 
=== Definisi ===
Istilah ''identitas gender'' ({{lang-en|gender identity}}) dan ''identitas gender inti'' ({{lang-en|core gender identity}}) dengan artinya yang sekarang&mdash;pikiransekarang—pikiran dan rasa seseorang mengenai gendernya sendiri<ref name="MorrowMessinger"/>{{sfn|Boles|2013|p=101|ps=&nbsp;"Gender identity is the individual's personal and private experience of his/her gender."}}&mdash;kira—kira-kira mulai era 1960-an. Istilah ''identitas gender'' digunakan dalam sebuah berita pers tanggal 21 November 1966 yang mengumumkan sebuah klinik baru bagi orang transseksual di [[Rumah Sakit John Hopkins]]. Istilah tersebut sejak saat itu digunakan di berbagai media di seluruh dunia dan masuk ke penggunaan sehari-hari.<ref name="GID">{{Cite journal | last1 = Money | first1 = J. | authorlink = John Money | year = 1994 | title = The concept of gender identity disorder in childhood and adolescence after 39 years | journal = Journal of Sex and Marital Therapy | volume = 20 | issue = 3| pages = 163–177 | pmid = 7996589 | doi = 10.1080/00926239408403428 |quote=... gender identity is your own sense or conviction of maleness or femaleness.}}</ref><ref>{{cite book|editor=Unger, R. K. |title=Handbook of the Psychology of Women and Gender |year=2004 |isbn=0471653578 |publisher=Wiley |page=102 |quote=''Gender identity'' was introduced into the professional lexicon by Hooker and Stoller almost simultaneously in the early 1960s (see Money, 1985). For example, Stoller (1964) used the slightly different term ''core gender identity''...}}</ref>
 
=== Literatur kedokteran awal ===
Baris 86:
 
=== Hukum hak asasi manusia internasional ===
[[Prinsip-Prinsip Yogyakarta]] menyebutkan mengenai identitas gender pada bagian pembukaannya sebagai pengalaman internal yang mendalam dari seseorang tentang gendernya yang bisa sesuai atau tidak dengan seks yang ditunjuk saat lahir, termasuk rasa dan pikiran tubuh (yang dapat pula mencakup perubahan karakteristik fisik maupun fungsinya dengan cara medis, pembedahan, atau cara lainnya), serta cara lain dalam mengekspresikan gendernya termasuk cara berpakaian, cara berbicara, dan perilaku. Prinsip 3 mengatakan bahwa, "Identitas gender masing-masing orang merupakan bagian integral dari pribadi setiap orang dan merupakan salah satu aspek paling dasar dalam pengembangan diri, martabat, serta kemerdekaan setiap orang. Tidak ada seorangpun yang dapat dipaksa untuk melakukan prosedur medis, termasuk operasi penunjukan ulang seks, sterilisasi, atau terapi hormon, sebagai persyaratan pengakuan atas identitas gender mereka di mata hukum." Sementara Prinsip 18 menyatakan bahwa, "Walaupun tidak memenuhi klasifikasi yang berlawanan, orientasi seksual atau identitas gender seseorang bukanlah kondisi medis dan bukan untuk dirawat, disembuhkan atau ditekan."<ref name="PrinsipY">{{cite web |url=http://www.ypinaction.org/wp/wp-content/uploads/2016/10/Yogyakarta20Principles2020Bhs20Indonesia.pdf |title=Prinsip-Prinsip Yogyakarta (terjemahan bahasa Indonesia oleh Ardhanary Institute) |year=2007 |publisher=Yogyakarta Principles in Action |accessdate=7 Februari 2017}}</ref> ''Jurisprudential Annotations to the Yogyakarta Principles'' menyatakan bahwa, "Identitas gender yang berbeda daripada yang ditunjuk saat lahir atau [[ekspresi gender]] yang mengalami penolakan sosial selama ini telah diperlakukan sebagai [[penyakit kejiwaan]]. Anggapan bahwa perbedaan adalah penyakit membuat anak-anak dan remaja dengan variasi gender ditahan di dalam rumah sakit jiwa dan menjadi subjek dari praktik-praktik yang mengkhawatirkan&mdash;sepertimengkhawatirkan—seperti [[terapi elektrokonvulsif|terapi kejut]]&mdash;sebaga—sebaga sebuah 'penyembuhan'."<ref>{{cite web|url =http://www.yogyakartaprinciples.org/yogyakarta-principles-jurisprudential-annotations.pdf |title=Jurisprudential Annotations to the Yogyakarta Principles |page=43 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20101122035344/http://www.yogyakartaprinciples.org/yogyakarta-principles-jurisprudential-annotations.pdf |archivedate=22 November 2010 }}</ref> Gerakan [[Yogyakarta Principles in Action]] menyebutkan bahwa, "Perlu diketahui bahwa meskipun ' orientasi seksual' telah dikeluarkan dari pengelompokkan penyakit jiwa di banyak tempat, 'identitas gender' atau 'gangguan identitas gender' seringkali masih dianggap demikian.<ref>{{cite web|url=http://www.ypinaction.org/files/02/85/Activists_Guide_English_nov_14_2010.pdf |title=Activist's Guide to the Yogyakarta Principles |page=100 |publisher=Yogyakarta Principles in Action}}</ref> Prinsip-prinsip tersebut telah mempengaruhi [[Hak LGBT di Perserikatan Bangsa-Bangsa|deklarasi PBB mengenai orientasi seksual dan identitas gender]].
 
Identitas gender pada tahun 2015 merupakan bagian di dalam kasus [[Mahkamah Agung Amerika Serikat]] yaitu [[Obergefell v. Hodges]] yang mengatur bahwa pernikahan tidak lagi dibatasi antara pria dan wanita.<ref>''[http://www.supremecourt.gov/opinions/14pdf/14-556_3204.pdf slip op. Obergefell v. Hodges]'', No. 14-556 (AS 26 Juni 2015)</ref>
Baris 144:
<!-- {{Studi gender}} -->
 
[[Kategori:Identitas gender| ]]
[[Kategori:Gender]]
[[Kategori:Identitas]]
[[Kategori:Identitas gender| ]]
[[Kategori:Kajian gender]]