Tragedi Semanggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Dikembalikan ke revisi 13967182 oleh Glorious Engine (bicara).
Tag: Pembatalan
Baris 9:
* Pada tanggal [[11 November]] [[1998]], [[mahasiswa]] dan masyarakat yang bergerak dari Jalan Salemba, bentrok dengan [[Pamswakarsa]] di kompleks [[Tugu Proklamasi]].
* Pada tanggal [[12 November]] [[1998]], ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke [[gedung DPR/MPR]] dari segala arah, [[Semanggi-Slipi-Kuningan]], tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok di daerah [[Slipi]] dan Jl. Sudirman, puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Ribuan mahasiswa dievekuasi ke Atma Jaya. Satu orang pelajar, yaitu [[Lukman Firdaus]], terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.
* Esok harinya, [[Jumat-13]] November 1998, mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di kampus [[Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya|Universitas Atma Jaya]] Jakarta. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja<ref>[http://www.semanggipeduli.com Semanggi Peduli]</ref>.
=== Deskripsi ===
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan sekitar jam 15:00, kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat ketika ribuan mahasiswa sedang duduk di jalan. Saat itu juga beberapa mahasiswa tertembak dan meninggal seketika di jalan. Salah satunya adalah [[Teddy Wardhani Kusuma]], mahasiswa [[Institut Teknologi Indonesia]] yang merupakan korban meninggal pertama di hari itu.<BR>
Mahasiswa terpaksa lari ke kampus [[Universitas Atma Jaya]] untuk berlindung dan merawat kawan-kawan sekaligus masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan, yang nama lengkapnya adalah [[Bernardus Realino Norma Irmawan]], mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta<ref>[http://202.169.46.231/News/2007/05/12/Utama/ut03.htm Menanti Keadilan atas Kasus Trisakti dan Semanggi], Suara Pembaruan, 12 Mei 2007</ref>. Mulai dari jam 3 sore itu sampai pagi hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi dan penembakan ke dalam kampus Atma Jaya. Semakin banyak korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak maupun terluka. Gelombang mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan dan disambut dengan peluru dan [[gas airmata]]. Sangat dahsyatnya peristiwa itu sehingga jumlah korban yang meninggal mencapai 17 orang. Korban lain yang meninggal dunia adalah: [[Sigit Prasetyo]] ([[YAI]]), [[Heru Sudibyo]] ([[Universitas Terbuka]]), [[Engkus Kusnadi]] ([[Universitas Jakarta]]), [[Muzammil Joko]] ([[Universitas Indonesia]]), Uga Usmana, Abdullah/Donit, Agus Setiana, Budiono, Doni Effendi, Rinanto, Sidik, Kristian Nikijulong, Sidik, Hadi.<BR>
Jumlah korban yang didata oleh [[Tim Relawan untuk Kemanusiaan]] berjumlah 17 orang korban, yang terdiri dari 6 orang mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta, 2 orang pelajar SMA, 2 orang anggota aparat keamanan dari [[POLRI]], seorang anggota Satpam [[Hero Supermarket Group|Hero Swalayan]], 4 orang anggota Pam Swakarsa dan 3 orang warga masyarakat. Sementara 456 korban mengalami luka-luka, sebagian besar akibat tembakan senjata api dan pukulan benda keras, tajam/tumpul. Mereka ini terdiri dari mahasiswa, pelajar, wartawan, aparat keamanan dan anggota masyarakat lainnya dari berbagai latar belakang dan usia, termasuk Ayu Ratna Sari, seorang anak kecil berusia 6 tahun, terkena peluru nyasar di kepala<ref>Pernyataan Pers Tim Relawan untuk Kemanusiaan tentang Tragedi Sidang Istimewa MPR Tanggal 10-13 November 1998</ref><ref>[http://www.kickandy.com/?ar_id=MTA5OA== Pengobatan Ayu Ratnasari, Korban Semanggi], Kickandy.com</ref>.
 
== Tragedi II ==
Pada tanggal [[24 September]] [[1999]], untuk yang kesekian kalinya tentara melakukan tindak kekerasan kepada aksi-aksi mahasiswa.<BR>
Kala itu adanya pendesakan oleh pemerintahan transisi untuk mengeluarkan [[Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya]] (UU PKB) yang materinya menurut banyak kalangan sangat memberikan keleluasaan kepada militer untuk melakukan keadaan negara sesuai kepentingan militer. Oleh karena itulah mahasiswa bergerak dalam jumlah besar untuk bersama-sama menentang diberlakukannya UU PKB.<BR>
Mahasiswa dari [[Universitas Indonesia]], [[Yun Hap]] meninggal dengan luka tembak di depan [[Universitas Atma Jaya]].
=== Daerah lain ===
Selain di Jakarta, pada aksi penolakan UU PKB ini korban juga berjatuhan di Lampung dan Palembang. Pada [[Tragedi Lampung]] [[28 September]] [[1999]], 2 orang mahasiswa [[Universitas Lampung]], [[Muhammad Yusuf Rizal]] dan [[Saidatul Fitriah]], tewas tertembak di depan Koramil Kedaton.
Di Palembang, [[5 Oktober]] [[1999]], [[Meyer Ardiansyah]] (Universitas IBA Palembang) tewas karena tertusuk di depan Markas [[Kodam II/Sriwijaya]].
 
== Film dokumenter ==
* ''Student Movement in Indonesia'', produksi Jakarta Media Syndication, 1999 ([http://www.youtube.com/watch?v=sD89O4_6ZPY Youtube])