Sejarah pemikiran evolusi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 15:
=== Yunani ===
 
[[Berkas:Anaximander Mosaic (cropped, with sundial).jpg|thumbjmpl|Filsuf Yunani
[[Anaximander|Anaximander dari Miletus]] berpendapat bahwa manusia bermula dari ikan.<ref name="Krebs"/>]]
{{See also |Esensialisme}}
 
Proposal-proporsal bahwa satu jenis dari [[hewan]], bahkan [[manusia]], dapat diturunkan dari jenis hewan lainnya, diketahui bermula dari [[filsafat Yunani kuno|para filsuf Yunani]] [[filsafat pra-Sokratik|pra-Sokratik]] pertama. [[Anaximander |Anaximander dari Miletus]] (s. 610 – 546 SM) memproporsalkan bahwa hewan-hewan pertama tinggal di air, pada fase basah dari masa lampau [[Bumi]], dan bahwa para leluhur umat manusia pertama yang tinggal ke darat seharusnya lahir di air, dan hanya menjalani sebagian masa hidupnya di darat. Ia juga berpendapat bahwa manusia pertama dari bentuk yang diketahui saat ini seharusnya merupakan anak dari jenis hewan yang berbeda (mungkin ikan), karena manusia membutuhkan perawatan dini untuk hidup.<ref name="KirkRavenSchofield140142">{{harvcoltxt |Kirk |Raven |Schofield |1983 |pp=140–142}}</ref><ref name="Harris1981">{{cite book |last1=Harris |first1=C. Leon |title=Evolution: Genesis and Revelations: With Readings from Empedocles to Wilson |date=1981 |publisher=State University of New York Press |location=Albany, New York |isbn=0-87395-487-4 |page=31 |url=https://books.google.com/?id=VtSC_J6g5W8C&pg=PA31 |ref=harv}}</ref><ref name="Krebs">{{cite book |last1=Krebs |first1=Robert E. |title=Groundbreaking Scientific Experiments, Inventions, and Discoveries of the Middle Ages and the Renaissance |date=2004 |publisher=Greenwood Press |location=Westport, Connecticut and London, England |isbn=0-313-32433-6 |page=81 |url=https://books.google.com/?id=MTXdplfiz-cC&pg=PA81 |ref=harv}}</ref> Pada akhir abad kesembilan belas, Anaximander disebut sebagai "Darwinis pertama", namun karakterisasi ini tak banyak disepakati.<ref name="Gregory2017">{{cite book |last1=Gregory |first1=Andrew |title=Anaximander: A Re-assessment |date=2017 |publisher=Bloomsbury Academic |location=New York City, New York and London, England |isbn=978-1-4725-0892-8 |pages=34–35 |url=https://books.google.com/?id=7TE0CwAAQBAJ&pg=PA34 |ref=harv}}</ref> Hipotesis Anaximander dapat dianggap "evolusi" dalam sebuah esensi, meski bukanlah Darwinian.<ref name="Gregory2017"/>
 
[[Empedokles]] (s. 490 – 430 SM), berpendapat bahwa apa yang orang-orang sebut lahir-mati hewan bercampur aduk dan pemisahan unsur yang menyebabkan "suku-suku dari hal-hal hidup" yang tak terhitung.<ref>{{harvcoltxt |Kirk |Raven |Schofield |1983 |pp=291–292}}</ref> Secara khusus, hewan dan [[tumbuhan]] pertama seperti bagian terputus dari yang terlihat saat ini, beberapa selamat dengan tergabung dalam kombinasi berbeda, dan kemudian berpadu saat pengembangan embrio,{{efn |Bukan dalam [[filogeni]]: Empedokles tak memiliki konsepsi apapun dari evolusi pada jangka geologi.}} dan dimana "setiap hal berubah jika dibutuhkan, terdapat makhluk-makhluk yang bertahan hidup, secara tak sengaja terkomponen dalam cara yang layak."<ref>{{harvcoltxt |Kirk |Raven |Schofield |1983 |p=304}}</ref> Para filsuf lainnya yang lebih berpengaruh pada masa itu, termasuk [[Plato]] (c. 428/427 – 348/347 SM), [[Aristoteles]] (384 – 322 SM), dan para anggota [[Stoikisme|aliran filsafat Stoik]], meyakini bahwa seluruh jenis hal, tak hanya makhluk hidup, ditentukan oleh rancangan ilahi.
 
[[Berkas:Sanzio 01 Plato Aristotle.jpg |thumb jmpl|left kiri|[[Plato]] (kiri) dan [[Aristoteles]] (kanan), sebuah detail dari ''[[Sekolah Athena]]'' (1509–1511) karya [[Raphael]]]]
 
Plato disebut "lawan besar dari evolusionisme" oleh biologis [[Ernst Mayr]],<ref>{{harvnb |Mayr |1982 |p=304}}</ref> karena ia mempromosikan kepercayaan esensialisme, yang juga disebut sebagai [[teori Forms]]. Teori ini menyatakan bahwa setiap jenis ibyek alam di dunia tang teramati adalah perwujudan sempurna dari gagasan tersebutm, bentuk atau "spesies" yang mendefinisikan jenis tersebut. Dalam karyanya ''[[Timaeus (dialog)|Timaeus]]'' contohnya, Plato memiliki sebuah karakter yang mengisahkan sebuah cerita bahwa [[Demiurge]] membentuk [[kosmos]] dan setiap hal dalam hal tersebut karena, menjadi baik, dan sehingga, "...&nbsp;bebas dari persinggungan, ia ingin agar setiap hal harus menjadi seperti dirinya sendiri sesuai dengan yang mereka dapat lakukan." Pencipta membuat sebuah bentuk kehidupan layak, sehingga "...&nbsp;tanpa mereka, [[alam semesta]] akan menjadi tak lengkap, karena ini bukanlah terdiri dari segala jenis jewan yang saling mengisi, jika ini sempurna." "[[Prinsip plenitud]]" ini—gagasan bahwa seluruh bentuk kehidupan potensial bersifat esensial untuk penciptaan sempurna—sangat mempengaruhi pemikiran [[Kristen]].<ref name="oet">{{harvnb |Johnston |1999 |loc=[http://records.viu.ca/~johnstoi/darwin/sect3.htm "Section Three: The Origins of Evolutionary Theory"]}}</ref> Namun, beberapa sejarawan sains mempertanyakan bagaimana sebagian besar esensialisme Plato mempengaruhi filsafat alam dengan menyatakan bahwa beberapa filsuf setelah Plato meyakini bahwa spesies dapat bertransformasi dan gagasan bahwa spesies biologi bersifat sempurna dan menghimpun karakteristik esensial yang tak berubah yang tak berpengaruh sampai permulaan taksonomi biologi pada abad ke-17 dan ke-18.<ref name="species">{{cite journal |last=Wilkins |first=John |date=July–August 2006 |title=Species, Kinds, and Evolution |url=http://ncse.com/rncse/26/4/species-kinds-evolution |journal=[[Reports of the National Center for Science Education]] |volume=26 |issue=4 |pages=36–45 |accessdate=2011-09-23}}</ref>
Baris 31:
Para filsuf Yunani lainnya, seperti [[Zeno dari Citium]] (334 – 262 SM) pendiri aliran filsafat Stoik, sepakat dengan Aristoteles dan para filsuf lain pada masa sebelumnya bahwa alam menunjukkan bukti jelas dari rancangan untuk sebuah keperluan; pandangan ini dikenal sebagai [[teleologi]].<ref name=Bowler1992_44>{{harvnb |Bowler |2000 |pp=44–46}}</ref> Filsuf Stoik Romawi [[Cicero]] (106 – 43 SM) menulis bahwa Zeno diketahui memegang pandangan terseut, terutama kepada fisika Stoik, bahwa alam utamanya "diarahkan dan dikonsentrasikan...untuk diamankan bagi dunia...struktur terbaik yang layak untuk pertahanan hidup."<ref name="De Natura Deorum">{{cite book |author=Cicero |authorlink=Cicero |title=De Natura Deorum |url=http://www.loebclassics.com/view/marcus_tullius_cicero-de_natura_deorum/1933/pb_LCL268.179.xml |website=Digital Loeb Classical Library |location=Cambridge, MA |publisher=[[Harvard University Press]] |volume=LCL268 |page=179 (2.22) |oclc=890330258}}</ref>
 
[[Epicurus]] (341 – 270 SM) mengantisipasi gagasan seleksi alam. Filsuf dan [[atomisme|atomis]] Romawi [[Lukretius]] (s. 99 – 55 SM) menyebut gagasan tersebut dalam puisinya ''[[De rerum natura]]'' (''Tentang Alam dari Segala Hal''). Dalam sistem [[Epikureanisme |Epikurean]], beberapa bentuk kehidupan dianggap [[generasi spontan|timbul secara spontan]] dari [[Gaia (mitologi)|Gaia]] pada masa almpau, namun hanya bentuk-bentuk paling paling fungsional yang bertahan dari penyaringan. Para penganut Epikurean tak memegang teori evolusi penuh seperti yang diketahui saat ini, namun nampaknya meyakini [[abiogenesis|peristiwa abiogenetik]] terpisah untuk setiap spesies.
 
=== China ===
Baris 42:
 
==== Origenes dan Agustinus ====
[[Berkas:Augustine Lateran.jpg|thumbjmpl|[[Agustinus dari Hippo]], ditampilkan dalam fresko Romawi abad keenam Masehi, menulis bahwa beberapa makhluk berkembang dari "dekomposisi" dari organisme yang ada sebelumnya.<ref name="Augustine8690"/>]]
 
Sejalan dengan pemikiran Yunani sebelumnya, filsuf Kristen abad ketiga dan [[Bapa Gereja]] [[Origenes|Origenes dari Aleksandria]] menyatakan bahwa kisah penciptaan dalam [[Kitab Kejadian]] harus ditafsirkan sebagai [[tafsiran alegori Kitab Kejadian|sebagai sebuah alegori]] untuk kejatuhan jiwa manusia jauh dari kejayaan ilahi, dan bukannya sebagai catatan sejarah harfiah:<ref>{{citation|last=Layton|first=Richard A.|date=2004|title=Didymus the Blind and His Circle in Late-antique Alexandria: Virtue and Narrative in Biblical Scholarship|url=https://books.google.com/?id=BcDvNnWyyUEC&pg=PA86&dq=Didymus+the+Blind+Origen#v=onepage&q=Didymus%20the%20Blind%20Origen&f=false|location=Urbana and Chicago, Illinois|publisher=University of Illinois Press|isbn=0-252-02881-3|pages=86–87|ref=harv}}</ref><ref>{{citation|last=Greggs|first=Tom|date=2009|title=Barth, Origen, and Universal Salvation: Restoring Particularity|url=https://books.google.com/?id=etQjYHmwiv4C&pg=PA55&dq=Origen+preexistence+of+souls#v=onepage&q=Origen%20preexistence%20of%20souls&f=false|location=Oxford, England|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-956048-6|pages=55–56|ref=harv}}</ref>
Baris 62:
=== Filosofi Islam dan perjuangan eksistensi ===
{{See also|Filsafat Islam awal|Ilmu pengetahuan di dunia Islam pada abad pertengahan}}
[[FileBerkas:Al-Jahiz - pages from Kitaab al Hayawaan 4.jpg|thumbjmpl|rightka|Sebuah laman dari ''[[Kitāb al-Hayawān]]'' (Indonesia: ''Buku Hewan'') karya [[al-Jahiz|al-Jāḥiẓ]] ]]
Meskipun gagasan evolusi Yunani dan Romawi ditinggalkan di Eropa setelah kejatuhan [[Kekaisaran Romawi]], mereka tak ditinggalkan di kalangan [[filsafat Islam|filsuf]] dan [[ilmu pengetahuan di dunia Islam pada abad pertengahan|ilmuwan Islam]]. Pada [[Zaman Keemasan Islam]] dari abad ke-18 sampai ke-13, para filsuf mengeksplor gagasan tentang sejarah alam. Gagasan tersebut meliputi transmutasi dari tak hidup menjadi hidup: "dari mineral menjadi tumbuhan, dari tumbuhan menjadi hewan, dan dari hewan menjadi manusia."<ref>{{cite web |url=http://www.ucmp.berkeley.edu/history/medieval.html |title=Medieval and Renaissance Concepts of Evolution and Paleontology |last=Waggoner |first=Ben |publisher=[[University of California Museum of Paleontology]] |accessdate=2010-03-11}}</ref>
 
Baris 75:
=== Filsafat Kristen ===
{{further|Rantai keberadaan|Teologi alam}}
[[Berkas:Rhetorica_christiana_-_ad_concionandi_et_orandi_vsvm_accommodata,_vtrivsq(ue)_facvltatis_exemplis_svo_loco_insertis_-_qvae_qvidem_ex_Indorvm_maximè_deprompta_svnt_historiis_-_vnde_praeter_doctrinam,_(14586421729).jpg|thumbjmpl|leftkiri|uprightlurus|Gambar [[rantai keberadaan]] dari ''Rhetorica Christiana'' (Indonesia: ''Retorika Kristen'') (1579) karya Diego Valadés]]
 
Pada [[Abad Pertengahan Awal]], pemahaman klasik Yunani semuanya hilang di Barat. Namun, kontak dengan [[Zaman Keemasan Islam|dunia Islam]], dimana manuskrip-manuskrip Yunani dihadirkan dan diperluas, kemudian berujung pada penyebaran masif terhadap [[terjemahan Latin pada abad ke-12]]. Bangsa Eropa diperkenalkan ulang pada karya-karya Plato dan Aristoteles, serta [[filsafat Islam awal|pemikiran Islam]]. [[Filsafat Kristen|Para pemikir Kristen]] dari aliran [[skolatisisme|skolastik]], terutama [[Peter Abelard]] (1079 – 1142) dan [[Thomas Aquinas]] (1225 – 1274), memadukan klasifikasi Aristotelian dengan gagasan Plato tentang kebaikan Allah, dan semua bentuk kehidupan potensial yang ada dalam penciptaan sempurna, untuk mengorganisir semua hal tak hidup, hidup dan spiritual menjadi sisten yang saling terhubung: ''scala naturae'', atau rantai keberadaan.<ref name="oet" /><ref>{{harvnb|Lovejoy|1936|pp=67–80}}</ref>
Baris 90:
== Renaissance dan Abad Pencerahan ==
{{Main|Gagasan evolusi pada zaman Renaisans dan Abad Pencerahan}}
[[Berkas:BelonBirdSkel.jpg|thumbjmpl|upright=1.2|[[Pierre Belon]] membandingkan tengkorak [[manusia]] (kiri) dan [[unggas]] (kanan) dalam ''L'Histoire de la nature des oyseaux'' (Indonesia: ''Sejarah Alam Unggas'') (1555)]]
 
Pada paruh pertama abad ke-17, [[Mekanisme (filsafat)|filsafat mekanikal]] [[René Descartes]] mendorong pemakaian metafora alam semesta sebagai mesin, sebuah konsep yang akan mengkarakterisasikan [[revolusi saintifik]].<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=33–38}}</ref> Antara 1650 dan 1800, beberapa naturalis, seperti [[Benoît de Maillet]], membuat teori-teori yang menyatakan bahwa alam semesta, Bumi dan kehidupan berkembang secara mekanis, tanpa campur tangan ilahi.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|p=72}}</ref> Sebaliknya, kebanyakan pakar teori evolusi kontemporer, seperti [[Gottfried Leibniz]] dan [[Johann Gottfried Herder]], menganggap evolusi sebagai proses ''spiritual'' secara fundamental.<ref>{{harvnb|Schelling|1978}}</ref> Pada 1751, [[Pierre Louis Maupertuis]] memajukan dasar yang lebih [[materialisme|materialis]]. Ia menulis modifikasi alami yang terjadi pada reproduksi dan akumulasi atas beberapa generasi, memproduksi ras dan bahkan spesies baru, sebuah deskripsi yang mempelopori istilah umum dari konsep seleksi alam.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=73–75}}</ref>
Baris 103:
 
== Awal abad ke-19 ==
[[Berkas:Owen geologic timescale.png|thumbjmpl|Skala waktu geologi tahun 1861 buatan [[Richard Owen]] dari ''Palæontology'', menampilkan penampilan jenis-jenis hewan besar<ref>{{harvnb|Owen|1861|p=5, Fig. 1: "Table of Strata"}}</ref>]]
 
=== Paleontologi dan geologi ===
Baris 110:
Pada 1796, [[Georges Cuvier]] menerbitkan temuan-temuannya tentang perbedaan antara [[gajah]] hidup dan gajah yang ditemukan dalam [[fosil#jejak fosil|jejak fosil]]. Analisisnya mengidentifikasikan [[mammoth]] dan [[mastodon]] sebagai spesies khas, berbeda dari hewan hidup manapun, dan secara efektif mengakhiri perdebatan jangka panjang tentang apakah spesies dapat menjadi punah.<ref>{{harvnb|Larson|2004|p=7}}</ref> Pada 1788, [[James Hutton]] menjelaskan proses geologi [[gradualisme|bertahap]] yang secara berkelanjutkan beroperasi sepanjang [[waktu dalam]].<ref name="JH">{{harvnb|Mathez|2001|loc=[http://www.amnh.org/education/resources/rfl/web/essaybooks/earth/p_hutton.html "Profile: James Hutton: The Founder of Modern Geology"]}}: "...we find no vestige of a beginning, no prospect of an end."</ref> Pada 1790an, [[William Smith (geolog)|William Smith]] memulai proses pengurutan [[Stratum|strata batu]] dengan menguji fosil-fosil dalam lapisan-lapisan saat ia mengerjakan peta geologi Inggris buatannya. Secara terpisah, pada 1811, Cuvier dan [[Alexandre Brongniart]] menerbitkan sebuah kajian berpengaruh dari sejarah geologi dari sebuah kawasan di sekitaran Paris, berdasarkan pada suksesi [[stratigrafi]] dari lapisan batu. Karya-karya tersebut membantu pendirian antikuitas Bumi.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|p=113}}</ref> Cuvier mengadvokasikan [[katastrofisme]] untuk menjelaskan susunan kepunahan dan [[prinsip suksesi fauna|suksesi fauna]] yang diraih dari jejak fosil.
 
Pengetahuan jejak fosil masih sangat maju pada beberapa dekade pertama pada abad ke-19. Pada 1840an, penjelasan dari [[skala waktu geologi|skala waktu geologi]] menjadi jelas, dan pada 1841, [[John Phillips (geolog)|John Phillips]] menamakan tiga era besar, berdasarkan pada [[faunan]] yang mendominasi dari masing-masing era: [[Paleozolikum]], yang didominasi oleh [[invertebrata]] laut dan ikan, [[Mesozoikum]], zaman reptil, dan [[Senozoikum]], zaman mamalia. Gambaran progresif dari sejarah kehidupan tersebut diterima bahkan oleh para geolog Inggris konservatif seperti [[Adam Sedgwick]] dan [[William Buckland]]; namun, seperti Cuvier, mereka mengatributkan progresi tersebut dengan episode-episode katastrofik berulang dari kepunahan yang disusul oleh episode-episode penciptaan baru.<ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=29–38}}</ref> Tak seperti Cuvier, Buckland dan beberapa advokat teologi alam lainnya di kalangan geolog Inggris secara eksplisit menghubungkan episode katastrofik terakhir yang diproporsalkan oleh Cuvier dengan [[kisah air bah]].<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=115–116}}</ref><ref name="Darwindesign">{{cite web|url=http://www.darwinproject.ac.uk/darwin-and-design-article |title=Darwin and design |author= |website=[[Correspondence of Charles Darwin#Darwin Correspondence Project website|Darwin Correspondence Project]] |publisher=[[University of Cambridge]] |location=Cambridge, UK |accessdate=2014-10-28 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20141021101910/http://www.darwinproject.ac.uk/darwin-and-design-article |archivedate=2014-10-21 |df= }}
</ref>
 
Baris 117:
=== Transmutasi spesies ===
{{Main|Transmutasi spesies}}
[[Berkas:Lamarck's Two-Factor Theory.svg|thumbjmpl|upright=1.6|leftkiri|Teori dua faktor Lamarck melibatkan plan-[[plan tubuh]] hewan yang bergerak secara terkompleksifikasi menuju tingkat yang lebih tinggi ([[orthogenesis]]) menciptakan pokok [[filum|fila]], dan sebuah unsur adaptatif yang menyebabkan para hewan dengan plan tubuh yang diberikan untuk beradaptasi pada suatu keadaan (terpakai dan tak terpakai, [[warisan karakteristik terakuisisi]]), menciptakan keragaman [[spesies]] dan [[genus|genera]].<ref name="Gould 2001">{{cite book | last=Gould | first=Stephen | title=The lying stones of Marrakech : penultimate reflections in natural history | publisher=Vintage | year=2001 | isbn=978-0-09-928583-0 | pages=119–121}}</ref>]]
 
Dalam ''[[Philosophie Zoologique]]'' dari tahun 1809, Jean-Baptiste Lamarck memproporsalkan teori transmutasi spesies (''transformisme''). Lamarck tak percaya bahwa setiap makhluk hidup membentuk leluhur umum namun lebih kepada bentuk kehidupan sederhana yang tercipta secara berkelanjutan oleh generasi spontan. Ia juga percaya bahwa sebuah [[vitalisme|unsur kehidupan]] mendorong spesies untuk menjadi lebih kompleks sepanjang waktu, memajukan pokok linear dari kompeksitas yang berkaitan dengan rantai keberadaan. Lamarck mengakui bahwa spesies beradaptasi terhadap lingkungan mereka.Ia menjelaskannya dengan berkata bahwa unsur yang sama menggerakkan kompleksitas yang menyebabkan organ-organ hewan (atau tumbuhan) untuk berubah berdasarkan pada pemakaian atau ketidakpemakaian dari organ-organ tersebut, seperti yang dialami oleh otot-otot. Ia berpendapat bahwa perubahan tersebut akan diwarisi oleh generasi berikutnya dan memproduksi adaptasi lambat terhadap lingkungan. Ini adalah mekanisme sekunder dari adaptasi melalui pewarisan karakteristik terakuisisi yang akan menjadi dikenal sebagai [[Lamarckisme]] dan akan mempengaruhi diskusi evolusi pada abad ke-20.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=86–94}}</ref><ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=38–41}}</ref>
Baris 123:
Sebuah aliran anatomi komparatif Inggris radikal yang meliputi [[anatomi]]s [[Robert Edmond Grant]] sangat menyentuh dengan aliran Perancis Lamarck dari ''Transformasionisme''. Salah satu ilmuwan Perancis yang mempengaruhi Grant adalah anatomis [[Étienne Geoffroy Saint-Hilaire]], yang gagasannya tentang kesatuan berbagai plan tubuh hewan dan [[homologi (biologi)|homologi]] dari struktur anatomi tertentu akan sangat berpengaruh dan berujung pada debat intens dengan koleganya Georges Cuvier. Grant menjadi otoritas tentang [[anatomi]] dan reproduksi invertebrata laut. Ia mengembangkan gagasan transmutasi dan [[evolusionisme]] Lamarck dan Erasmus Darwin, dan menyelidiki homologi, bahkan memproporsalkan bahwa tumbuhan dan hewan memiliki titik awal evolusi umum. Pada masa muda, Charles Darwin ikut Grant dalam penyelidikan lingkar kehidupan hewan laut. Pada 1826, sebuah makalah anonim, yang mungkin ditulis oleh [[Robert Jameson]], memuji Lamarck karena menjelaskan cara hewan-hewan yang lebih tinggi telah "berevolusi" dari ulat-ulat tersederhana; ini adalah pemakaian pertama dari kata "evolusi" dalam esensi modern.<ref>{{harvnb|Desmond|Moore|1991|p=40}}</ref><ref name="Bowler120-129">{{harvnb|Bowler|2003|pp=120–129}}</ref>
 
[[FileBerkas:Vestiges dev diag.svg|thumbjmpl|upright=0.6|''[[Vestiges of the Natural History of Creation]]'' (1844) karya [[Robert Chambers (jurnalis)|Robert Chambers]] menunjukkan [[ikan]] (F), [[reptil]] (R), dan burung (B) bercabang dari sebuah wadah yang berujung ke [[mamalia]] (M).]]
 
Pada 1844, penerbit Skotlandia [[Robert Chambers (penerbit kelahiran 1802)|Robert Chambers]] secara anonim meneribitkan sebuah buku yang banyak dibaca namun sampai kontroversial berjudul ''[[Vestiges of the Natural History of Creation]]''. Buku tersebut memproporsalkan skenario evolusi untuk asal muasal [[Tata Surya]] dan kehidupan di Bumi. Karya tersebut mengklaim bahwa jejak fosil menunjukkan sebuah aksen progresif dari para hewan, dengan hewan-hewan terkini bercabang dari sebuah garis utama yang secara progresif berujung pada manusia. Ini mengimplikasikan bahwa transmutasi berujung ke terjadinya rencana yang sebelumnya tertata yang merajut hukum yang mengatur alam semesta. Dalam esensi tersebut , ini secara keseluruhan kurang materialistik ketimbang gagasan-gagasan radikal seperti Grant, namun implikasinya pada manusia hanya merupakan langkah akhir dalam aksen kehidupan hewan yang dipegang beberapa pemikir konservatif. Profil tinggi dari perdebatan publik atas ''Vestiges'', dengan penggambarannya dari [[progres evolusi|evolusi sebagai proses progresif]], akan sangat mempengaruhi sudut pandang teori Darwin pada satu dekade berikutnya.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=134–138}}</ref><ref>{{harvnb|Bowler|Morus|2005|pp=142–143}}</ref>
Baris 129:
Gagasan-gagasan tentang transmutasi spesies berasosiasi dengan [[materialisme]] radikal dari Abad Pencerahan dan diserang oleh para pemikir yang lebih konservatif. Cuvier menyerang gagasan-gagasan Lamarck dan Geoffroy, sepakat dengan Aristoteles bahwa spesies bersifat tetap. Cuvier meyakini bahwa bagian-bagian individual dari seekor hewan sangat terkorelasi satu sama lain untuk membolehkan satu bagian dari anatomi untuk berubah dari isolasi dari hewan lainnya, dan berpendapat bahwa jejak fosil menunjukkan susunan kepunahan katastrofik yang disusul oleh repopulasi, ketimbang perubahan bertahap sepanjang waktu. Ia juga menyatakan bahwa hewan-hewan dan mumi-mumi hewan dari [[Mesir]], yang berusia ribuan tahun, tak menunjukkan tanda perubahan saat dibandingkan dengan hewan-hewan modern. Kekuatan argumen Cuvier dan reputasi saintifiknya membantu mempertahankan gagasan transmutasional keluar dari arus utama sepanjang berdekade-dekade.<ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=5–24}}</ref>
 
[[FileBerkas:Vertebrate archetype.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Diagram tahun 1848 karya Richard Owen menunjukkan arketipe konseptualnya untuk seluruh [[vertebrata]].<ref>{{harvnb|Russell|1916|p=105, Fig. 6: "The Archetype of the Vertebrate Skeleton. (After Owen.)"}}</ref>]]
 
Di [[Britania Raya]], filsafat teologi alam masih berpengaruh. Buku tahun 1802 karya [[William Paley]] ''[[Natural Theology or Evidences of the Existence and Attributes of the Deity|Natural Theology]]'' dengan [[analogi pembuat arloji]] terkenalnya ditulis setidaknya sebagian sebagai tanggapan terhadap gagasan transmutasional Erasmus Darwin.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=103–104}}</ref> Para geolog yang terpengaruh oleh teologi alam, seperti Buckland dan Sedgwick, membuat praktik reguler menyerang gagasan-gagasan evolusi Lamarck, Grant, dan ''Vestiges''.<ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=37–38}}</ref><ref>{{harvnb|Bowler|2003|p=138}}</ref> Meskipun Charles Lyell menentang geologi skriptural, ia juga meyakini dalam imutabilitas spesies, dan dalam ''Principles of Geology'' karyanya, ia mengkritik teori-teori pengembangan Lamarck.<ref name="Bowler129-134" /> Para idealis seperti [[Louis Agassiz]] dan [[Richard Owen]] meyakini bahwa setiap spesies bersifat tetap dan tak berubah karena ini mewakili sebuah gagasan dalam pikiran Sang Pencipta. Mereka meyakini bahwa hubungan antar spesies dapat terbentang dari susunan pengembangan dalam embriologi, serta dalam jejak fosil, namun bahwa hubungan tersebut mewakili susunan yang bernaung dari pemikiran ilahi, dengan penciptaan progresif berujung pada peningkatan kompleksitas dan berpuncak pada umat manusia. Owen mengembangkan gagasan "arketipe" dalam pikiran Ilahi yang akan menghasilkan sebuah sekuensi spesies yang berkaitan dengan homologi anatomi, seperti lengan-lengan [[vertebrata]]. Owen memimpin kampanye publik yang sukses memarginalisasi Grant dalam komunitas saintifik. Darwin akan membuat pemakaian yang baik dari homologi yang dianalisis oleh Owen dalam teorinya sendiri, namun perlakuan keras dari Grant, dan kontroversi terhadap ''Vestiges'', menunjukkannya kebutuhan untuk membulatkan bahwa gagasan0gagasannya sendiri terdengar saintifik.<ref name="Bowler120-129" /><ref>{{harvnb|Larson|2004|pp=42–46}}</ref><ref name="mtg" />
Baris 137:
Hal ini diyakini dilirik sepanjang sejarah biologi dari Yunani kuno dan menemukan antisipasi dari seluruh gagasan penting Charles Darwin. Contohnya, [[Loren Eiseley]] menemukan pasal-pasal terisolasi yang ditulis oleh Buffon yang mengsugestikan bahwa ia nyaris membaca sepotong teori seleksi alam, namun menyatakan bahwa antisipasi semacam itu tak haris diambil dalam konteks penulis dari tulisan atau nilai budaya pada masa itu yang membuat gagasan evolusi Darwinian tak terpikirkan.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=19–21, 40}}</ref>
 
Saat Darwin mengembangkan teorinya, ia menyelidiki [[pembuahan selektif]] dan tertarik oleh pengamatan [[Sebright (ayam)#Latar belakang|Sebright]] bahwa "Sebuah musim dingin yang parah, atau kelangkaan pangan, dengan menghancurkan kesadaran dan ketidaksehatan, memiliki sebuah efek baik dari sebagian besar seleksi terampi;" sehingga "kesadaran dan ketidaksehatan tak dapat hidup untuk mempropagasikan infirmitas mereka."<ref>{{harvnb|Desmond|Moore|1991|pp=247–248}}</ref> Darwin dipengaruhi oleh gagasan Charles Lyell tentang perubahan lingkungan yang menyebabkan [[suksesi ekologi|peralihan ekologi]], yang berujung pada apa yang [[A. P. de Candolle|Augustin de Candolle]] sebut sebagai perang antara spesies tumbuhan yang bersaing, persaingan yang juga dideskripsikan oleh botanis [[William Herbert (botanis)|William Herbert]]. Darwin memakai frase "perjuangan untuk eksistensi" dari [[Thomas Robert Malthus]] yang dipakai suku-suku manusia yang berperang.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|p=151}}</ref><ref>{{harvnb|Darwin|1859|p=[http://darwin-online.org.uk/content/frameset?viewtype=text&itemID=F373&pageseq=77 62]}}</ref>
 
Beberapa penulis mengantisipasi aspek-aspek evolusi dari teori Darwin, dan dalam edisi ketiga dari ''On the Origin of Species'' yang terbit pada tahun 1861, Darwin menyebut orang-orang yang ia kenal dalam apendiks introduktori, ''An Historical Sketch of the Recent Progress of Opinion on the Origin of Species'', yang ia jelaskan pada edisi-edisi berikutnya.<ref>{{harvnb|Darwin|1861|p=[http://darwin-online.org.uk/content/frameset?itemID=F381&viewtype=text&pageseq=20 xiii]}}</ref>
Baris 149:
{{quote|"Sugesti bahwa spesies baru dihasilkan dari tindakan selektif dari kondisi eksternal atas variasi dari tipe spesifik mereka yang individual saat ini—dan yang mereka sebut "spontan," karena mereka menghiraukan sebab mereka—sepenuhnya tak diketahui sejarawan gagasan saintifik seperti halnya para spesialis biologi sebelum 1858. Namun, sugesti tersebut adalah gagasan utama dari 'Origin of Species,' dan terdiri dari kuintesensi [[Darwinisme]]."<ref>{{cite web |last=Huxley |first=Thomas Henry |authorlink=Thomas Henry Huxley |title=On the Reception of the 'Origin of Species' |url=http://www.gutenberg.org/files/2089/2089-h/2089-h.htm |publisher=[[Project Gutenberg]] |accessdate=2014-10-29}}</ref>}}
 
[[Berkas:Darwins first tree.jpg|thumbjmpl|Sketsa pertama buatan [[Charles Darwin]] dari [[pohon kehidupan (biologi)|pohon evolusi]] dari buku catatan "B"-nya tentang [[transmutasi spesies]] (1837–1838)]]
 
=== Seleksi alam ===
Baris 158:
Tak seperti Darwin, [[Alfred Russel Wallace]], yang dipengaruhi oleh buku ''Vestiges of the Natural History of Creation'', menduga bahwa transmutasi spesies terjadi saat ia memulai karirnya sebagai naturalis. Pada 1855, pengamatan biogeografinya saat kerja lapangan di [[Amerika Selatan]] dan [[Kepulauan Melayu]] membuatnya percaya akan susunan bercabang dari evolusi dengan menerbitkan makalah yang menyatakan bahwa setiap spesies bermula dari kedekatan menjadi spesies yang ada dan saling bersekutu. Seperti Darwin, ini adalah pernyataan Wallace tentang bagaimana gagasan Malthus diterapkan kepada populasi hewan yang membuatnya memberikan pernyataan yang sangat menyamai pernyataan yang dibuat oleh Darwin tentang peran seleksi alam. Pada Februari 1858, Wallace, tanpa menyadari gagasan yang belum diterbitkan dari Darwin, mengkompoasisikan pemikirannya ke sebuah esai dan menyuratinya kepada Darwin, menanyai soal tanggapannya. Hasilnya adalah publikasi bersama [[On the Tendency of Species to form Varieties; and on the Perpetuation of Varieties and Species by Natural Means of Selection|sebuah penyarian dari esai tahun 1844 karya Darwin bersama dengan surat Wallace]] pada bulan Juli. Darwin juga mulai mengerjakan penjelasan pendek tentang teorinya, yang ia akan terbitkan pada 1859 dengan judul ''On the Origin of Species''.<ref>{{harvnb|Bowler|2003|pp=173–176}}</ref>
 
[[Berkas:Marsh Huxley horse.png|thumbjmpl|Diagram [[Othniel Charles Marsh]] dari evolusi kaki dan gigi kuda yang direproduksi dalam ''Prof. Huxley in America'' (1876) karya [[Thomas Henry Huxley]]<ref>{{harvnb|Huxley|1876|p=32}}</ref>]]
 
== 1859–1930an: Darwin dan warisannya ==
Baris 169:
=== Aplikasi kepada manusia ===
 
[[Berkas:Huxley - Mans Place in Nature.png|thumbjmpl|upright=1.2|Ilustrasi ini (akar dari ''[[The March of Progress]]''<ref name="Tucker2012">{{cite news|last1=Tucker|first1=Jennifer|title=What our most famous evolutionary cartoon gets wrong|url=https://www.bostonglobe.com/ideas/2012/10/27/what-our-most-famous-evolutionary-cartoon-gets-wrong/drKMD5121W6EUxXJ4pF0YL/story.html|accessdate=29 December 2017|work=The [[Boston Globe]]|date=28 October 2012}}</ref>) adalah bagian depan dari buku Thomas Henry Huxley ''[[Man's Place in Nature|Evidence as to Man's Place in Nature]]'' (1863). Huxley menerapkan gagasan Darwin kepada manusia, memakai [[anatomi komparatif]] untuk menunjukkan bahwa manusia dan [[kera]] memiliki leluhur yang sama, yang menantang gagasan teologi penting bahwa manusia memegang tempat unik di [[alam semesta]].<ref>{{harvnb|Bowler|Morus|2005|pp=154–155}}</ref>]]
 
Charles Darwin menyadari reaksi keras dalam beberapa bagian komunitas saintifik melawan pernyataan yang dibuat dalam ''Vestiges of the Natural History of Creation'' bahwa manusia berkembang dari hewan lewat proses transmutasi. Sehingga, ia nyaris sepenuhnya menghiraukan topik [[evolusi manusia]] dalam ''On the Origin of Species''. Disamping pengabaian tersebut, masalah tersebut tampil menonjol dalam debat menyusul publikasi buku tersebut. Selama sebagian besar paruh pertama abad ke-19, komunitas saintifik meyakini bahwa, meskipun geologi menunjukkan bahwa Bumi dan kehidupan sangat tua, manusia muncul mendadak beberapa ribu tahun sebelum saat ini. Namun, serangkaiain penemuan arkeologi pada 1840an dan 1850an menunjukkan alat-alat batu yang diasosiasikan dengan sisa-sisa hewan punah. Pada awal 1860an, sesuai dengan yang dijelaskan dalam buku 1863 Charles Lyell ''[[Geological Evidences of the Antiquity of Man]]'', banyak orang menerima bahwa manusia telah ada pada zaman pra-sejarah—yang terbentang beberapa ribu tahun sebelum permulaan sejarah tertulis. Pandangan sejarah manusia tersebut lebih tumpang tindih dengan asal muasal evolusi untuk manusia ketimbang pandangan yang lebih lama. Di sisi lain, pada waktu itu, tak ada bukti fosil yang menunjukkan evolusi manusia. Satu-satunya fosil manusia yang ditemukan sebelum penemuan [[Manusia Jawa]] pada 1890an adalah anatomi manusia modern atau [[Neanderthal]] yang terlalu dekat, khususnya dalam karakteristik kritikal dari kapasitas kranial, dengan manusia modern yang membuat mereka dianggap perantara antara manusia dan primata lainnya.<ref name="Bowler207-216">{{harvnb|Bowler|2003|pp=207–216}}</ref>
Baris 178:
 
=== Alternatif dari seleksi alam ===
[[Berkas:Titanothere Osborn.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Foto dari buku 1917 [[Henry Fairfield Osborn]] ''Origin and Evolution of Life'' menunjukkan model-model yang menggambarkan evolusi cula [[Brontotheriidae|Titanothere]] sepanjang waktu, yang Osborn klaim merupakan contoh dari tren [[ortogenesis|ortogenetik]] dalam evolusi.<ref>{{harvnb|Osborn|1917|p=264, Fig. 128: "Stages in the Evolution of the Horn in the Titanothere"}}</ref>]]
 
Konsep evolusi banyak diterima di lingkup saintifik dalam beberapa tahun publikasi ''Origin'', namun penerimaan seleksi alam sebagai mekanisme penggeraknya kurang tersebar. Empat alternatif besar untuk seleksi alam pada akhir abad ke-19 adalah [[evolusi teistik]], [[neo-Lamarckisme]], [[ortogenesis]], dan [[saltationisme]]. Alternatif-alternatif yang didukung oleh para biologis pada waktu yang lain meliputi [[strukturalisme]], [[teleologi dalam biologi|teleologi]] dari [[Georges Cuvier]] selain fungsionalisme non-evolusi, dan [[vitalisme]].
Baris 189:
 
Saltationisme adalah gagasan bahwa spesies baru timbul sebagai hasil dari mutasi besar. Ini dipandang sebagai alternatif yang lebih cepat untuk konsep Darwinian dari proses bertahap variasi acak kecil yang terjadi pada seleksi alam, dan populer di kalangan pakar genetik awal seperti [[Hugo de Vries]], [[William Bateson]], dan pada awal karirnya, [[Thomas Hunt Morgan]]. Ini menjadi dasar dari [[mutasionisme|teori mutasi]] evolusi.<ref name="Larson105-129" /><ref name="Bowler196-250" />
[[Berkas:Sexlinked inheritance white.jpg|rightka|thumbjmpl|Diagram dari buku 1919 [[Thomas Hunt Morgan]] ''The Physical Basis of Heredity'', menunjukkan pewarisan terkait jenis kelamin dari mutasi mata putih pada ''[[Drosophila melanogaster]]'']]
 
=== Mendelian genetik, biometrik, dan mutasi ===
Baris 206:
 
=== Sintesis modern ===
[[Berkas:Modern Synthesis.svg|thumbjmpl|upright=1.5|Beberapa gagasan besar tentang [[evolusi]] datang bersamaan dalam [[genetik populasi]] dari awal abad ke-20 untuk membentuk sintesis modern, yang meliputi [[variasi genetik]], [[seleksi alam]], dan pewarisan partikulasi ([[genetik Mendelian|Mendelian]]). Ini mengakhiri [[gerhana Darwinisme]] dan menimbulkan beragam [[alternatif Darwinisme|teori evolusi non-Darwinian]].]]
 
Dalam beberapa dekade pertama dari abad ke-20, kebanyakan naturalis lapangan meyakini bahwa [[alternatid Darwinisme|mekanisme alternatif evolusi]] seperti Lamarckisme dan ortogenesis menyediakan penjelasan terbaik untuk kompleksitas yang mereka amati pada makhluk hidup. Namun karena bidang genetik terus berkembang, pandangan tersebut menjadi kurang mendasar.<ref>{{harvnb|Mayr|Provine|1998|pp=295–298, 416}}</ref> [[Theodosius Dobzhansky]], seorang tenaga kerja pasca-doktoral di lab milik Thomas Hunt Morgan, dipengaruhi oleh hasil kerja pada keragaman genetik dari para pakar genetik [[Rusia]] seperti [[Sergei Chetverikov]]. Ia membantu menjembatani perpecahan antara fonasi [[mikroevolusi]] yang dikembangkan oleh para pakar genetik populasi dan susunan [[makroevolusi]] yang diamati oleh pakar biologi lapangan, dengan buku tahun 1937 buatannya ''[[Genetics and the Origin of Species]]''. Dobzhansky menguji keragaman genetik dari populasi liar dan menunjukkan bahwa, brseberangan dengan asumsi para pakar genetik populasi, populasi tersebut memiliki sejumlah besar keragaman genetik, dengan menandai perbedaan antar sub-populasi. Buku tersebut juga mencantumkan hasil kerja matematika tingkat tinggi dari pakar genetik populasi dan menempatkannya dalam bentuk yang lebih dapat diakses. Di Inggris, [[E. B. Ford]], pionir [[genetik ekologi]], terus mendemonstrasikan kekuatan seleksi sepanjang 1930an dan 1940an karena faktor-faktor ekologi meliputi kemampuan untuk mengutamakan keragaman genetik melalui [[polimorfisme (biologi)|polimorfisme]] seperti [[golongan darah]] manusia. Karya Ford kemudian berkontribusi pada peralihan pada sintesis modern menuju seleksi alam atas laju genetik.<ref name="Bowler325-339" /><ref name="Larson221-243" /><ref>{{harvnb|Mayr|1988|p=402}}</ref><ref>{{harvnb|Mayr|Provine|1998|pp=338–341}}</ref>
Baris 222:
 
== Akhir abad ke-20 ==
=== Pandangan terpusat gen ===
{{Main|Pandangan evolusi terpusat gen}}
{{See also|Evolusi reproduksi seksual}}
Baris 239:
=== Proses dan wadah evolusi ===
{{See also|Spesiasi|Sejarah spesitasi}}
[[Berkas:CollapsedtreeLabels-simplified.svg|thumbjmpl|Sebuah [[pohon filogenetik]] menunjukkan [[sistem tiga domain]]. [[Eukariot]] diarnai merah, [[arkea]] diwarnai hijau, dan [[bakteria]] diwarnai biru]]
Salah satu debat paling berpengaruh yang timbul pada 1970an adalah seputar teori [[ekuilibrium terpunktuasi]]. [[Niles Eldredge]] dan Stephen Jay Gould memproporsalkan bahwa terdapat susunan spesies fosil yang masih banyak tak berubah untuk periode panjang (yang mereka sebut ''stasis''), terinterspersasi dengan periode yang relatif singkat dari perubahan cepat pada spesiasi.<ref name="pe1972">{{harvnb|Eldredge|Gould|1972|pp=82–115}}</ref><ref>{{cite journal |last=Gould |first=Stephen Jay |date=July 19, 1994 |title=Tempo and mode in the macroevolutionary reconstruction of Darwinism |url=http://www.pnas.org/content/91/15/6764.full.pdf+html |format=PDF |journal=[[Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|PNAS USA]] |volume=91 |issue=15 |pages=6764–6771 |bibcode=1994PNAS...91.6764G |doi=10.1073/pnas.91.15.6764 |pmc=44281 |pmid=8041695 |accessdate=2014-11-02 |ref=harv}}</ref> Penunjangan dalam metode-meotde [[sekuensi]] menghasilkan peningkatan besar dari genome tersekuensi, membolehkan pengujian dan penyempurnaan ulang teori-teori evolusi memakai sejumlah besar data genome.<ref>{{cite journal |last1=Pollock |first1=David D. |last2=Eisen |first2=Jonathan A. |authorlink2=Jonathan Eisen |last3=Doggett |first3=Norman A. |last4=Cummings |first4=Michael P. |date=December 2000 |title=A case for evolutionary genomics and the comprehensive examination of sequence biodiversity |url=http://mbe.oxfordjournals.org/content/17/12/1776.full |journal=[[Molecular Biology and Evolution]] |volume=17 |issue=12 |pages=1776–1788 |pmid=11110893 |doi=10.1093/oxfordjournals.molbev.a026278 |ref=harv}}</ref> Perbandingan antar genome menyediakan penglihatan dalam mekanisme molekuler dari spesiasi dan adaptasi.<ref>{{cite journal |last=Koonin |first=Eugene V. |authorlink=Eugene Koonin |date=December 2005 |title=Orthologs, paralogs, and evolutionary genomics |journal=[[Annual Review of Genetics]] |volume=39 |pages=309–338 |doi=10.1146/annurev.genet.39.073003.114725 |oclc=62878927 |pmid=16285863 |ref=harv}}</ref><ref>{{cite journal |last1=Hegarty |first1=Matthew J. |last2=Hiscock |first2=Simon J. |date=February 2005 |title=Hybrid speciation in plants: new insights from molecular studies |journal=[[New Phytologist]] |volume=165 |issue=2 |pages=411–423 |doi=10.1111/j.1469-8137.2004.01253.x |pmid=15720652 |ref=harv}}</ref> Analisis genomik tersebut memproduksi perubahan fundamental dalam pemahaman sejarah evolusi kehidupan, seperti proporsal sistem tiga domain oleh [[Carl Woese]].<ref name="Woese">{{cite journal |last1=Woese |first1=Carl R. |authorlink1=Carl Woese |last2=Kandler |first2=Otto |authorlink2=Otto Kandler |last3=Wheelis |first3=Mark L. |authorlink3=Mark Wheelis |date=June 1, 1990 |title=Towards a natural system of organisms: proposal for the domains Archaea, Bacteria, and Eucarya |url=http://www.pnas.org/content/87/12/4576.full.pdf+html |format=PDF |journal=[[Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|PNAS USA]] |volume=87 |issue=12 |pages=4576–4579 |bibcode=1990PNAS...87.4576W |doi=10.1073/pnas.87.12.4576 |pmc=54159 |pmid=2112744 |accessdate=2014-11-04 |ref=harv}}</ref> Pergerakan dalam perangkat lunak dan keras komputasional membolehkan pengujian dan ekstrapolasi dari peningkatan kemajuan model-model evolusi dan perkembangan bidang [[biologi sistem]].<ref>{{cite journal |last=Medina |first=Mónica |date=May 3, 2005 |title=Genomes, phylogeny, and evolutionary systems biology |journal=[[Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|PNAS USA]] |volume=102 |issue=Suppl 1 |pages=6630–6635 |bibcode=2005PNAS..102.6630M |doi=10.1073/pnas.0501984102 |pmc=1131869 |pmid=15851668 |ref=harv}}</ref> Salah satu hasilnya telah menjadi pertukaran gagasan antara teori evolusi biologi dan bidang [[sains komputer]] yang dikenal sebagai [[komputasi evolusi]] yang sekarang membolehkan modifikasi seluruh genome, memajukan kajian evolusi menuju tinggal dimana eksperimen mendatang melibatkan penciptaan organisme sintetis secara keseluruhan.<ref>{{cite journal |last1=Benner |first1=Steven A. |authorlink1=Steven A. Benner |last2=Sismour |first2=A. Michael |date=July 2005 |title=Synthetic biology |journal=[[Nature Reviews Genetics]] |volume=6 |issue=7 |pages=533–543 |doi=10.1038/nrg1637 |pmid=15995697 |ref=harv}}</ref>
 
Baris 255:
 
Dtaa molekuler terkait mekanisme dalam [[biologi perkembangan|perkembangan]] yang melapisi terakumulasi secara cepat pada 1980an dan 1990an. Ini menjelaskan bahwa keragaman morfologi hewan bukanlah hasil dari set protein berbeda yang meregulasi perkembangan hewan berbeda, namun dari perubahan dalam penyimpanan sejumlah kecil protein yang umum di semua hewan.<ref>{{cite journal |last1=True |first1=John R. |last2=Carroll |first2=Sean B. |authorlink2=Sean B. Carroll |date=November 2002 |title=Gene co-option in physiological and morphological evolution |journal=[[Annual Review of Cell and Developmental Biology]] |volume=18 |pages=53–80 |doi=10.1146/annurev.cellbio.18.020402.140619 |pmid=12142278 |ref=harv}}</ref> Protein-protein tersebut menjadi dikenal sebagai "[[biologi perkembangan evolusi#Alat pengembangan genetik|alat pengembangan genetik]]."<ref>{{cite journal |last1=Cañestro |first1=Cristian |last2=Yokoi |first2=Hayato |last3=Postlethwait |first3=John H. |date=December 2007 |title=Evolutionary developmental biology and genomics |journal=[[Nature Reviews Genetics]] |volume=8 |issue=12 |pages=932–942 |doi=10.1038/nrg2226 |pmid=18007650 |ref=harv}}</ref> Sudut pandang semacam itu mempengaruhi disiplin-disiplin [[filogenetik]], paleontologi dan biologi perkembangan komparatif, dan menimbulkan disiplin baru dari biologi perkembangan yang juga dikenal sebagai ''evo-devo''.<ref>{{cite journal |last1=Baguñà |first1=Jaume |last2=Garcia-Fernàndez |first2=Jordi |year=2003 |title=Evo-Devo: the long and winding road |url=http://www.ijdb.ehu.es/web/paper.php?doi=14756346 |journal=[[The International Journal of Developmental Biology]] |volume=47 |issue=7–8|pages=705–713 |pmid=14756346 |accessdate=2014-11-04 |ref=harv}}
* {{cite journal |last=Gilbert |first=Scott F. |year=2003 |title=The morphogenesis of evolutionary developmental biology |url=http://www.chd.ucsd.edu/_files/fall2008/Gilbert.2003.IJDB.pdf |format=PDF |journal=[[The International Journal of Developmental Biology]] |volume=47 |issue=7–8 |pages=467–477 |pmid=14756322 |accessdate=2014-11-04 |ref=harv}}</ref>
 
== Abad ke-21 ==
Baris 274:
 
Teori metafisika [[Poin Omega]] buatan [[Pierre Teilhard de Chardin]], yang ditemukan dalam bukunya ''[[The Phenomenon of Man]]'' (1955),<ref>{{harvnb|Teilhard de Chardin|1959}}
* {{cite web |url=http://jacques.abbatucci.pagesperso-orange.fr/thephenomenon.htm |title=Teilhard de Chardin: The Phenomenon of Man: a Compendium |last=Abbatucci |first=Jacques Severin |accessdate=2015-06-15}}</ref> mendeskripsikan perkembangan bertahap dari alam semesta dari partikel subatomik sampai masyarakat manusia, yang ia pandang sebagai tahap dan tujuan akhirnya, sebuah bentuk [[ortogenesis]].<ref>{{cite journal |last1=Castillo |first1=Mauricio |date=March 2012 |title=The Omega Point and Beyond: The Singularity Event |url=http://www.ajnr.org/content/33/3/393.full.pdf |format=PDF |journal=[[American Journal of Neuroradiology]] |volume=33 |issue=3 |pages=393–395 |doi=10.3174/ajnr.A2664 |pmid=21903920 |accessdate=2015-06-06}}</ref>
 
=== Hipotesis Gaia ===