Sitor Situmorang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 40:
 
A. Teeuw menyebutkan bahwa Sitor Situmorang menjadi penyair Indonesia terkemuka setelah meninggalnya Chairil Anwar. Sitor menjadi semakin terlibat dalam ideologi perjuangan pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, sebagai pengagum Presiden Soekarno, benar-benar melepaskan kesetiaanya kepada Angkatan '45 khususnya Chairil Anwar, pada masa ini.<ref name="sitor3">{{cite book|last = Teeuw|first = Teeuw|title = Modern Indonesian Literature|publisher = Martinus Nijhoff|location = The Hague|year = 1979|isbn = 9024723086|page = 2-3 }}</ref>
 
Sajak, cerita pendek, drama, cerita film, esai, dan kritik sastranya dianggap memberikan sumbangsih penting bagi pembaruan dalam alam seni kebudayaan Indonesia. Tidak saja isi, tema, kata-kata, dan irama yang baru, Sitor juga membawakan kekayaan batin dari pemikiran-pemikirannya.<ref>{{Cite web|url=http://www.sastra.xyz/2018/02/biografi-sitor-situmorang.html|title=Biografi Sitor Situmorang|website=www.sastra.xyz|access-date=2018-07-15}}</ref>
 
Ia pernah menetap di [[Singapura]] (1943), [[Amsterdam]] (1950-1951), [[Paris]] (1951-1952), dan pernah mengajar bahasa Indonesia di [[Universitas Leiden]], [[Belanda]] (1982-1990) dan bermukim di [[Islamabad]], [[Pakistan]] (1991) dan Paris.<ref name="sitor"> {{id}} {{cite book|last = Rampan|first = Korrie|title = Leksikon susastra Indonesia|publisher = Balai Pustaka|location = Jakarta|year = 2000|isbn = 9796663589|page =426 }} </ref>