Lokomotif B25: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Lokomotif
|name =B25
|image =B2502_Locomotive_-_Amabarawa_-_IndonesiaB25_02.jpg
|caption =B25/NIS 233
|powertype =[[Uap]]
Baris 35:
Lokomotif ini berbahan bakar kayu [[jati]] untuk mendidihkan air dan menggerakkan piston-piston. B 25 memiliki empat silinder, dua di antaranya hanya untuk menggerakkan roda gigi. Bahan bakar kayu jati yang dipergunakan dalam lokomotif ini dapat merebus hingga 2.850 liter air. Sebelum pengoperasian, ketel uap harus dipanaskan sekitar tiga jam agar ketel mencapai titik puncak pemanasan untuk menggerakkan roda-rodanya pada suhu ±235 °C. B 25 dapat melaju hingga 30 km/jam untuk jalur datar.
 
Saat ini masih tersisa 3 (tiga) unit lokomotif uap seri B25 yang masih bisa dijumpai yaitu lokomotif uap B25 02 dan B25 03 yang masih operasional untuk melayani kereta wisata rute Ambarawa – Bedono sedangkan lokomotif uap B25 01 menjadi monumen statis di Monumen Palagan Ambarawa (penanda kepahlawanan dan perjuangan), perlu diketahui bahwa Lokomotif B25 01 dalam peletakkannya di Monumen Palagan, lokomotif berjalan secara normal menggunakan rel portabel dari [[Stasiun Ambarawa]] menuju Monumen Palagan, secara teknis lokomotif ini dalam kondisi baik. Lokomotif di Indonesia yang juga memiliki gigi adalah [[E10|E 10]] yang masih beroperasi namun juga untuk layanan kereta wisata yang diberi nama [[kereta api Mak Itam|Mak Itam]], serta [[Lokomotif BB204]].<ref>[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=3090 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Lokomotif B25]</ref>
 
== Galeri ==
<gallery>
B2502_Locomotive_-_Amabarawa_-_Indonesia.jpg|Lokomotif B2502 di peron Stasiun Ambarawa
 
</gallery>
== Referensi ==
{{commonscat|Steam locomotives of Indonesia}}