Katapel pesawat terbang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
Masalah jadi berubah ketika para ahli perang berniat mengusung jet tempur ke atas geladak. Jet tempur memiliki karakteristik yang berbeda. Umumnya jet tempur membutuhkan kecepatan yang sangat tinggi, diatas 150 knot. Dengan segala kemampuannya, sulit bagi jet tempur untuk mencapai kecepatan tinggal landasnya itu dalam jarak tidak lebih dari 100 meter. Untuk itu dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi untuk mempercepat akselerasi pesawat. Alat ini dikenal sebagai katapel.
Sebetulnya system katapel sudah dikembangkan sejak perang dunia. Ketika itu telah pula diterapkan pada pesawat berbaling-baling. Hanya saja ketika itu teknologinya masih sangat sederhana.pada masa awal perkembangannya, katapel
Pada perkembangannya, system katapel model rel ini dinilai kurang efisien karena untuk menerbangkan sebuah pesawat saja memerlukan waktu yang lama. Akibatnya berkembang katapel model baru yang antara lain dikembangkan oleh AL AS. Sistem baru ini menempatkan alat pelontar diatas geladak. Dan system ini berkembang menjadi katapel bertenaga hidrolik.
Baris 27:
Kotak pendarat yang amat pendek jelas menuntut prosedur pendaratan yang amat berbeda dengan mendarat di tanah lapang. Bila di tanah lapang, kecepatan boleh dibuat serendah mungkin, mendarat di kapal induk kecepatan pesawat dijaga agar tetap tinggi. Minimal diatas kecepatan stall atau setinggi kecepatan pada saat tinggal landas. Pada pesawat F-18 Hornet sekitar 150-160 knot.
Uniknya, setelah roda menyentuh permukaan dan hook terkait pada salah satu kabel, bukan rem yang diinjak, melainkan membuka throttle selebar mungkin.
== Lihat pula ==
|