Kapal induk Jepang Taihō: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
→‎Tugas: nasib
Baris 6:
 
== Tugas ==
 
[[Berkas:Japanese aircraft carrier Taiho 01.jpg|jmpl|258x258px|taiho bersama [[Kapal induk Jepang Shōkaku]]]]
Taihō secara resmi ditugaskan pada tanggal 7 Maret 1944. Setelah beberapa minggu diuji coba di Laut Pedalaman Jepang, ia dikirim ke [[Singapura]] dan tiba disana pada 5 April. Taihō kemudian pindah ke Lingga, sebuah pelabuhan angkatan laut dari [[Sumatera]], di mana ia bergabung dengan kapal induk veteran {{ship|Kapal induk Jepang|Shōkaku||2}} dan {{ship|Kapal induk Jepang|Zuikaku||2}} di Divisi Induk Pertama dan Satuan Tugas Bergerak Pertama.
 
Ketiga kapal induk tersebut terlibat dalam bertugas sampai dengan berlatih peluncuran pesawat dan operasi pemulihan dan bertindak sebagai sasaran serangan udara mock dipentaskan dari Singapura lapangan udara oleh pesawat mereka sendiri. Pada tanggal 15 April, Wakil Laksamana Jisaburo Ozawa resmi ditransfermentransfer posisi kapal bendera dari [[Kapal induk Jepang Shōkaku|Shōkaku]] untukmenjadi Taihō, untukyang mengambilmemiliki keuntunganfasilitas dariruang fasilitaskomando perintahyang pengangkutlebih luasekstensif. Tak lama kemudian, Satuan Tugas Bergerak Pertama berangkat dari Lingga dan tiba pada 14 Mei di Tawi-Tawi (lepas [[KalimaantanKalimantan]]), di mana armada langsung bisa mengisi bahan bakar dengan tidak dimurnikan minyak mentah [[Pulau Tarakan]] dan menunggu eksekusi rencana Kantai Kessen ("pertempuran yang menentukan") yang dikenal sebagai Operasi A-GO.
 
== Nasib ==
Pada 19 Juni 1944, Taihou merupakan salah satu dari sembilan kapal induk IJN yang terlibat dalam Battle of the Philippine Sea. Wakil Admiral Jizaburo Ozawa menggunakan strategi yang disebut sebagai 'Outrange', sebuah strategi dimana kesembilan kapal induk tersebut mengirim pesawat-pesawatnya dari jarak yang sangat jauh ke arah armada Amerika yang sudah diketahui lokasinya sebelumnya oleh kelimapuluh pesawat fighter 'Zero' dari Pangkalan Guam yang sudah lebih dulu menyerang TF-58 (Task Force 58) Amerika.
 
Namun, radar yang dimiliki Amerika dapat mendeteksi kedatangan pasukan udara Jepang lebih dulu 240 km dari tempat mereka. Sehingga TF-58 dapat segera bereaksi dan mencegat mereka di titik 110 km dari tempat mereka; keberhasilan mereka mencegat pasukan udara Jepang juga karena adanya keterlambatan 10 menit yang fatal dari pasukan Jepang yang memutuskan untuk memutar lebih dulu untuk mengatur formasinya.
 
Dalam pertempuran udara ini, Taihou mengirim 16 fighter 'Zero', 17 dive bomber 'Suisei', dan 9 torpedo bomber 'Tenzan' pada gelombang kedua pengiriman pasukan udara. Tanpa disadarinya, kapal selam Amerika USS Albacore yang sudah mendeteksi keberadaan Armada Ozawa sejak awal telah berada di posisi strategisnya untuk menembakkan enam torpedo ke arah Taihou. Satu torpedo gagal sampai karena dihalangi lajunya oleh satu fighter Taihou yang sempat melihat laju torpedo tersebut dan menenggelakan dirinya untuk meledakkan torpedo itu.
 
Empat torpedo lainnya meleset, namun satu torpedo berhasil mengenai Taihou dan membuat retak tangki sumber bahan bakarnya serta membuat macet elevator yang ada di antara dek penerbangannya dan hangar dek bagian teratasnya. Seiring dengan semakin turunnya posisi Taihou karena air laut yang mulai membanjiri badannya, semakin bercampurlah air laut itu dengan bahan bakar kapal serta bensin untuk pesawat. Setelah beberapa penanganan yang dianggap perlu, Ozawa memutuskan untuk kembali melanjutkan pengiriman pasukan udara Taihou sampai dengan dua gelombang berikutnya.
 
Ia tak menyadari bahwa penguapan [[gas]] dari [[bensin]] pesawat yang sebelumnya tumpah semakin lama semakin parah dan pekat akibat struktur desain dalam hangar Taihou yang tertutup rapat. Apalagi ditambah dengan kesalahan kepala kru damage control yang memerintahkan untuk membuka semua ventilasi yang tersedia, yang justru mempercepat penyebaran gas tersebut ke seluruh sudut ruang yang ada di dalam Taihou. Enam setengah jam setelah torpedo tersebut mengenainya, sebuah ledakan kejut di dalam Taihou memicu ledakan lebih besar dari gas yang sudah menyebar tersebut. Bahkan ledakannya sampai membuat dek penerbangannya sempat lepas dan terangkat sebentar, serta membuat Taihou lumpuh total dan hanya tinggal menunggu maut menjemputnya.
 
Ozawa berniat mati bersama dengan Taihou untuk mempertanggungjawabkan kesalahannya, namun ia dicegah oleh anak buahnya dan dibawa ke {{ship|Kapal penjelajah Jepang|Haguro||1}} yang menjadi kapal bendera pengganti Taihou untuk sementara. Setelah berhasil dibawa ke Haguro, Ozawa kembali melihat Taihou meledak sekali lagi dengan sangat hebatnya sampai menggetarkan laut dan langit di perairan tersebut dan sebelum akhirnya tenggelam bersama dengan 1650 kru kapalnya di tempat itu.
 
== Bibiliografi ==