Keberlanjutan: Perbedaan antara revisi

kemampuan suatu sistem untuk bertahan tanpa batas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Sustainability"
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 21 November 2017 07.11

Dalam ekologi, keberlanjutan {{lang-en|sustainablity}}' (berasal dari kata 'sustain' yang artinya 'keberlanjutan' dan ability' yang artinya 'kemampuan') adalah sistem biologis yang tetap menghidupi keanekaragaman hayati dan produktivitas tanpa batas. Lahan dan hutan basah yang sehat dan berumur panjang adalah contoh sistem biologi berkelanjutan. Dalam istilah yang lebih umum, keberlanjutan adalah daya tahan sistem dan proses. Prinsip pengorganisasian keberlanjutan adalah pembangunan berkelanjutan, yang mencakup empat ranah yang saling berhubungan: ekologi, ekonomi, politik dan budaya.[1] Ilmu keberlanjutan adalah kajian tentang pembangunan berkelanjutan dan ilmu lingkungan.[2]

A view of the Earth from space.
Dengan keberlanjutan akan memungkinkan Bumi yang terus mendukung kehidupan manusia.

Kesinambungan juga dapat didefinisikan sebagai proses sosio-ekologis yang ditandai dengan pencapaian cita-cita yang sama.[3] Cita-cita menurut definisinya tak terjangkau dalam ruang dan waktu tertentu. Namun, dengan terus-menerus dan pendekatan dinamis, proses tersebut menghasilkan sistem yang berkelanjutan.

Ekosistem dan lingkungan yang sehat diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia dan organisme lainnya. Cara mengurangi dampak negatif manusia adalah rekayasa kimia ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya lingkungan dan perlindungan lingkungan. Informasi diperoleh dari kimia hijau, ilmu bumi, ilmu lingkungan dan biologi konservasi. Ilmu ekologi mempelajari bidang penelitian akademis yang bertujuan untuk mengatasi ekonomi manusia dan ekosistem alamiah.[4]

Sawah Batad, situs Warisan Dunia Filipina -UNESCO

Keberlanjutan juga merupakan tantangan sosial yang melibatkan hukum internasional dan nasional, perencanaan kota dan transportasi, gaya hidup lokal dan individual, serta konsumerisme etis. Cara hidup yang lestari dapat mengambil banyak bentuk dari menata ulang kondisi kehidupan (misalnya, perkampungan dan kotamadya hijau, serta kota berkelanjutan), mengkaji ulang sektor ekonomi (permakultur, bangunan hijau, pertanian berkelanjutan), atau praktik kerja (arsitektur berkelanjutan), yang menggunakan sains untuk mengembangkan teknologi baru (seperti teknologi hijau, energi terbarukan dan fisi dan daya fusi berkelanjutan), atau merancang sistem dengan cara yang fleksibel dan reversibel,[5][6] dan menyesuaikan gaya hidup individu yang melestarikan sumber daya alam.[7]

"Istilah 'keberlanjutan' harus dipandang sebagai sasaran manusia menuju keseimbangan ekosistem manusia itu sendiri (homeostasis), sementara 'pembangunan berkelanjutan' mengacu pada pendekatan holistik dan proses sementara yang membawa kita pada titik akhir keberlanjutan." (305)[8] Terlepas dari meningkatnya popularitas penggunaan istilah 'keberlanjutan', kemungkinan besar masyarakat akan mencapai kelestarian lingkungan, yang terus berlanjut, dalam kaitannya dengan degradasi lingkungan, perubahan iklim, konsumsi berlebihan, pertumbuhan populasi dan pertumbuhan ekonomi yang tak terbatas dalam sistem tertutup.[9][10]

Catatan kaki

  1. ^ James, Paul; Magee, Liam; Scerri, Andy; Steger, Manfred B. (2015). Urban Sustainability in Theory and Practice:. London: Routledge. ; Liam Magee; Andy Scerri; Paul James; Jaes A. Thom; Lin Padgham; Sarah Hickmott; Hepu Deng; Felicity Cahill (2013). "Reframing social sustainability reporting: Towards an engaged approach". Environment, Development and Sustainability. Springer. 
  2. ^ Lynn R. Kahle, Eda Gurel-Atay, Eds (2014). Communicating Sustainability for the Green Economy. New York: M.E. Sharpe. ISBN 978-0-7656-3680-5. 
  3. ^ Wandemberg, JC (August 2015). Sustainable by Design. Amazon. hlm. 122. ISBN 1516901789. Diakses tanggal 16 February 2016. 
  4. ^ Bakari, Mohamed El-Kamel. The Dilemma of Sustainability in the Age of Globalization: A Quest for a Paradigm of Development. New York: Lexington Books, 2017. ISBN 978-1498551397
  5. ^ Fawcett, William; Hughes, Martin; Krieg, Hannes; Albrecht, Stefan; Vennström, Anders (2012). "Flexible strategies for long-term sustainability under uncertainty". Building Research. 40 (5): 545–557. doi:10.1080/09613218.2012.702565. 
  6. ^ Zhang, S.X.; V. Babovic (2012). "A real options approach to the design and architecture of water supply systems using innovative water technologies under uncertainty" (PDF). Journal of Hydroinformatics. 
  7. ^ Black, Iain R.; Cherrier, Helene (2010). "Anti-consumption as part of living a sustainable lifestyle: Daily practices, contextual motivations and subjective values" (PDF). Journal of Consumer Behaviour. 9 (6): 437. doi:10.1002/cb.337. 
  8. ^ Shaker, R.R. (2015). "The spatial distribution of development in Europe and its underlying sustainability correlations". Applied Geography. 63: 304–314. doi:10.1016/j.apgeog.2015.07.009. 
  9. ^ State of the World 2013: Is Sustainability Still Possible? worldwatch.org
  10. ^ Strong sustainable consumption governance — precondition for a degrowth path? degrowth.org