Arsitektur berkelanjutan

Arsitektur berkelanjutan atau seni bina berkelanjutan (bahasa Inggris: sustainable architecture atau dikenal juga green architecture)[1] adalah arsitektur yang berusaha untuk meminimalkan dampak negatif lingkungan bangunan dengan efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, tenaga, dan ruang pengembangan dan ekosistem secara luas. Arsitektur berkelanjutan menggunakan pendekatan sadar untuk konservasi tenaga dan ekologis dalam desain lingkungan binaan[2] atau teori, sains dan gaya bangunan yang dirancang dan dibangun sesuai dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan.[3]

Hanging gardens di One Central Park, Sydney
Energy-plus-houses di Freiburg-Vauban Jerman

Gagasan keberlanjutan, atau rancangan ekologis, adalah untuk memastikan bahwa tindakan dan keputusan kita saat ini tidak menghalangi peluang generasi mendatang[4] Dalam hal kelayakan arsitektur berkelanjutan atau green building,[1] tiga prinsip harus dipertimbangkan: 1. Lingkungan 2. Ekonomi dan 3. Sosial.[5]

Penggunaan tenaga berkelanjutan

sunting
 
Rumah pangsa K2 berkelanjutan di Windsor, Victoria, Australia oleh DesignInc (2006) menonjolkan rancangan pasif surya, bahan daur ulang dan berkelanjutan, sel fotovoltaik, pengolahan air limbah, pengumpulan air hujan dan air panas matahari.

Daya guna tenaga pada seluruh siklus kehidupan dari suatu bangunan adalah tujuan paling penting dari arsitektur berkelanjutan. Arsitek menggunakan beberapa teknik pasif dan aktif yang berbeda untuk mengurangi kebutuhan tenaga bangunan dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menangkap atau menghasilkan tenaga mereka sendiri.[6] Salah satu kunci untuk mengeksploitasi sumber daya lingkungan setempat dan tenaga yang memengaruhi berhubungan dengan faktor-faktor antara lain waktu siang hari, keuntungan panas matahari, dan ventilasi adalah menggunakan analisis situs.

Penerapan green architecture

sunting

1) Memiliki konsep High Perfomance Building & Earth Friendly.

a. Dapat dilihat dari dinding bangunan, terdapat kaca di beberapa bagiannya. Fungsinya adalah untuk menghemat penggunaan listrik untuk bangunan terutama dari segi pencahayaan dari lampu.

b. Menggunakan tenaga alam seperti angin, sebagai penyejuk lingkungan.

c. Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti keramik dengan motif kasar pada lantai untuk mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari dinding yang berkaca.

d. Kolam air di sekitar bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembap.

2) Memiliki konsep berkelanjutan Pembangunannya sangat dikonsepkan, menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat terbatas, dengan konsep alamiah, dipadukan dengan konsep teknologi canggih, bangunan ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan sekitar yang ada.

3) Memiliki konsep Future Healthly.

a. Dapat dilihat dari beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan, membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena beberapa penghijauan dapat digunakan sebagai penahan kebisingan.

b. Dinding bangunan curtain wall dilapisi alumunium dapat berguna untuk UV protector untuk bangunan itu sendiri. Tentunya ini semua dapat memberi efek positif untuk kehidupan.

c. Pada bagian atap gedung, terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai atas. Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik untuk lift atau eskalator.

d. Tentu lebih menyehatkan, selain sejuk pada atap bangunan terdapat rumput yang digunakan sebagai green roof, pengguna juga mendapatkan sinar matahari.

4) Memiliki konsep Climate Supportly. Dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara.

5) Memiliki konsep Aesthetic Usefully. Penggunaan green roof pada kampus ini, selain untuk keindahan dan agar terlihat menyatu dengan alam, juga dapat digunakan sebagai water catcher sebagi proses pendingin ruangan alami karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung. Ini juga menurunkan suhu panas di siang hari dan sejuk di malam hari untuk lingkungan sekitarnya. Desainnya yang melengkung digunakan agar penyerapan matahari oleh kulit bangunan dapat di minimalisasikan.[7]

Catatan kaki

sunting