Tiga Dara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k penambahan / perubahan redaksional sehingga lebih mudah dipahami
Baris 28:
'''''Tiga Dara''''' adalah sebuah film komedi musikal berbahasa Indonesia tahun [[1957]] yang dibintangi oleh [[Chitra Dewi]], [[Mieke Wijaya]], dan [[Indriati Iskak]]. Disutradarai oleh [[Usmar Ismail]] untuk [[Perfini]].
 
Diproduksi menggunakan dana pemerintah dan ditulis dalam upaya membangkitkan Perfini dari keterpurukan, ''Tiga Dara'' ditujukan untuk komersial meskipun Ismail tidak setuju dengan karya-karya semacam itu. Setelah dirilis pada bulan Agustus 1957, film tersebut meraihmencapai puncak ketenaran yang tinggi, meluncurkan karier-karier para bintangnya, masuk box office tertinggi dari film Perfini manapun, dan ditayangkan di bioskop-bioskop kelas satu. Namun, meskipun ''Tiga Dara'' ditampilkan di [[Festival Film Venesia]] 1959 dan meraih Tata Musik Terbaik di [[Festival Film Indonesia]] 1960, Ismail menganggap karya tersebut melenceng dari visi awalnya untukawal Perfini.
 
Sejak perilisannya, ''Tiga Dara'' dianggap menjadi karya klasik dari perfilman Indonesia, dengan tema-tema yang masih relevan dengan masyarakat Indonesia modern. Film tersebut diremake dengan judul ''Tiga Dara Mencari Cinta'' pada 1980 oleh Djun Saptohadi dan mempengaruhi ''[[Pacar Ketinggalan Kereta]]'' (1989) karya [[Teguh Karya]]. Sebuah remake kedua, ''Ini Kisah Tiga Dara'', yang diproduksi oleh [[Nia Dinata]] dan direncanakan dirilis pada September 2016. Pada 2015 ''Tiga Dara'' direstorasi dan dikonversi dalam bentuk digital [[4K]] oleh Laboratorium L'immagine Ritrovata dan tayang di bioskop pada bulan Agustus 2016.
Baris 56:
 
== Perilisan dan sambutan ==
''Tiga Dara'' tayang perdana pada bulan Agustus 1957 di Capitol Theatre, Jakarta.{{sfn|''Java-Bode'' 1957}} Didistribusikan oleh Perfini, film tersebut meraih ketenaransambutan yangpositif tinggidan mencapai puncak ketenaran{{sfn|Said|1982|p=57}} dan ditayangkan selama delpan minggu berturut-turut di bioskop-bioskop di seluruh kepulauan tersebut.{{sfn|Bahar|2016}} Karya tersebut masuk beberapa bioskop kelas satu yang berafiliasi dengan American Motion Picture Association of Indonesia (AMPAI) dan sebagian besar menampilkan film-film impor.{{efn|Hanya sedikit produksi domestik yang ditayangkan di bioskop kelas satu Indonesia. Film-film Indonesia lainnya yang ditayangkan di bioskop-bioskop yang berafiliasi dengan AMPAI pada 1950an meliputi ''[[Darah dan Doa]]'' (1950) dan ''[[Krisis (film)|Krisis]]'' (1953) karya Ismail, serta ''Djandjiku'' (1956) karya BK Raj {{harv|Imanda|2014|p=178}}.}}{{sfn|Imanda|2014|p=178}} Pada 20 September 1957, Presiden [[Sukarno]] menyelenggarakan penayangan pribadi film tersebut di [[Istana Bogor|Istana Presidensial di Bogor]] untuk hari ulang tahun istrinya, [[Hartini]].{{sfn|''Algemeen Indisch Dagblad'' 1957}} Kompetisi "Tiga Dara" antara kelompok tiga bersaudari diadakan di seluruh Jawa,{{sfn|Biran|2009|p=152}} dan istilahnya menjadi banyak digunakan sebagai nama produk-produk [[batik]], toko-toko, dan minuman-minuman.{{Sfn|Ismail|1983|p=135}} Film ini memenangkan penghargaan di [[Festival Film Indonesia]] tahun [[1960]] untuk tata musik terbaik (Sjaiful Bachri).{{sfn|Kristanto|2007|p=46}}
 
Negotiasi untuk mengirimkan ''Tiga Dara'' ke [[Federasi Malaya|Malaya]] dimulai setelah perilisannya, dan film tersebut diekspor, kembali meraih kesuksesan, dalam pertukaran untuk impor film Malaya ''Mega Mendung''.{{efn|Peristiwa tersebut tak lazim; umumnya tiga film Malaya diimpor untuk setiap film Indonesia yang diekspor {{harv|''Java-Bode'' 1957}}.}}<ref>{{harvnb|Ismail|1983|pp=135–136}}; {{harvnb|''Java-Bode'' 1957}}.</ref> Pada akhir 1950an, film tersebut ditayangkan di beberapa kota Italia, termausk [[Roma]], serta di Yugoslavia.{{Sfn|Ismail|1983|pp=135–136}} Setelah Floris Ammannati melihat penayangan Roma-nya, ia mengundang Ismail untuk menampilkan ''Tiga Dara'' di [[Festival Film Internasional Venesia ke-20|Festival Film Venesia 1959]]<!--on 26 August-->; Ismail menyepakatinya, meskipun ia menganggap penayangan Venesia-nya gagal.{{efn|Dalam laporannya tentang festival tersebut, Ismail menyatakan bahwa ''Tiga Dara'' gagal memukau para penonton karena film tersebut tidak memberikan subjudul apapun. Sehingga, para penonton tidak dapat mengikuti jalan ceritanya, meskipun mereka tetap menikmati musiknya {{harv|Ismail|1983|p=136}}.}}<ref>{{harvnb|Utama|Antosiamo|Indrayati|1987|p=163}}; {{harvnb|Ismail|1983|p=136}}.</ref> ''Tiga Dara'' ditayangkan di [[Nugini Belanda]] pada Agustus 1960{{sfn|''Nieuw Guinea Koerier'' 1960}} dan di [[Suriname]] pada Agustus 1963.{{sfn|''Niuew Suriname'' 1963}}