Abu Dawud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Imam Abu Dawud''' ({{tahun mati dan umur|817|888|hlahir=202 H|hmati=16 Syawal 275 H|tmati=[[Basrah]]}}) adalah salah seorang perawi [[haditshadis]], yang mengumpulkan sekitar 50.000 haditshadis lalu memilih dan menuliskan 4.800 di antaranya dalam kitab [[Sunan Abu Dawud]]. Nama lengkapnya adalah '''Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani'''. Untuk mengumpulkan haditshadis, dia bepergian ke [[Arab Saudi]], [[Irak]], [[Khurasan]], [[Mesir]], [[Suriah]], [[Nishapur]], [[Marv]], dan tempat-tempat lain, menjadikannya salah seorang ulama yang paling luas perjalanannya.
 
Bapak dia yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi haditshadis yang meriwayatkan haditshadis dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin Al Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut haditshadis dan ilmu-ilmunya juga merupakan teman perjalanan dia dalam menuntut haditshadis dari para ulama ahli haditshadis.
 
Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang haditshadis sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di Baghdad, dan di sana dia menemui kematian [[Imam Muslim]], sebagaimana yang dia katakan: "Aku menyaksikan jenazahnya dan mensholatkannya".<ref>{{ar}} ''Tarikh Al-Baghdadi'' (IX/56).</ref> Walaupun sebelumnya dia telah pergi ke negeri-negeri tetangga [[Sijistan]], seperti khurasan, Baghlan, Harron, [[Rayy, Iran|Roi]] dan [[Naisabur]].
 
Setelah dia masuk kota Baghdad, dia diminta oleh Amir Abu Ahmad Al Muwaffaq untuk tinggal dan menetap di Bashroh,dan dia menerimanya,akan tetapi hal itu tidak membuat dia berhenti dalam mencari haditshadis.
 
== Guru ==
Baris 29:
 
== Penyusunan Sunan Abu Dawud ==
Imam Abu Daud menyusun kitabnya di [[Baghdad]]. Minat utamanya adalah [[syariat]], jadi kumpulan haditshadis-nya berfokus murni pada haditshadis tentang syariat. Setiap haditshadis dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan [[Al-Qur'an]], begitu pula sanadnya. Dia pernah memperlihatkan kitab tersebut kepada Imam Ahmad untuk meminta saran perbaikan.
 
Kitab Sunan Abu Dawud diakui oleh mayoritas dunia Muslim sebagai salah satu kitab haditshadis yang paling autentik. Namun, diketahui bahwa kitab ini mengandung beberapa haditshadis lemah (yang sebagian ditandai dia, sebagian tidak).
 
Banyak ulama yang meriwayatkan haditshadis dari dia, di antaranya [[Imam Turmudzi]] dan [[Imam Nasa'i]]. [[Al Khatoby]] mengomentari bahwa kitab tersebut adalah sebaik-baik tulisan dan isinya lebih banyak memuat [[fiqh]] daripada kitab ''[[Shahih Bukhari]]'' dan ''[[Shahih Muslim]]''. [[Ibnul A'raby]] berkata, barangsiapa yang sudah menguasai Al-Qur'an dan kitab "Sunan Abu Dawud", maka dia tidak membutuhkan kitab-kitab lain lagi. [[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali]] juga mengatakan bahwa kitab "Sunan Abu Dawud" sudah cukup bagi seorang [[mujtahid]] untuk menjadi landasan hukum.
 
Ia adalah imam dari imam-imam [[Sunni|Ahlussunnah wal Jamaah]] yang hidup di Bashroh kota berkembangnya kelompok Qadariyah, demikian juga berkembang disana pemikiran Khowarij, Mu'tazilah, Murji'ah dan Syi'ah Rafidhoh serta Jahmiyah dan lain-lainnya, tetapi walaupun demikian dia tetap dalam keistiqomahan di atas Sunnah dan diapun membantah Qadariyah dengan kitabnya ''Al Qadar'', demikian pula bantahan dia atas Khowarij dalam kitabnya Akhbar Al Khawarij, dan juga membantah terhadap pemahaman yang menyimpang dari kemurnian ajaran Islam yang telah disampaikan olah Rasulullah. Maka tentang hal itu bisa dilihat pada kitabnya As Sunan yang terdapat padanya bantahan-bantahan dia terhadap Jahmiyah, Murji'ah dan Mu'tazilah.
 
Dia lahir sebagai seorang ahli urusan haditshadis, juga dalam masalah fiqh dan ushul serta masyhur akan kewara’annya dan kezuhudannya. Kefaqihan dia terlihat ketika mengkritik sejumlah haditshadis yang bertalian dengan hukum, selain itu terlihat dalam penjelasan bab-bab fiqih atas sejumlah karyanya, seperti Sunan Abu Dawud.
 
Al-Imam al-Muhaddist Abu Dawud lahir pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 275 H di Bashrah.
 
Sepanjang sejarah telah muncul para pakar hadisthadis yang berusaha menggali makna hadisthadis dalam berbagai sudut pandang dengan metode pendekatan dan sistem yang berbeda, sehingga dengan upaya yang sangat berharga itu mereka telah membuka jalan bagi generasi selanjutnya guna memahami as-Sunnah dengan baik dan benar.
 
Di samping itu, mereka pun telah bersusah payah menghimpun haditshadis-haditshadis yang dipersilisihkan dan menyelaraskan di antara haditshadis yang tampak saling menyelisihi. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kewibawaan dari haditshadis dan sunnah secara umum. Abu Muhammad bin Qutaibah (wafat 267 H) dengan kitab dia Ta’wil Mukhtalaf al-HaditsHadis telah membatah habis pandangan kaum Mu’tazilah yang mempertentangkan beberapa haditshadis dengan al-Quran maupun dengan rasio mereka.
 
Selanjutnya upaya untuk memilahkan haditshadis dari khabar-khabar lainnya yang merupakan haditshadis palsu maupun yang lemah terus dilanjutkan sampai dengan kurun al-Imam Bukhari dan beberapa penyusun sunan dan lainnya. Salah satu kitab yang terkenal adalah yang disusun oleh Imam Abu Dawud yaitu sunan Abu Dawud. Kitab ini memuat 4800 haditshadis terseleksi dari 50.000 haditshadis.
 
Dia sudah berkecimpung dalam bidang haditshadis sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di baghdad. Kemudian mengunjungi berbagai negeri untuk memetik langsung ilmu dari sumbernya. Dia langsung berguru selama bertahun-tahun. Di antaraguru-gurunya adalah Imam Ahmad bin Hambal, al-Qa’nabi, Abu Amr adh-Dhariri, Abu Walid ath-Thayalisi, Sulaiman bin Harb, Abu Zakariya Yahya bin Ma’in, Abu Khaitsamah, Zuhair bin Harb, ad-Darimi, Abu Ustman Sa’id bin Manshur, Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain.
 
Sebagai ahli hukum, Abu Dawud pernah berkata: Cukuplah manusia dengan empat hadisthadis, yaitu: Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya; termasuk kebagusan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat; tidaklah keadaan seorang mukmin itu menjadi mukmin, hingga ia ridho terhadap saudaranya apa yang ia ridho terhadap dirinya sendiri; yang halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas pula, sedangkan di antara keduanya adalah syubhat.
 
Dia menciptakan karya-karya yang bermutu, baik dalam bidang fiqh, ushul,tauhid dan terutama haditshadis. Kitab sunan dialah yang paling banyak menarik perhatian, dan merupakan salah satu di antara kompilasi haditshadis hukum yang paling menonjol saat ini. Tentang kualitasnya ini Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata: Kitab sunannya Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ats as-sijistani rahimahullah adalah kitab Islam yang topiknya tersebut Allah telah mengkhususkan dia dengan sunannya, di dalam banyak pembahasan yang bisa menjadi hukum di antara ahli Islam, maka kepadanya hendaklah para mushannif mengambil hukum, kepadanya hendaklah para muhaqqiq merasa ridho, karena sesungguhnya ia telah mengumpulkan sejumlah haditshadis ahkam, dan menyusunnya dengan sebagus-bagus susunan, serta mengaturnya dengan sebaik-baik aturan bersama dengan kerapnya kehati-hatian sikapnya dengan membuang sejumlah haditshadis dari para perawi majruhin dan dhu’afa. Semoga Allah melimpahkan rahmat atas mereka dan mem- berikannya pula atas para pelanjutnya.
 
== Referensi ==