Penyatuan Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- dibawah, +di bawah)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{about|penyatuan tahun 1871|penyatuan [[Jerman Barat]] dan [[Jerman Timur|Timur]] tahun 1990|Penyatuan kembali Jerman}}
[[Berkas:Deutsches Reich 1871-1918.png|325px|thumbjmpl|rightka|alt=Peta Eropa tengah yang menunjukkan 26 wilayah yang akan menjadi bagian dari [[Kekaisaran Jerman]] bersatu pada tahun 1891. Prusia yang berbasis di timur laut mendominasi wilayah Kekaisaran Jerman (sekitar 40% wilayah kekaisaran).|Kekaisaran Jerman 1871–1918. Wilayah [[Kekaisaran Austria]] yang berbahasa Jerman tidak termasuk, sehingga negara ini mewakili solusi '''[[Permasalahan Jerman|Jerman kecil]]''' (''Kleindeutsch'').]]
 
'''Penyatuan [[Jerman]]''' menjadi negara yang terintegrasi secara politik dan administratif secara resmi berlangsung pada 18 Januari 1871 di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]] di [[Perancis]]. Pangeran-pangeran negara-negara Jerman berkumpul untuk memproklamirkan [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm]] dari [[Prusia]] sebagai Kaisar Wilhelm dari [[Kekaisaran Jerman]] setelah Perancis menyerah dalam [[Perang Perancis-Prusia]]. Transisi ''de facto'' sebagian besar penduduk berbahasa Jerman menjadi negara-negara yang tergabung dalam (kon)federasi telah berlangsung secara tidak resmi melalui aliansi resmi dan tidak resmi para penguasa — tetapi tanpa kemajuan yang berarti, karena kepentingan pribadi penguasa menghambat proses penyatuan selama hampir satu abad setelah pembubaran [[Kekaisaran Romawi Suci]] (1806) dan kebangkitan [[nasionalisme Jerman]] selama era [[peperangan era Napoleon|peperangan Napoleon]].
Baris 27:
== Eropa Tengah berbahasa Jerman pada awal abad ke-19 ==
{{Details|Kekaisaran Romawi Suci}}
[[Berkas:Philipp Veit 008.jpg|thumbjmpl|[[Germania (personifikasi)|Germania]], personifikasi bangsa Jerman, dalam fresco karya [[Philipp Veit]] (1834–36). Ia memegang sebuah perisai dengan lambing Konfederasi Jerman. Perisai-perisai di bawahnya merupakan lambang tujuh [[elektor-pangeran|elektor]] Kekaisaran Romawi Suci.]]
[[Berkas:Wappen Deutscher Bund.svg|uprightlurus|thumbjmpl|Lambang [[Konfederasi Jerman]], juga disebut ''Deutscher Bund'']]
 
Sebelum tahun 1806, terdapat lebih dari 300 entitas politik di wilayah Eropa Tengah yang berbahasa Jerman. Sebagian besar merupakan bagian dari [[Kekaisaran Romawi Suci]] atau dominion [[Wangsa Habsburg]]. Luas entitas-entitas tersebut bervariasi dari yang kecil dan kompleks (seperti wilayah keluarga [[Hohenlohe]]) hingga yang besar seperti [[Kerajaan Bayern]] dan [[Kerajaan Prusia|Prusia]]. Sistem pemerintahan entitas-entitas tersebut juga bermacam-macam. Beberapa merupakan [[kota kekaisaran bebas]] dengan luas yang berbeda-beda (seperti [[Augsburg]] yang kuat dan [[Weil der Stadt]] yang sangat kecil). Terdapat pula wilayah-wilayah keuskupan dengan luas dan pengaruh yang bermacam-macam pula, seperti [[Biara Reichenau]] yang kaya dan [[Keuskupan Agung Köln]] yang kuat. Selain itu terdapat negara-negara bersistem dinasti seperti [[Kadipaten Württemberg|Württemberg]]. Wilayah-wilayah tersebut (atau sebagian — Wangsa [[Monarki Habsburg|Habsburg]] dan [[Hohenzollern|Hohenzollern Prusia]] juga memiliki wilayah di luar Kekaisaran) merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci, yang pada saat itu meliputi lebih dari 1.000 entitas. Semenjak abad ke-15, dengan beberapa pengecualian, [[elektor-pangeran]] Kekaisaran Romawi Suci memilih kepala [[Wangsa Habsburg]] sebagai pemegang gelar [[Kaisar Romawi Suci]]. Di antara negara-negara berbahasa Jerman, mekanisme administratif dan hukum Kekaisaran Romawi Suci mewadahi penyelesaian sengketa antara petani dan tuan tanah, baik antar [[jurisdiksi]] maupun di dalam jurisdiksi. Melalui [[lingkar kekaisaran]] (''Reichskreise''), sekelompok negara menggabungkan sumber daya dan mendorong kepentingan regional dan organisasional, termasuk kerja sama ekonomi dan perlindungan militer.<ref>Sebagai contoh, lihat James Allen Vann, ''The Swabian Kreis: Institutional Growth in the Holy Roman Empire 1648–1715''. Vol. LII, Studies Presented to International Commission for the History of Representative and Parliamentary Institutions. Bruxelles, 1975. Mack Walker. ''German home towns: community, state, and general estate, 1648–1871''. Ithaca, 1998.</ref>
Baris 58:
Bahasa bersama dipandang sebagai dasar suatu bangsa, namun menurut sejarawan dibutuhkan lebih dari kesamaan bahasa untuk menyatukan ratusan entitas berbahasa Jerman.<ref>James Sheehan, ''German History, 1780–1866'', Oxford, 1989, hlm. 434.</ref> Pengalaman Eropa Tengah yang berbahasa Jerman selama periode hegemoni Perancis mendorong munculnya semangat bersama untuk mengusir Perancis dan menegaskan kembali kekuasaan atas tanah mereka sendiri. [[Perang Koalisi Keempat|Kampanye militer Napoleon di Polandia]] (1806–07), [[Perang Kemerdekaan Spanyol|Semenanjung Iberia]], dan Jerman barat, serta kegagalan [[invasi Perancis ke Rusia]] tahun 1812 mengecewakan banyak orang Jerman, baik penguasa maupun petani. [[Sistem Kontinental]] Napoleon hampir menghancurkan ekonomi Eropa Tengah. Invasi ke Rusia yang diikuti oleh hampir 125.000 tentara dari tanah Jerman dan kehancuran angkatan bersenjata tersebut mendorong keinginan banyak orang Jerman (baik yang berstatus tinggi maupun rendah) untuk menghilangkan pengaruh Napoleon dari Eropa Tengah.<ref>Jakob Walter, and Marc Raeff. ''The diary of a Napoleonic foot soldier''. Princeton, N.J., 1996.</ref> Pendirian milisi pelajar seperti [[Korps Bebas Lützow]] merupakan salah satu contoh hasrat tersebut.<ref>Sheehan, hlm. 384–387.</ref>
 
[[Berkas:Battle Of The Nations-Monument.jpg|thumbjmpl|leftkiri|[[Monumen Pertempuran Bangsa-Bangsa]], yang didirikan pada tahun 1913, menghormati upaya bangsa Jerman dalam melawan Napoleon.]]
 
Kegagalan Perancis di Rusia melemahkan kontrol Perancis atas penguasa-penguasa Jerman. Pada tahun 1813, Napoleon melancarkan kampanye militer di negara-negara Jerman untuk mengembalikan mereka ke dalam hegemoni Perancis, sehingga [[Perang Koalisi Keenam]] bermula. Pada Oktober 1813, meletus [[Pertempuran Leipzig|pertempuran besar]] di [[Leipzig]], yang melibatkan lebih dari 500.000 tentara selama tiga hari, sehingga menjadikannya pertempuran darat terbesar di Eropa pada abad ke-19. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh [[Koalisi Keenam|Koalisi]] Austria, Prusia, Rusia, Sachsen, dan Swedia, sehingga kekuasaan Perancis di sebelah timur sungai Rhein berakhir. Keberhasilan ini mendorong tentara Koalisi untuk mengejar Napoleon di seberang sungai Rhein; angkatan bersenjata dan pemerintahannya mengalami keruntuhan, dan Koalisi memenjarakan Napoleon di pulau [[Elba]]. Ketika Napoleon kembali ke Perancis dan memulai periode restorasi yang disebut periode [[Seratus Hari|100 Hari]] pada tahun 1815, tentara [[Koalisi Ketujuh]] (yang meliputi angkatan bersenjata Britania dan sekutunya di bawah komando [[Arthur Wellesley, Adipati Pertama Wellington|Adipati Wellington]] dan angkatan bersenjata [[Prusia]] di bawah komando [[Gebhard Leberecht von Blücher|Gebhard von Blücher]]) berhasil mengalahkan Napoleon di [[Pertempuran Waterloo|Waterloo]] (18 Juni 1815).<ref>Walaupun angkatan bersenjata Prusia menjadi terkenal karena [[Perang Tujuh Tahun]], kekalahannya yang memalukan di [[Jena]] dan [[Auerstadt]] menghancurkan kebangaan orang Prusia akan militer mereka. Selama pembuangan di Rusia, beberapa perwira, termasuk [[Carl von Clausewitz]], mempertimbangkan reorganisasi dan metode pelatihan baru, hlm. 323.</ref> Peran penting yang dimainkan oleh tentara Blücher, terutama setelah harus mundur dari medan perang di [[Pertempuran Ligny|Ligny]] sehari sebelumnya, membantu mengubah alur pertempuran. Kavaleri Prusia mengejar tentara Perancis pada sore hari tanggal 18 Juni, sehingga memastikan kemenangan Koalisi. Dari sudut pandang Jerman, tindakan tentara Blücher di Waterloo dan upaya gabungan di Leipzig menjadi kebanggaan tersendiri.<ref>Sheehan, hlm. 322–23.</ref> Interpretasi ini mendorong munculnya [[mitos Borusia]] yang dikemukakan oleh sejarawan nasionalis pro-Prusia pada akhir abad ke-19.<ref>David Blackbourn, and Geoff Eley. ''The peculiarities of German history: bourgeois society and politics in nineteenth-century Germany.'' Oxford & New York, 1984, part 1; Thomas Nipperdey, ''German History From Napoleon to Bismarck, 1800–1871'', New York, Oxford, 1983. Chapter 1.</ref>
Baris 65:
=== Reorganisasi Eropa Tengah dan kemunculan dualisme Jerman ===
{{Details|Kongres Wina}}
[[Berkas:HRR 1789 EN.png|thumbjmpl|300px|Peta Kekaisaran Romawi Suci pada tahun 1789. Peta ini didominasi oleh [[Monarki Habsburg]] (jingga) dan [[Kerajaan Prusia]] (biru), di samping negara-negara kecil lainnya (banyak yang terlalu kecil sehingga tidak digambarkan dalam peta).]]
Setelah kekalahan Napoleon, [[Kongres Wina]] menetapkan sistem politik-diplomatik baru di Eropa berdasarkan [[keseimbangan kekuasaan]]. Sistem ini mereorganisasi Eropa menjadi [[lingkup pengaruh]], yang kadang-kadang mengabaikan aspirasi beberapa bangsa, seperti bangsa Jerman dan Italia.<ref>Sheehan, hlm. 398–410; Hamish Scott, ''The Birth of a Great Power System, 1740–1815'', US, 2006, hlm. 329–361.</ref> Secara umum, Prusia yang menjadi lebih besar setelah perang dan 38 negara Jerman lain tergabung dalam suatu konfederasi yang berada di bawah lingkup pengaruh [[Kekaisaran Austria]]. Konfederasi tersebut dinamai [[Konfederasi Jerman]] (1815–1866), yang dikepalai oleh Austria, dengan "Dewan Federal" (''Bundestag'' atau ''[[Bundesversammlung (Konfederasi Jerman)|Bundesversammlung]]'') yang berkumpul di kota [[Frankfurt am Main]] dan terdiri dari para pemimpin negara-negara anggota berdaulat. Sebagai pengakuan akan posisi kekaisaran yang sebelumnya dipegang oleh Wangsa Habsburg, kaisar-kaisar Austria memegang gelar "presiden" di dewan tersebut. Namun, dominasi Austria yang ditetapkan oleh Kongres Wina gagal mempertimbangkan kebangkitan Prusia dalam politik Kekaisaran Romawi Suci pada abad ke-18. Semenjak [[elektor-pangeran]] [[Brandenburg]] menjadikan dirinya raja di Prusia pada awal abad tersebut, wilayah mereka terus meluas melalui perang dan pewarisan. Kekuatan Prusia semakin tampak dalam [[Perang Penerus Austria]] dan [[Perang Tujuh Tahun]] di bawah kepemimpinan [[Friedrich yang Agung]].<ref>Sheehan, hlm. 398–410.</ref> Ketika [[Maria Theresa]] dan [[Joseph II, Kaisar Romawi Suci|Joseph]] mencoba mengembalikan hegemoni Habsburg di Kekaisaran Romawi Suci, Friedrich menandinginya dengan mendirikan ''[[Fürstenbund]]'' (Perserikatan Pangeran-Pangeran) pada tahun 1785. [[Dualisme Jerman|Dualisme Austria-Prusia]] telah mengakar di politik Kekaisaran Romawi Suci. Salah satu contoh persaingan tersebut adalah meletusnya [[Perang Penerus Bayern]] atau "Perang Kentang". Bahkan setelah Kekaisaran Romawi Suci dibubarkan, kompetisi ini masih memengaruhi perkembangan pergerakan nasionalis Jerman pada abad ke-19.<ref>Jean Berenger. ''A History of the Habsburg Empire 1700–1918.'' C. Simpson, Trans. New York: Longman, 1997, ISBN 0-582-09007-5. hlm. 96–97.</ref>
 
=== Masalah reorganisasi ===
[[Berkas:01Europe blank map with Germany Region (detail).png|thumbjmpl|300px|rightka|Wilayah berbahasa Jerman (di peta ini termasuk [[bahasa Belanda]] dan [[bahasa Vlaams|Vlaams]]) pada abad ke-19.]]
Meskipun disebut "Dewan", institusi ini tidak sama dengan perwakilan umum dalam konsep modern. Banyak negara-negara Jerman yang tidak memiliki konstitusi, dan negara dengan konstitusi (seperti [[Kadipaten Agung Baden|Kadipaten Baden]]) mendasarkan hak suara pada kepemilikan, sehingga membatasi hak suara pada sejumlah laki-laki.<ref>Lloyd Lee, ''Politics of Harmony: Civil Service, Liberalism, and Social Reform in Baden, 1800–1850'', Cranbury, New Jersey, 1980.</ref> Selain itu, solusi ini tidak melambangkan status baru Prusia. Meskipun angkatan bersenjata Prusia dikalahkan dalam [[Pertempuran Jena-Auerstedt]] pada tahun 1806, Prusia kembali menunjukkan kemampuan tentaranya di Waterloo. Akibatnya, pemimpin Prusia berharap akan memainkan peran penting dalam politik Jerman.<ref>Adam Zamoyski, ''Rites of Peace: The Fall of Napoleon and the Congress of Vienna'', New York, 2007, hlm. 98–115, 239–40.</ref>
 
[[Berkas:Map-GermanConfederation.svg|rightka|400px|thumbjmpl|upright=1.67|Batas Konfederasi Jerman. Prusia berwarna biru, Austria kuning, dan sisanya abu-abu.]]
 
Kebangkitan [[nasionalisme]] Jerman, yang didorong oleh pengalaman bersama pada periode dominasi Napoleon, mengubah hubungan politik, sosial, dan budaya negara-negara Jerman.<ref>L.B. Namier, (1952) ''Avenues of History.'' London, ONT, 1952, hlm. 34.</ref><ref>Nipperdey, hlm. 1–3.</ref> Organisasi siswa ''[[Burschenschaft]]'' dan demonstrasi umum (seperti yang diadakan di Istana [[Wartburg]] pada Oktober 1817) membantu menimbulkan rasa kesatuan di antara penutur bahasa Jerman di Eropa Tengah. Selain itu, janji implisit (dan kadang-kadang eksplisit) selama [[Perang Koalisi Keenam|Perang Pembebasan]] memunculkan harapan akan [[kedaulatan rakyat]] dan partisipasi publik dalam proses politik, meskipun janji ini tidak dipenuhi setelah perang dimenangkan. Pergolakan organisasi siswa menimbulkan ketakutan di antara pemimpin konservatif (seperti [[Klemens Wenzel, Pangeran von Metternich]]) akan kemunculan sentimen nasional; pembunuhan penulis drama Jerman [[August von Kotzebue]] pada Maret 1819 oleh siswa radikal yang menginginkan penyatuan diikuti oleh proklamasi [[Dekret Carlsbad]] pada 20 September 1819 yang menghambat kepemimpinan intelektual pergerakan nasionalis Jerman.<ref>Sheehan, hlm. 407–408, 444.</ref>
Baris 84:
 
=== Jalan dan kereta api ===
[[Berkas:Wartburg demonstration 1817.jpg|thumbjmpl|rightka|Pada Oktober 1817, sekitar 500 siswa melakukan unjuk rasa mendukung penyatuan nasional di [[Istana Wartburg]]. Sebagai tempat persembunyian [[Martin Luther]] tiga abad sebelumnya, Wartburg dipilih karena keterkaitan simbolisnya dengan karakter nasional Jerman. Ilustrasi ini merupakan [[gravir]] kayu kontemporer.<ref>Sheehan, hlm. 460–470. [http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/sub_image.cfm?image_id=426&language=english German Historical Institute]</ref>]]
 
Pada awal abad ke-19, kualitas jalan di Jerman sangat buruk. Pengelana asing dan lokal mengeluhkan keadaan ''Heerstraßen'', jalan militer yang sebelumnya dipelihara untuk memudahkan pergerakan pasukan. Namun, karena negara-negara Jerman tidak lagi menjadi persimpangan militer, kualitas jalan mulai membaik; panjang jalan dengan permukaan keras di Prusia meningkat dari 3.800 kilometer pada tahun 1816 menjadi 16.600 kilometer pada tahun 1852, yang terbantu oleh penemuan [[macadam]]. Pada tahun 1835, [[Heinrich von Gagern]] menulis bahwa jalan-jalan merupakan "pembuluh darah badan politik..." dan memprediksi bahwa jalan-jalan akan mendorong kebebasan, kemerdekaan, dan kesejahteraan.<ref>Sheehan, hlm. 465.</ref> Berkat kemudahan pergerakan, orang-orang Jerman saling berinteraksi di berbagai tempat, seperti di kereta, hotel, restoran, atau bahkan resort terkenal seperti spa di [[Kurhaus (Baden-Baden)|Baden-Baden]]. Transportasi air juga membaik. Blokade di sungai Rhein sudah dicabut atas perintah Napoleon. Pada tahun 1820-an, dengan ditemukannya mesin uap, manusia dan hewan tidak harus lagi menarik kapal untuk melawan arus. Pada tahun 1846, 180 kapal uap mengarungi sungai-sungai di Jerman dan [[Danau Konstanz]]. Selain itu, jaringan kanal terbentang di [[Sungai Donau]], [[Weser]], dan [[Elbe]].<ref>Sheehan, hlm. 466.</ref>
Baris 90:
Meskipun kemajuan-kemajuan tersebut penting, jalur kereta api memiliki dampak yang paling besar. Ekonom Jerman [[Friedrich List]] menyatakan bahwa jalur kereta api dan uni pabean adalah "kembar siam".<ref>Sheehan, hlm. 467–468.</ref> Ia tidak sendiri: penyair [[August Heinrich Hoffmann von Fallersleben]] menulis puisi yang memuji ''Zollverein'' yang dimulai dengan daftar komoditas yang mendorong kesatuan Jerman.<ref>Sheehan, hlm. 502.</ref> Sejarawan [[Reich Kedua]] nantinya menganggap jalur kereta api sebagai indikator pertama negara yang telah bersatu; novelis patriotik [[Wilhelm Raabe]] menulis: "Kekaisaran Jerman didirikan saat pembangunan jalur kereta api pertama..."<ref>Sheehan, hlm. 469.</ref> Namun, tidak semua orang menyambut sang "monster besi" dengan antusiasme. Raja Prusia [[Friedrich Wilhelm III]] tidak melihat manfaat perjalanan dari Berlin ke [[Potsdam]] yang lebih cepat, dan Metternich bahkan menolak naik kereta api. Ada pula yang merasa jalur kereta api adalah "kejahatan" yang mengancam lanskap Jerman: puisi [[Nikolaus Lenau]] tahun 1838 ''An den Frühling'' (''Untuk Musim Semi'') meratapi bagaimana kereta api menghancurkan ketenangan hutan-hutan Jerman.<ref>Sheehan, hlm. 458.</ref>
 
[[Jalur Kereta Api Ludwig Bayern]], yang merupakan jalur kereta penumpang atau kargo pertama di Jerman, menghubungkan [[Nürnberg]] dengan [[Fürth]] pada tahun 1835. Meskipun panjang jalurnya hanya 6 kilometer dan keretanya hanya beroperasi pada siang hari, jalur tersebut terbukti menguntungkan dan populer. Dalam waktu tiga tahun, 141 kilometer jalur kereta api telah dibangun, pada tahun 1840 462 kilometer, dan pada tahun 1860 11.157 kilometer. Jalur kereta api tersebut dibangun dalam jaringan yang menghubungkan kota-kota dan pasar-pasar di suatu wilayah, lalu wilayah dengan wilayah lain. Dengan meluasnya jalur kereta api, biaya pengangkutan barang pun berkurang: pada tahun 1840 biaya pengangkutan tercatat sebesar 18 ''[[Pfennig]]'' per ton per kilometer, sementara pada tahun 1870 menjadi lima ''Pfennig''. Pengaruh jalur kereta api dapat dirasakan langsung.<!-- Misalnya, bahan baku dapat dikirim tanpa perlu dibongkar dan dimuat kembali.--> Jalur kereta api mendorong aktivitas ekonomi dengan menciptakan permintaan komoditas dan memfasilitasi perdagangan. Pada tahun 1850, jumlah barang yang diangkut kapal ke pedalaman tiga kali lebih besar daripada muatan kereta api; pada tahun 1870, kereta api mengangkut empat kali lebih banyak. Perjalanan kereta api mengubah penampilan kota dan cara orang berkelana. Dampaknya mencapai seluruh tatanan sosial, baik yang berstatus tinggi maupun rendah. Meskipun beberapa provinsi terpencil Jerman tidak terhubung oleh jalur kereta api hingga tahun 1890-an, sebagian besar penduduk dan pusat produksi telah terhubung oleh jalur kereta api pada tahun 1865.<ref>Sheehan, hlm. 466–467.</ref> [[Berkas:1834customstarrifs.jpg|thumbjmpl|upright=1.67|leftkiri|Gambar ini merupakan satir yang mengkritik banyaknya hambatan biaya di negara-negara Jerman. Beberapa negara berukuran sangat kecil sehingga alat pengangkut harus membongkar dan memuat kembali kargo mereka dua atau tiga kali sehari. Gambar berasal dari tahun 1834.]]
 
=== Geografi, patriotisme, dan bahasa ===
Baris 103:
 
=== Festival Hambach: nasionalisme liberal dan tanggapan konservatif ===
[[Berkas:Zug-zum-hambacher-schloss 1-1200x825.jpg|thumbjmpl|rightka|Partisipan pro-nasionalis berjalan ke reruntuhan Istana Hambach pada tahun 1832. Kebanyakan dari mereka adalah siswa dan profesional beserta pasangan mereka. Mereka membawa bendera ''Burschenschaft'' bawah tanah, yang nantinya menjadi dasar bendera Jerman modern.]]
 
Meskipun menghadapi reaksi dari kaum konservatif, pendukung gagasan kesatuan bergabung dengan pendukung gagasan kedaulatan rakyat di wilayah berbahasa Jerman. [[Festival Hambach]] pada Mei 1832 dihadiri oleh lebih dari 30.000 orang.<ref name="Sheehan, pp. 610–613">Sheehan, hlm. 610–613.</ref> Festival tersebut dipromosikan sebagai pekan raya daerah<ref>Sheehan, hlm. 610.</ref> dan hadirinnya merayakan persaudaraan, kebebasan, dan kesatuan nasional. Para hadirin berkumpul di kota di bawah bukit dan berjalan ke reruntuhan [[Istana Hambach]] di atas bukit dekat kota Hambach, provinsi [[Pfalz]], [[Bayern]]. Dengan membawa bendera, menghentakkan drum, dan bernyanyi, para hadirin menghabiskan pagi dan siang hari berjalan ke istana, dan begitu sampai mereka mendengarkan pidato para orator nasionalis, baik yang konservatif maupun radikal. Isinya secara keseluruhan menunjukkan perbedaan antara nasionalisme Jerman pada tahun 1830-an dan nasionalisme Perancis pada saat [[Revolusi Juli]]: nasionalisme Jerman berfokus pada pendidikan rakyat; begitu rakyat telah terdidik, mereka akan mencapai tujuannya. Retorik Hambach menekankan nasionalisme Jerman yang damai: tujuannya bukanlah untuk membangun barikade seperti nasionalisme "Perancis", tetapi membangun ikatan emosional antar kelompok.<ref>Sheehan, hlm. 612.</ref>
[[Berkas:Bildarchiv Preußischer Kulturbesitz.jpg|thumbjmpl|upright=1.67|Karikatur Jerman yang mengejek [[Dekret Carlsbad]] yang menindas kebebasan berpendapat.]]
Seperti yang ia lakukan setelah pembunuhan [[August von Kotzebue|Kotzebue]] pada tahun 1819, Metternich menggunakan demonstrasi di Hambach untuk mendorong kebijakan sosial yang konservatif. "Enam Pasal" pada 28 Juni 1832 menegaskan kembali asas otoritas raja. Pada 5 Juli, Dewan Frankfurt menambah 10 pasal yang mengulang peraturan yang ada mengenai penyensoran, organisasi politik yang dilarang, dan pembatasan aktivitas umum lainnya. Selain itu, negara anggota sepakat untuk mengirim bantuan kepada pemerintahan yang terancam oleh pemberontakan.<ref>Sheehan, hlm. 613.</ref> [[Karl Philipp von Wrede|Pangeran Wrede]] memimpin setengah angkatan bersenjata Bayern ke Pfalz untuk "menundukkan" provinsi tersebut. Beberapa pembicara di Hambach ditangkap, diadili, dan dipenjara; salah satu dari mereka, yaitu mahasiswa hukum dan perwakilan ''Burschenschaft'' rahasia Karl Heinrich Brüggemann (1810–1887), dikirim ke Prusia, dan di situ ia didakwa hukuman mati, tetapi kemudian diampuni.<ref name="Sheehan, pp. 610–613"/>
 
=== Liberalisme dan tanggapan terhadap masalah ekonomi ===
 
[[Berkas:Sonderbriefmarke-175 Jahre Hambacher Fest.jpg|thumbjmpl|rightka|Perangko tahun 2007 yang merayakan 175 tahun Festival Hambach.]]
Beberapa faktor lain mempersulit kebangkitan [[nasionalisme]] di negara-negara Jerman. Faktor buatan manusia meliputi persaingan politik antar anggota konfederasi Jerman, terutama antara Austria dan Prusia, dan persaingan sosial-ekonomi antar kepentingan komersial, pedagang, aristokratik, dan pemilik tanah lama. Faktor alami meliputi kekeringan besar pada awal tahun 1830-an, dan lagi pada tahun 1840-an, dan krisis makanan pada tahun 1840-an. Kesulitan lain muncul akibat industrialisasi: ketika orang mencari pekerjaan, mereka meninggalkan desa dan kota kecil untuk bekerja di kota, dan hanya kembali selama satu setengah hari pada akhir pekan.<ref>David Blackbourn, ''Marpingen: apparitions of the Virgin Mary in nineteenth-century Germany.'' New York, 1994.</ref>
 
Baris 125:
[[Revolusi 1848|Revolusi 1848-1849]] di Jerman menginginkan penyatuan Jerman di bawah satu konstitusi. Para pendukung revolusi menekan pemerintahan berbagai negara, terutama di [[Rheinland]], untuk mendirikan dewan parlementer yang bertanggung jawab untuk membuat naskah konstitusi. Pada akhirnya, banyak pendukung revolusi sayap kiri yang mengharapkan agar konstitusi ini akan menetapkan hak suara untuk semua laki-laki, mendirikan parlemen nasional permanen, dan menyatukan Jerman, kemungkinan di bawah kepemimpinan raja Prusia. Hal ini tampak sebagai pilihan yang paling masuk akal karena Prusia adalah negara Jerman terkuat, dan juga yang terbesar. Sementara itu, secara umum, para pendukung revolusi berhaluan tengah-kanan menginginkan perluasan hak suara di negara mereka dan kemungkinan penyatuan dengan sistem yang longgar. Akibat tekanan dari mereka, diadakan berbagai pemilihan umum berdasarkan kualifikasi pemilihan yang berbeda, seperti [[hak pilih tiga kelas Prusia]], yang memberikan lebih banyak kekuasaan perwakilan kepada beberapa kelompok - terutama yang kaya dan berkepemilikan.<ref>Blackbourn, ''Long Century'', pp. 138–164.</ref>
 
[[Berkas:Parliament Frankfurt Pauls Church 1848.jpg|thumbjmpl|Prosesi delegasi pra-parlemen ke [[Paulskirche|Gereja Paulus]] di Frankfurt, dan di tempat itu mereka menyiapkan Parlemen Nasional.<ref>{{de icon}} Badische Heimat/Landeskunde online 2006 [http://www.zum.de/Faecher/G/BW/Landeskunde/rhein/geschichte/1848/national03.htm Veit's Pauls Church ''Germania'']. Retrieved 5 June 2009.</ref>]]
 
Pada 27 Maret 1849, [[Parlemen Frankfurt]] menetapkan [[Paulskirchenverfassung]] (Konstitusi Gereja Santo Paulus) dan menawarkan gelar ''Kaiser'' (Kaisar) kepada Raja Prusia [[Friedrich Wilhelm IV]] pada bulan berikutnya. Namun, ia menolak untuk mengambil "mahkota dari selokan" karena beberapa alasan. Di muka umum, ia menyatakan tidak dapat menerima mahkota tanpa persetujuan negara-negara Jerman lainnya. Secara pribadi, ia takut menghadapi perlawanan dari penguasa-penguasa negara-negara Jerman lainnya dan tidak ingin terjadi intervensi militer dari Austria atau Rusia. Ia juga tidak suka menerima mahkota dari parlemen yang dipilih oleh rakyat: ia tidak akan menerima mahkota dari "tanah liat".<ref>Jonathan Sperber, ''Revolutionary Europe, 1780–1850'', New York, 2000.</ref> Pada akhirnya, Parlemen Frankfurt berhasil merumuskan konstitusi dan menyepakati solusi ''kleindeutsch''. Meskipun kaum liberal gagal melakukan penyatuan, mereka berhasil bekerja sama dengan penguasa-penguasa Jerman dalam hal konstitusi dan reformasi.<ref>Blackbourn, ''Long Century'', hlm. 176–179.</ref>
Baris 134:
Para ahli saat ini cenderung menolak gagasan tersebut, dan mengklaim bahwa Jerman tidak memiliki "jalan yang berbeda" dari bangsa lain.<ref>Blackbourn and Eley. ''Peculiarities'', Part I.</ref> Malahan, sejarawan modern mengklaim bahwa pada tahun 1848 politikus liberal telah berhasil mencapai beberapa hal. Banyak gagasan dan program mereka yang nantinya dimasukkan ke dalam program sosial Bismarck (seperti asuransi sosial, program pendidikan, dan definisi hak suara yang lebih luas). Selain itu, gagasan jalan yang berbeda bergantung pada asumsi bahwa jalan negara lain (dalam kasus ini, Britania Raya) adalah jalan yang patut diterima.<ref>Blackbourn and Eley, ''Peculiarities'', Chapter 2.</ref> Argumen ini juga menentang model perkembangan yang berpusat pada Britania: penelitian perkembangan nasional Britania dan negara "normal" lainnya (seperti Perancis dan Amerika Serikat) telah menunjukkan bahwa negara-bangsa modern tidak berkembang dengan cara yang sama. Mereka juga tidak berkembang awal sekali, tetapi merupakan fenomena pertengahan hingga akhir abad ke-19.<ref>Blackbourn and Eley, ''Peculiarities'', pp. 286–293.</ref> Semenjak tahun 1990-an, cara pandang ini banyak diterima, meskipun beberapa sejarawan masih menganggap analisis ''Sonderweg'' sebagai analisis yang tepat untuk memahami periode [[Nazisme]] di Jerman.<ref>Jürgen Kocka, "Comparison and Beyond.'" ''History and Theory'', Vol. 42, No. 1 (February, 2003), hlm. 39–44, and Jürgen Kocka, "Asymmetrical Historical Comparison: The Case of the German ''Sonderweg''", ''History and Theory'', Vol. 38, No. 1 (February, 1999), hlm. 40–50.</ref><ref>Untuk melihat analisis dari sudut pandang ini, lihat Richard J. Evans, ''Rethinking German history: nineteenth-century Germany and the origins of the Third Reich.'' London, 1987.</ref>
 
[[Berkas:Image Germania (painting).jpg|thumbjmpl|Penggambaran ''Germania'' karya [[Philipp Veit]] ini dibuat untuk menyembunyikan organ [[Paulskirche|Gereja Santo Paulus]] di Frankfurt selama pertemuan Parlemen di sana pada Maret 1848–49. Pedang tersebut melambangkan ''Firman Tuhan'' dan untuk menandai pembaharuan rakyat dan jiwa kemenangan mereka.]]
 
=== Masalah lingkup pengaruh: Uni Erfurt dan Punktasi Olmütz ===
Baris 156:
 
=== Menguatnya Prusia: ''Realpolitik'' ===
[[Berkas:BismarckRoonMoltke.jpg|thumbjmpl|Pertemuan antara kepemimpinan politik dan diplomasi oleh Bismarck (sebelah kiri), reorganisasi angkatan bersenjata dan teknik pelatihannya oleh [[Albrecht von Roon]] (tengah), dan perancangan ulang asas-asas operasional dan strategis oleh [[Helmuth von Moltke yang Tua|Helmuth von Moltke]] (kanan) menjadikan Prusia salah satu negara terkuat di Eropa pada tahun 1860-an.]]
 
Raja [[Friedrich Wilhelm IV]] menderita [[stroke]] pada tahun 1857 dan tidak dapat lagi memerintah, sehingga saudaranya [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm]] menjadi pangeran yang berkuasa di Prusia pada tahun 1858. Sementara itu, [[Helmuth von Moltke yang Tua|Helmuth von Moltke]] menjadi kepala [[Staf Umum Prusia]] pada tahun 1857, dan [[Albrecht von Roon]] diangkat sebagai [[Menteri Perang Prusia]] pada tahun 1859.<ref>Holt, hlm. 27.</ref> Perubahan kekuasaan dalam tubuh militer Prusia ini berdampak besar. Von Roon dan Wilhelm (yang tertarik akan struktur militer) mulai mereorganisasi angkatan bersenjata Prusia, sementara Moltke merancang ulang pertahanan strategis Prusia dengan melancarkan komando operasional. Reformasi angkatan bersenjata Prusia (terutama cara membayar gaji tentara) mengakibatkan [[krisis konstitusional]] pada awal tahun 1860 karena parlemen dan Wilhelm - melalui menteri perangnya - sama-sama ingin mengontrol anggaran militer. Wilhelm, yang dimahkotai sebagai Raja Wilhelm I pada tahun 1861, mengangkat [[Otto von Bismarck]] menjadi [[Presiden Menteri Prusia]] pada tahun 1862. Bismarck menyelesaikan krisis ini dengan solusi yang memihak menteri perang.<ref>Holt, hlm. 13–14.</ref>
Baris 169:
 
Kebutuhan akan besi ''dan'' darah tampak semakin mencuat. Pada tahun 1862, saat Bismarck mengutarakan pidatonya, gagasan sebuah bangsa-negara Jerman dalam jiwa [[Pan-Jermanisme]] yang damai telah bergeser dari karakter yang liberal dan demokratik pada tahun 1848 menjadi karakter yang mengakomodasi ''Realpolitik'' Bismarck yang lebih konservatif. Sebagai seorang pragmatis, Bismarck paham akan kemungkinan, hambatan, dan keuntungan sebuah negara yang bersatu. Ia juga memahami kepentingan mengaitkan negara tersebut dengan dinasti Hohenzollern, yang dianggap beberapa sejarawan sebagai kontribusi utama Bismarck terhadap pendirian [[Kekaisaran Jerman]] pada tahun 1871.<ref>Michael Eliot Howard, ''The Franco-Prussian War: the German invasion of France, 1870–1871.'' New York, MacMillan, 1961, hlm. 40.</ref> Sekejtara traktat-traktat yang mengikat berbagai negara-negara Jerman melarang Bismarck untuk mengambil tindakan sepihak, jiwa politikus dan diplomat dalam diri Bismarck menyadari ketidakpraktisan tindakan tersebut.<ref>Mann, hlm. 390–395.</ref> Untuk menyatukan negara-negara Jerman, Bismarck memerlukan satu musuh dari luar yang akan menyatakan perang terhadap negara-negara Jerman terlebih dahulu, sehingga menjadi ''[[casus belli]]'' untuk mengerahkan semua orang-orang Jerman. Kesempatan ini muncul dengan meletusnya [[Perang Perancis-Prusia]] pada tahun 1870. Sejarawan telah lama memperdebatkan peran Bismarck dalam peristiwa-peristiwa yang mengarah pada perang tersebut. Menurut sudut pandang tradisional, yang didukung oleh sejarawan-sejarawan pro-Prusia akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sejak awal Bismarck memang bertujuan untuk menyatukan Jerman. Namun, sejarawan-sejarawan setelah tahun 1945 meyakini bahwa Bismarck bersifat oportunis dalam jangka pendek dan tidak memiliki skema besar untuk menyatukan Jerman.<ref>A.J.P. Taylor, ''Bismarck: The Man and the Statesman.'' Oxford, Clarendon, 1988. Bab 1, dan Kesimpulan.</ref> Meskipun begitu, Bismarck bukan penjahat maupun santo: dengan memanipulasi peristiwa pada tahun 1866 dan 1870, ia menunjukkan kemampuan politik dan diplomatik yang membuat Wilhelm beralih padanya pada tahun 1862.<ref>Howard, hlm. 40–57.</ref>
[[Berkas:Jutland Peninsula map.PNG|thumbjmpl|180px|leftkiri|Dari utara ke selatan: wilayah [[Jutlandia]] bagian Denmark berwarna ungu dan merah tua, wilayah [[Kadipaten Schleswig|Schleswig]] berwarna merah dan coklat, dan [[Kadipaten Holstein|Holstein]] berwarna kuning muda. [[Permasalahan Schleswig-Holstein]] terkait dengan status wilayah-wilayah tersebut.]]
Terdapat tiga peristiwa yang berperan penting dalam penyatuan politik dan administratif Jerman. Peristiwa pertama adalah kematian [[Frederik VII dari Denmark]] tanpa penerus laki-laki, sehingga mengakibatkan [[Perang Schleswig Kedua]] pada tahun 1864. Kemudian, [[penyatuan Italia]] memberikan sekutu baru bagi Prusia untuk berperang melawan Austria dalam [[Perang Austria-Prusia]] pada tahun 1866. Yang terakhir, Perancis - yang takut dikepung oleh Hohenzollern - menyatakan perang terhadap Prusia pada tahun 1870, sehingga memicu [[Perang Perancis-Prusia]]. Melalui gabungan diplomasi dan kepemimpinan politik Bismarck, reorganisasi militer [[Albrecht von Roon|von Roon]], dan strategi militer [[Helmuth von Moltke yang Tua|von Moltke]], Prusia menunjukkan bahwa tidak ada penandatangan [[Traktat Paris (1815)|perjanjian perdamaian tahun 1815]] yang dapat menjamin lingkup pengaruh Austria di Eropa Tengah, sehingga Prusia memperoleh hegemoni di Jerman dan mengakhiri perdebatan dualisme.<ref>Sheehan, hlm. 900–904; Wawro, hlm. 4–32; Holt, hlm. 75.</ref>
 
Baris 180:
=== Perang Austria-Prusia 1866 ===
{{main|Perang Austria-Prusia}}
[[Berkas:Map-AustroPrussianWar.svg|thumbjmpl|upright=1.3|Keadaan saat perang pecah:
{{legend|#0000FF |Prusia}}
{{legend|#FF0000 |Austria}}
Baris 195:
 
Perlawanan terhadap taktik kekuatan fisik Prusia bermunculan di berbagai kelompok sosial dan politik. Di negara-negara Jerman, dewan kota, anggota parlemen liberal yang mendukung negara bersatu, dan kamar dagang - yang akan memperoleh keuntungan besar dari penyatuan - menentang perang antara Prusia dan Austria. Mereka yakin bahwa konflik tersebut hanya memenuhi kepentingan dinasti-dinasti kerajaan. Kepentingan mereka, yang dianggap oleh mereka sebagai kepentingan "sipil" atau "borjuis", seolah menjadi tidak relevan. Pendapat publik juga menentang dominasi Prusia. Penduduk Katolik di sepanjang sungai [[Rhein]] - terutama di wilayah kosmopolitan seperti [[Köln]] dan wilayah padat di Lembah [[Ruhr]] - terus mendukung Austria. Pada akhir musim semi, negara-negara Jerman yang paling penting menentang upaya Berlin untuk mereorganisasi negara-negara Jerman dengan paksa. Kabinet Prusia memandang kesatuan Jerman sebagai permasalahan kekuatan dan pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kekuatan dan kemauan untuk memegang kekuatan tersebut. Sementara itu, kaum liberal di dewan Frankfurt menganggap kesatuan Jerman sebagai proses negosiasi yang akan mengarah pada pembagian kekuasaan oleh berbagai pihak.<ref>Sheehan, hlm. 909.</ref>
[[Berkas:1866 prinz-friedrich-karl-bei-koeniggraetz 1b-640x428.jpg|thumbjmpl|upright=1.3||Pangeran Prusia [[Pangeran Friedrich Carl dari Prusia|Friedrich Carl]] memerintahkan pasukannya untuk menyerang dalam [[Pertempuran Königgrätz]]. Putra Mahkota dan tentaranya datang terlambat, dan berada di tempat yang salah, namun ketika tiba ia memerintahkan tentaranya untuk langsung bertempur. Pertempuran yang menentukan ini, yang dimenangkan oleh Prusia, memaksa Habsburg untuk mengakhiri perang dan membuka jalan untuk solusi ''Kleindeutschland'' (Jerman kecil), atau "Jerman tanpa Austria."]]
 
==== Austria terisolasi ====
Baris 217:
Di Kongres Wina pada tahun 1815, Metternich dan sekutu-sekutu konservatifnya mendirikan kembali monarki Spanyol di bawah kepemimpinan [[Raja Ferdinand VII dari Spanyol|Raja Ferdinand VII]]. Dalam waktu empat puluh tahun, kekuatan-kekuatan besar masih mendukung monarki Spanyol, tetapi peristiwa pada tahun 1868 menguji sistem lama. Revolusi di Spanyol menjatuhkan [[Isabella II dari Spanyol|Ratu Isabella II]], dan tahta kerajaan tetap kosong sementara Isabella hidup dalam pengasingan di Paris. Bangsa Spanyol yang sedang mencari penerus Katolik yang tepat menawarkan jabatan raja kepada tiga pangeran Eropa, namun semuanya ditolak oleh [[Napoleon III]] sebagai tokoh berpengaruh kuat di tingkatan regional. Akhirnya, pada tahun 1870 mahkota ditawarkan kepada [[Leopold, Pangeran Hohenzollern|Leopold]] dari [[Hohenzollern-Sigmaringen]], pangeran Katolik dari garis keturunan Hohenzollern.<ref>Howard, hlm. 50–57.</ref>
 
Dalam beberapa minggu, tawaran Spanyol menjadi topik perbincangan di Eropa. Bismarck mendorong Leopold agar menerima tawaran tersebut.<ref>Howard, hlm. 55–56.</ref> Apabila seseorang dari wangsa Hohenzollern-Sigmaringen diangkat menjadi raja Spanyol, di kedua sisi perbatasan Perancis akan terdapat raja-raja Jerman dari garis keturunan Hohenzollern. Hal ini mungkin menyenangkan Bismarck, tetapi tidak dapat diterima oleh Napoleon III atau [[Agenor, duc de Gramont]], Menteri Luar Negeri Perancis. Gramont menulis ultimatum kepada Wilhelm sebagai kepala keluarga Hohenzollern dan menyatakan bahwa apabila seorang pangeran Hohenzollern menerima mahkota Spanyol, pemerintah Perancis akan menanggapinya-walaupun ia tidak menjelaskan tanggapan apa yang akan diberikan. Pangeran Leopold mengundurkan diri dari pencalonan, sehingga meredakan krisis, tetapi duta besar Perancis untuk Berlin tidak membiarkan isu tersebut hilang.<ref>Howard, hlm. 56–57.</ref> Ia mendekati Raja Prusia secara langsung saat sang raja sedang berlibur di [[Bad Ems]], dan meminta agar Raja mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa ia tidak akan memperbolehkan pemasangan seorang Hohenzollern di tahta Spanyol. Wilhelm menolak memberi pernyataan tersebut, dan mengirimkan berita tertulis kepada Bismarck melalui telegram yang mendeskripsikan permintaan Perancis. Bismarck menggunakan telegram raja, yang disebut [[berita tertulis Ems]], sebagai templat untuk pernyataan singkat di media. Setelah Bismarck menyingkat dan mempertajam kata-kata raja - ditambah dengan perubahan yang dibuat dalam proses penerjemahan oleh instansi Perancis [[Havas]] — berita tertulis Ems menimbulkan kemarahan di Perancis. Rakyat Perancis, yang masih marah akan kekalahan di Sadová, meminta perang.<ref>Howard, hlm. 55–59.</ref> [[Berkas:Napoleon III Otto von Bismarck (Detail).jpg|thumbjmpl|upright=1.25|rightka|Kaisar Napoleon III (kiri ) di Sedan, pada 2 September 1870, duduk di sebelah Kanselir Prusia Otto von Bismarck yang memegang pedang Napoleon. Kekalahan angkatan bersenjata Perancis mendestabilisasi rezim Napoleon; revolusi di Paris mendirikan [[Republik Perancis Ketiga]], dan perang berlanjut.]]
 
=== Operasi militer ===
Baris 224:
=== Proklamasi Kekaisaran Jerman ===
Penangkapan kaisar Perancis yang memalukan dan penawanan seluruh angkatan bersenjata Perancis mengacaukan pemerintahan Perancis; musuh-musuh Napoleon menjatuhkan pemerintahannya dan memproklamirkan [[Republik Perancis Ketiga]].<ref>Howard, hlm. 222–230.</ref> Komando Tinggi Jerman memperkirakan tawaran perdamaian dari Perancis, namun republik baru menolak menyerah. Angkatan bersenjata Prusia [[Pengepungan Paris (1870-1871)|mengepung Paris]] hingga pertengahan Januari, dan kota tersebut "dibombardir secara tidak efektif"".<ref>Taylor, ''Bismarck'', hlm. 126</ref> Pada 18 Januari 1871, pangeran-pangeran Jerman dan komandan militer senior memproklamirkan [[Wilhelm I dari Jerman|Wilhelm]] sebagai "Kaisar Jerman" di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]].<ref>[http://www.dhm.de/lemo/html/kaiserreich/innenpolitik/reichsgruendung/index.html Die Reichsgründung 1871] (The Foundation of the Empire, 1871), Lebendiges virtuelles Museum Online, accessed 2008-12-22. German text translated: [...] on the wishes of Wilhelm I, on the 170th anniversary of the elevation of the House of Brandenburg to princely status on 18 January 1701, the assembled German princes and high military officials proclaimed Wilhelm I as German Emperor in the Hall of Mirrors at the Versailles Palace.</ref> Berdasarkan [[Traktat Frankfurt (1871)|Traktat Frankfurt]] yang ditandatangan sesudahnya, Perancis menyerahkan wilayah berbahasa Jermannya ([[Alsace]] dan wilayah [[Lorraine]] yang berbahasa Jerman); membayar ganti rugi (berdasarkan populasi) yang disesuaikan dengan jumlah yang ditetapkan oleh Napoleon Bonaparte terhadap Prusia pada tahun 1807;<ref>Taylor, ''Bismarck'', hlm. 133.</ref> dan menerima pemerintahan Jerman atas Paris dan sebagian besar Perancis utara, dan "tentara Jerman akan mundur bertahap setiap kali pembayaran ganti rugi dicicil".<ref>Crankshaw, Edward. ''Bismarck''. New York, The Viking Press, 1981, hlm. 299.</ref>
[[Berkas:Wernerprokla.jpg|thumbjmpl|upright=1.67|18 Januari 1871: Proklamasi [[Kekaisaran Jerman]] di [[Balai Cermin (Istana Versailles)|Balai Cermin]] [[Istana Versailles]]. [[Otto von Bismarck|Bismarck]] berpakaian putih. Adipati Agung Baden berdiri di samping Wilhelm. Putra Mahkota Friedrich, nantinya menjadi [[Frederick III, Kaisar Jerman|Friedrich III]], berdiri di sebelah kanan ayahnya. Lukisan dibuat oleh [[Anton von Werner]].]]
 
=== Kepentingan dalam proses penyatuan ===
Baris 237:
Walaupun sering dikategorikan sebagai federasi monarki, Kekaisaran Jerman sesungguhnya merupakan federasi 25 negara, dengan tiga di antaranya merupakan republik.<ref>Richard J. Evans, ''Death in Hamburg: Society and Politics in the Cholera Years, 1830–1910.'' New York, 2005, hlm. 1.</ref>
 
[[Berkas:Map-DR-Prussia.svg|thumbjmpl|325px|Negara anggota Kekaisaran Jerman. Prusia ditandai dengan warna biru.]]
 
{{Table of states in the German Empire}}
Baris 247:
 
=== Argumen sejarah dan anatomi sosial kekaisaran ===
[[Berkas:Niederwald memorial 1.JPG|thumbjmpl|rightka|''Germania'', juga disebut [[Niederwalddenkmal|Monumen Niederwald]], didirikan pada tahun 1877–83 di [[Rüdesheim am Rhein|Rüdesheim]].]]
Hipotesis ''Sonderweg'' mengaitkan keadaan Jerman pada abad ke-20 yang sulit dengan dasar politik, hukum, dan ekonomi kekaisaran baru yang lemah. Kaum elit Prusia yang disebut ''[[Junker]]'' masih memiliki kekuatan politik di Jerman yang baru dibentuk. Hipotesis ''Sonderweg'' mengaitkan kekuatan mereka dengan ketiadaan revolusi yang dikobarkan oleh kelas menengah atau petani bersamaan dengan pekerja kota pada tahun 1848 dan 1871. Penelitian terkini mengenai peran Borjuis Agung - yang meliputi bankir, pedagang, industrialis, dan wiraswasta - dalam pembentukan negara Jerman yang baru telah membantah klaim dominasi politik dan ekonomi ''Junker'' sebagai kelompok sosial. Ilmu yang baru ini menunjukkan pentingnya kelas pedagang dari [[Liga Hanza|kota-kota Hanza]] dan pemimpin industri (terutama di Rheinland) dalam pembangunan Kekaisaran Jerman.<ref>David Blackbourn and Geoff Eley. ''The peculiarities of German history: bourgeois society and politics in nineteenth-century Germany.'' Oxford [Oxfordshire] and New York, Oxford University Press, 1984. Peter Blickle, ''Heimat: a critical theory of the German idea of homeland'', Studies in German literature, linguistics and culture. Columbia, South Carolina, Camden House; Boydell & Brewer, 2004. Robert W. Scribner, Sheilagh C. Ogilvie, ''Germany: a new social and economic history.'' London and New York, Arnold and St. Martin's Press, 1996.</ref>
 
Baris 253:
 
== Di luar mekanisme politik: pembentukan bangsa ==
[[Berkas:Koblenz im Buga-Jahr 2011 - Deutsches Eck 01.jpg|thumbjmpl|Monumen untuk Kaiser Wilhelm di [[Koblenz]].]]
Apabila reli Wartburg dan Hambach tidak memiliki konstitusi dan aparatur administratif, masalah tersebut diselesaikan pada tahun 1867 dan 1871. Namun, pidato besar, bendera, penonton yang antusias, konstitusi, reorganisasi pollitik, superstruktur kekaisaran, dan perubahan pada uni pabean pada tahun 1867-68 masih belum menghasilkan suatu [[bangsa]].<ref>Blackbourn, ''Long Century'', hlm. 240–290.</ref>
 
Baris 265:
 
=== Integrasi komunitas Yahudi ===
[[Berkas:GermanJews1.jpg|thumbjmpl|rightka|uprightlurus|Yahudi Jerman dari abad ke-13.]]
 
[[Yahudi Ashkenazi]] merupakan salah satu minoritas yang rentan di Jerman. Semenjak tahun 1780, setelah diberlakukannya emansipasi oleh Kaisar Romawi Suci [[Joseph II, Kaisar Romawi Suci|Joseph II]], Yahudi di bekas wilayah Habsburg menikmati hak istimewa dalam bidang ekonomi dan hukum: misalnya, mereka boleh memiliki tanah, dan mereka tidak harus tinggal di daerah Yahudi (juga disebut ''[[Ghetto|Judengasse]]''). Mereka juga dapat masuk universitas dan berprofesi. Selama era Napoleon, pembatas antara orang-orang Yahudi dan Kristen mulai sirna. Napoleon memerintahkan [[emansipasi Yahudi]] di wilayah yang dikuasai oleh Perancis. Yahudi yang kaya, seperti orang-orang Perancis lainnya, mensponsori [[Salon (perkumpulan)|perkumpulan "salon"]]; beberapa ''salonnières'' Yahudi mengadakan pertemuan penting di Frankfurt dan Berlin, dan di tempat tersebut kaum intelektual Jerman mengembangkan intelektualisme republikannya tersendiri. Dalam dasawarsa-dasawarsa berikutnya, setelah kekalahan Perancis, tanggapan negatif terhadap percampuran orang Yahudi dan Kristen membatasi dampak intelektual salon-salon tersebut. Selain salon, Yahudi meneruskan proses [[Jermanisasi]] dengan menggunakan cara berpakaian dan berbicara Jerman, dan berusaha untuk masuk ke dalam ruang publik Jerman pada abad ke-19. Pergerakan reformasi religius di antara orang-orang Yahudi Jerman mencerminkan upaya ini.<ref>Marion Kaplan, ''The making of the Jewish middle class: women, family, and identity in Imperial Germany'', New York, 1991.</ref>