Imperium Britania: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abyss 4387 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
 
== Awal (1497–1583) ==
[[Berkas:Johncabotbonavista.jpg|rightka|thumbjmpl|150px|Patung [[John Cabot]] di [[Newfoundland]], koloni seberang lautan pertama Inggris.]]
Ide mengenai penjelajahan seberang lautan (dalam pengertian eksplorasi lautan di luar Eropa dan [[Kepulauan Britania]]) sudah dicetuskan saat Inggris dan [[Skotlandia]] masih merupakan suatu pemerintahan yang terpisah. Pada tahun 1496, [[Henry VII dari Inggris]] ingin mengikuti keberhasilan Spanyol dan Portugis (Portugal) dalam penjelajahan seberang lautan. Ia kemudian menugaskan [[John Cabot]] memimpin pelayaran untuk menemukan rute menuju [[Asia]] melalui [[Samudera Atlantik|Samudera Atlantik Utara]].<ref name="ferguson3">[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;3.</ref> Cabot mulai berlayar pada tahun 1497; lima tahun setelah penemuan benua [[Amerika]] oleh [[Christopher Columbus|Columbus]]. Meskipun pada akhirnya ia berhasil berlabuh di pantai [[Newfoundland]], ia mengira kalau ia sudah mencapai Asia dan pada akhirnya tidak berhasil mendirikan koloni.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews 1985]], hal.&nbsp;45.</ref> Cabot memimpin pelayaran lain ke Amerika pada tahun berikutnya namun tidak diketahui lagi kabarnya.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;4.</ref>
 
Baris 34:
=== Amerika, Afrika dan perdagangan budak ===
Pada awalnya, [[Karibia]] merupakan koloni Inggris yang paling penting dan menguntungkan,<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;17.</ref> namun itu sebelum upaya kolonisasi di beberapa wilayah mengalami kegagalan. [[Kolonisasi]] di [[Guyana]] pada tahun 1604 hanya berlangsung dua tahun, dan gagal mencapai tujuan utamanya untuk menemukan tambang emas.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;71.</ref> Upaya kolonisasi di [[St. Lucia]] (1605) dan [[Grenada]] (1609) juga tidak berhasil. Namun tidak semua upaya gagal, koloni Inggris di St. Kitts (1624), [[Barbados]] (1627) dan Nevis (1628) berhasil dibentuk.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;221.</ref> Inggris mengadopsi sistem kolonisasi negara-negara lain kemudian menerapkannya di wilayah-wilayah koloninya. Sistem yang diadopsi itu antara lain upaya [[Portugis]] dalam mengembangkan perkebunan gula di [[Brasil]] yang bergantung pada tenaga [[budak]] serta kebijakan [[Belanda]] dalam penjualan budak dan hasil penjualannya selanjutnya dibelikan gula.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;22–23.</ref> Untuk memastikan kalau keuntungan tetap di tangan Inggris, [[Parlemen Inggris]] pada tahun 1651 memutuskan hanya kapal-kapal Inggris yang boleh melakukan perdagangan di wilayah-wilayah koloninya dan perdagangan dikuasai oleh EIC. Keputusan ini menyebabkan permusuhan dengan Belanda yang membangun koloni di bagian timur, kebijakan ini pada akhirnya semakin memperkuat posisi Inggris di Amerika meskipun hal ini merugikan Belanda.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;32.</ref> Pada tahun 1655, Inggris mencaplok [[Jamaika]] dari [[Spanyol]] dan pada tahun 1666 berhasil menduduki [[Bahama]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;33, 43.</ref>
[[Berkas:British colonies 1763-76 shepherd1923.PNG|thumbjmpl|leftkiri|Peta wilayah koloni Inggris di Amerika Utara periode 1763–1776.]]
 
Permukiman permanen pertama para [[imigran]] dari Inggris di Amerika didirikan tahun 1607 di [[Jamestown, Virginia]] yang dipimpin oleh [[John Smith (pengelana)|Kapten John Smith]] dan dikelola oleh perusahaan Inggris bernama ''Virginia Company''. [[Bermuda]] dihuni dan diklaim oleh Inggris setelah adanya kapal dagang yang tenggelam di perairan Bermuda yang menggunakan bendera Inggris pada tahun 1609, kemudian pada tahun 1615, pengelolaan Bermuda diserahkan pada perusahaan Inggris yang baru, ''Somers Isles Company''.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;15–20.</ref> Hak ''Virginia Company'' dicabut pada tahun 1624 dan pengelolaan [[Virginia]] diberikan kepada kerajaan, yang selanjutnya mendirikan Koloni Virginia.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews]], hal.&nbsp;316, 324–326.</ref> ''Newfoundland Company'' didirikan pada tahun 1610 dengan tujuan untuk menciptakan sebuah permukiman permanen di [[Newfoundland]], namun tidak berhasil.<ref>[[#refAndrews1985|Andrews]], hal.&nbsp;20–22.</ref> Pada tahun 1620, Inggris membentuk Koloni Plymouth sebagai tempat pembuangan bagi kelompok separatis Protestan di Inggris.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;8.</ref> Berikutnya, Inggris mulai membangun koloni-koloni berdasarkan penganut agama. Tahun 1634, [[Maryland]] didirikan sebagai permukiman bagi orang-orang yang menganut [[Katolik Roma]], [[Rhode Island]] (1636) didirikan sebagai koloni yang toleran terhadap semua agama dan [[Connecticut]] (1639) bagi para penganut ''Congregationalists''. Sedangkan [[Carolina]] didirikan pada tahun 1663. Tahun 1664, Inggris menukar [[Suriname]] di [[Amerika Selatan]] dengan Fort Amsterdam kepada Belanda. Penukaran ini membuat Inggris menguasai koloni Belanda di Belanda-Baru (sekarang [[New York]]).<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;40.</ref> Kemudian, pada tahun 1681, Koloni [[Pennsylvania]] didirikan oleh William Penn. Secara umum, koloni-koloni di Amerika kurang sukses secara finansial dibandingkan dengan koloni Inggris di Karibia, namun koloni-koloni di Amerika mempunyai iklim yang sama dengan Eropa serta lahan pertanian yang luas dan subur, hal ini membuat para imigran Inggris lebih suka menetap di Amerika dibanding koloni-koloni lainnya.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;72–73.</ref>
 
[[Berkas:Slaves working in the tobacco sheds on a plantation (1670 painting).jpg|thumbjmpl|Budak dari Afrika yang dipekerjakan di gudang tembakau di [[Virginia]] pada abad ke-17.]]
Pada tahun 1670, [[Charles II dari Inggris|Raja Charles II]] memberikan mandat kepada ''Hudson's Bay Company'' untuk [[monopoli|memonopoli]] [[perdagangan bulu]] di wilayah bagian utara yang dinamakan Dataran Rupert - hamparan luas wilayah yang nantinya akan membentuk sebagian besar [[Kanada]]. Benteng dan pos perdagangan didirikan di sana, namun sering diserang oleh Perancis, yang juga melakukan perdagangan bulu di [[Perancis Baru]] yang lokasinya berdekatan dengan Dataran Rupert.<ref name="buckner25">[[Imperium Britania#refBuckner2008|Buckner]], hal.&nbsp;25.</ref>
 
Baris 46:
 
=== Persaingan dengan Belanda di Asia ===
[[Berkas:Fort St. George, Chennai.jpg|thumbjmpl|rightka|200px|Fort St. George yang didirikan di [[Chennai|Madras]] pada tahun 1639.]]
 
Pada akhir abad ke-16, Inggris dan Belanda mulai menentang monopoli Portugis terhadap perdagangan di Asia dengan bekerjasama membentuk kongsi dagang gabungan antara ''[[East India Company]]'' (EIC) milik Inggris dengan ''[[Vereenigde Oost-Indische Compagnie]]'' (VOC) milik Belanda pada tahun 1602. Tujuan utama dari kongsi-kongsi dagang tersebut adalah untuk menguasai pasar perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan, terutama di kawasan [[Hindia Belanda|Kepulauan Hindia Timur]] serta wilayah sentral jaringan perdagangan di Asia; India. Pada akhirnya, Inggris dan Belanda justru saling bersaing memperebutkan supremasi perdagangan di Asia dari Portugis.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;13.</ref> Meskipun Inggris pada akhirnya bisa mengimbangi posisi Belanda sebagai kekuatan kolonial, dalam waktu singkat sistem keuangan Belanda melesat lebih maju dibandingkan dengan Inggris.<ref name="ferguson19">[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;19.</ref> Serangkaian peperangan antara Belanda dengan Inggris pada abad ke-17 turut memperpanas persaingan mereka di Asia. Permusuhan antara kedua negara ini baru berhenti setelah meletusnya [[Revolusi Agung]] pada tahun 1688, yaitu saat [[William III dari Inggris|William III dari Oranye]] naik tahta menjadi raja Inggris dan mengesahkan kesepakatan damai antara Inggris dan Belanda. Kesepakatan itu menyatakan kalau Belanda berhak menguasai perdagangan rempah-rempah di [[Hindia Timur]], sedangkan Inggris mendapatkan industri tekstil di [[India]]. Meskipun demikian, industri tekstil perlahan-lahan mulai menyalip perdagangan rempah-rempah Belanda dalam hal keuntungan dan penjualan. Kemudian, pada tahun 1720, kejayaan ekonomi Belanda berhasil disusul oleh Inggris.<ref name="ferguson19"/>
Baris 53:
Perdamaian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1688 menandakan bahwa kedua negara tersebut akan memasuki [[Perang Sembilan Tahun]] sebagai sekutu. Namun perang tersebut membuat Belanda harus mencurahkan sebagian besar dari anggaran militer mereka untuk kepentingan perang, hal ini pada akhirnya membuat kekuasaan kolonial Inggris lebih kuat dari Belanda.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;441.</ref> Pada abad ke-18, Inggris (kemudian menjadi Britania Raya setelah bersatu dengan [[Skotlandia]] pada tahun 1707) berjaya sebagai kekuatan kolonial paling dominan di dunia, dan hanya Perancis yang menjadi saingan utamanya di ranah imperialisme.<ref>[[#refPagden2003|Pagden]], hal.&nbsp;90.</ref>
 
[[Berkas:The Defeat of the French Fireships attacking the British Fleet at Anchor before Quebec.jpg|thumbjmpl|leftkiri|200px|Kekalahan Perancis dalam Pertempuran Quebec pada tahun 1759.]]
Setelah kematian Charles II dari Spanyol pada tahun 1700, tahta Spanyol beserta wilayah-wilayah koloninya jatuh ke tangan [[Philippe V dari Spanyol|Philippe dari Anjou]], cucu dari [[Louis XIV dari Perancis]]. Philippe kemudian mencetuskan ide mengenai prospek penyatuan Spanyol dan Perancis beserta wilayah koloninya masing-masing untuk membentuk suatu aliansi kolonial yang akan mengalahkan Inggris dan tak tertandingi di Eropa.<ref name="shennan11"/> Pada tahun 1701, Inggris, Portugis dan Belanda bergabung dengan [[Kekaisaran Romawi Suci]] untuk melawan Spanyol dan Perancis dalam [[Perang Suksesi Spanyol]]. Perang ini berakhir pada tahun 1713 dengan disahkannya [[Perjanjian Utrecht]],<ref name="shennan11">[[#refShennan1995|Shennan]], hal.&nbsp;11–17.</ref> yang menyatakan bahwa Kerajaan Spanyol-Perancis dibagi-bagi dan Inggris mendapatkan bagian terbesar: dari Perancis, Inggris mendapatkan [[Newfoundland]] dan Acadia, sedangkan dari Spanyol, Inggris mendapatkan [[Gibraltar]] dan [[Menorca]]. Gibraltar (yang saat ini masih dimiliki oleh Inggris) dijadikan sebagai pangkalan [[angkatan laut]] penting dan memungkinkan Inggris untuk mengontrol jalur perdagangan Atlantik dari dan ke [[Laut Tengah|Mediterania]]. [[Menorca]] dikembalikan kepada Spanyol dalam [[Persetujuan Amiens|Perjanjian Amiens]] pada tahun 1802 setelah dipindah-tangankan sebanyak tiga kali. Spanyol juga menyetujui untuk memberikan hak ''Asiento'', yaitu hak untuk menjual budak-budak di [[Iberia|Spanyol-Amerika]] kepada Inggris.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;58.</ref>
 
Baris 59:
 
== Imperium Britania kedua (1783–1815) ==
[[Berkas:Clive.jpg|thumbjmpl|Kemenangan Robert Clive dalam [[Pertempuran Plassey]].]]
=== Penguasaan India ===
Selama abad pertama pengoperasiannnya, ''[[British East India Company]]'' (EIC) cuma terfokus pada perdagangan di [[India]], sama sekali tidak terpikir untuk menantang [[Kesultanan Mughal]], yang memberi izin berdagang pada tahun 1617 karena posisi serta kekuasaannya di India lebih kuat dari Inggris.<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;93.</ref> Namun hal ini berubah pada abad ke-18. Ketika Kesultanan Mughal membatasi hak-hak EIC, Inggris dengan EIC nya berjuang menjatuhkan Kekaisaran Mughal - yang dibantu oleh Perancis - dalam Perang Carnatic pada periode 1740-an dan 1750-an. Dalam [[Pertempuran Plassey]] tahun 1757, Inggris yang dipimpin oleh Robert Clive berhasil menaklukkan Mughal beserta sekutu Perancisnya. Kemenangan ini menjadikan Inggris sebagai penguasa serta kekuatan militer dan politik terbesar di India.<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 17.</ref> Selama [[dekade]] berikutnya, Inggris secara bertahap sukses memperluas wilayah teritori yang berada di bawah kekuasaannya di India, baik dengan menguasainya secara langsung ataupun melalui penguasa lokal yang berada di bawah ancaman kekuatan tentara Inggris di India.<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 18–19.</ref> [[Kemaharajaan Britania]] (sebutan untuk Inggris-India) akhirnya tumbuh menjadi harta yang paling berharga bagi Imperium Britania, dijuluki "permata dalam mahkota", mencakup wilayah yang lebih besar dari [[Kekaisaran Romawi]], India menjadi koloni yang paling penting bagi kekuatan Inggris, sekaligus membantu mendefinisikan statusnya sebagai imperium terbesar di dunia.<ref name=Brown5>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;5.</ref>
Baris 67:
Selama periode 1760-an dan 1770-an, hubungan antara [[Tiga Belas Koloni]] dan Inggris menjadi semakin tegang, terutama karena Undang-Undang Stempel 1765 yang dikeluarkan oleh Parlemen Inggris yang tidak konstitusional. Parlemen Inggris menegaskan bahwa mereka punya hak untuk memberlakukan pajak pada para kolonis.<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;84.</ref> Kolonis mengklaim bahwa karena mereka penduduk Inggris, perpajakan tanpa perwakilan rakyat dianggap ilegal. Kolonis di Tiga Belas Koloni membentuk Kongres Kontinental yang bersatu dan pemerintahan bayangan di setiap koloni serta menyerukan istilah "[[tolak pajak tanpa perwakilan rakyat]]". Pemboikotan kolonis terhadap teh Inggris yang terkena pajak mendorong terjadinya peristiwa [[Pesta Teh Boston]] pada tahun 1773. Perselisihan demi perselisihan pada akhirnya mengakibatkan terjadinya [[Revolusi Amerika Serikat|Revolusi Amerika]] dan pecahnya [[Perang Revolusi Amerika Serikat|Perang Revolusi]] pada tahun 1775. Tahun berikutnya, koloni menyatakan kemerdekaan atas Inggris dan dengan bantuan dari Perancis, Tiga Belas Koloni akhirnya berhasil memenangkan perang pada tahun 1783 dan kemudian mendirikan [[Amerika Serikat]].<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal.&nbsp;90.</ref>
 
[[Berkas:01 б Битва при Принстоне.jpg|thumbjmpl|leftkiri|''Tewasnya Jenderal Mercer dalam Pertempuran Princeton'' oleh [[John Trumbull]]. Lepasnya [[Tiga Belas Koloni]] di Amerika Utara menandai berakhirnya Imperium Britania pertama.]]
 
Lepasnya koloni-koloni Inggris yang paling padat penduduknya di Amerika Utara oleh para [[sejarawan]] didefenisikan sebagai masa peralihan dari "Imperium Britania pertama" ke "Imperium Britania kedua".<ref>[[#refOHBEv1|Canny]], hal.&nbsp;92.</ref> Sejak itu, Inggris mengalihkan perhatiannya pada koloni-koloninya yang tersebar di Asia, Pasifik dan Afrika. Tahun 1776, [[Adam Smith]] lewat bukunya yang berjudul ''[[An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations|The Wealth of Nations]]'' menyatakan kritik terhadap [[merkantilisme]]. Menurut Smith, ekonomi pasar merupakan sumber utama kemajuan, kerja sama, dan kesejahteraan, sementara campur tangan politik dan peraturan pemerintah merupakan hal yang tidak ekonomis, kemunduran, dan dapat menyebabkan konflik.<ref name="refpagden1"/><ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;120.</ref> Pertumbuhan perdagangan antara Amerika Serikat sebagai negara yang baru merdeka dengan Inggris sebagai negara tua sejak tahun 1783 membuktikan teori Smith bahwa kontrol politik tidak diperlukan untuk keberhasilan ekonomi.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;119.</ref><ref>[[#refOHBEv2|Marshall]], hal.&nbsp;585.</ref> Ketegangan antara kedua negara ini meningkat selama berlangsungnya [[Peperangan era Napoleon|Perang Napoleon]]. Inggris berusaha untuk memutuskan hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan Perancis. Pada tahun 1812, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Inggris, dan kedua negara tersebut saling menyerbu. Namun, konflik lebih lanjut di antara kedua negara itu berhasil dicegah dengan disahkannya [[Perjanjian Ghent]] pada tahun 1815.<ref>[[#refLatimer|Latimer]], hal.&nbsp;8, 30–34, 389–92.</ref>
Baris 74:
 
=== Penjelajahan Pasifik ===
[[Berkas:Captainjamescookportrait.jpg|thumbjmpl|160px|[[James Cook]], penjelajah Inggris yang menemukan pantai timur di benua selatan baru bernama [[Australia]].]]
Sejak tahun 1718, pembuangan orang-orang Inggris ke koloni-koloni di Amerika Utara telah menjadi suatu bentuk hukuman bagi berbagai tindak pidana di Inggris. Ribuan orang buangan diangkut setiap tahunnya melewati [[Samudera Atlantik|Atlantik]].<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;20.</ref> Namun setelah lepasnya Tiga Belas Koloni pada tahun 1783, Inggris dipaksa untuk mencari lokasi alternatif sebagai tempat pembuangan baru bagi orang-orang tahanan. Kemudian, Inggris berpaling ke daratan di selatan yang baru ditemukan bernama [[Australia]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 20–21.</ref> Pantai barat Australia sebenarnya telah ditemukan oleh seorang penjelajah [[Belanda]] bernama [[Willem Janszoon]] pada tahun 1606 yang kemudian dinamakannya Belanda Baru, namun tidak ada usaha lebih lanjut untuk membangun koloni di sana sampai pada tahun 1770, [[James Cook]] menemukan pantai timur Australia dalam perjalanannya menuju [[Samudera Pasifik|Samudera Pasifik Selatan]]. Cook mengklaim benua tersebut atas nama Inggris dan menamakannya [[New South Wales]].<ref>[[#refPeters2006|Peters]], hal.&nbsp;5–23.</ref> Pada tahun 1778, [[Joseph Banks]], seorang [[ahli botani]] yang ikut serta dalam pelayaran bersama Cook memberi saran kepada Pemerintah Inggris supaya Australia dijadikan sebagai [[koloni tahanan]] yang baru. Selanjutnya, pada tahun 1787, pengiriman perdana para tahanan dari Inggris dilakukan dan sampai di New South Wales pada tahun 1788.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;142.</ref> Inggris terus mengirim para tahanan ke New South Wales hingga tahun 1840.<ref>[[#refBrittain|''Brittain and the Dominions'']], hal.&nbsp;159.</ref> Seiring perkembangannya, koloni Australia akhirnya menjadi koloni yang sangat menguntungkan, terutama karena produksi wol dan tambang emasnya,<ref>[[#refFieldhouse1999|Fieldhouse]], hal. 145–149</ref> yang turut didukung oleh adanya "demam emas" yang sedang berlangsung di koloni-koloni Victoria. Hal ini menjadikan [[Melbourne]] sebagai kota terkaya di dunia pada saat itu,<ref name="RobertCervero320">{{cite book|last=Cervero|first=Robert B.|title=The Transit Metropolis: A Global Inquiry|publisher=Island Press|year=1998|location=Chicago|page=320|isbn=1-55963-591-6}}</ref> sekaligus kota terbesar kedua (setelah [[London]]) dalam Imperium Britania.<ref>Statesmen's Year Book 1889</ref>
 
Baris 81:
=== Peperangan dengan Napoleon ===
{{main|Peperangan era Napoleon}}
[[Berkas:Sadler, Battle of Waterloo.jpg|thumbjmpl|leftkiri|[[Pertempuran Waterloo]] yang berakhir dengan kekalahan [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]].]]
Inggris sekali lagi ditantang oleh Perancis di bawah pemerintahan [[Napoleon Bonaparte]]. Namun tidak seperti perang-perang sebelumnya, perang kali ini lebih merupakan suatu kontes ideologi antar kedua negara.<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;152.</ref> Perang ini tidak hanya mengancam posisi Inggris sebagai pemimpin di kancah imperialisme dunia, namun Napoleon mengancam akan menyerang Inggris sendiri, seperti yang telah dilakukan oleh pasukannya terhadap negara-negara lainnya di [[Benua Eropa]].<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;161.</ref>
 
Perang Napoleon adalah peperangan pertama yang membuat Inggris benar-benar harus menginvestasikan modal dan sumber daya dalam jumlah besar supaya bisa memenangkan peperangan. [[Pelabuhan]] Perancis berhasil diblokade oleh [[Angkatan Laut Britania Raya|Angkatan Laut Inggris]], yang selanjutnya menjadi penentu kemenangan Inggris atas armada Perancis-Spanyol dalam [[Pertempuran Trafalgar]] pada tahun 1805. Koloni seberang lautan Inggris diserang dan diduduki, termasuk pemberian Belanda, yang dianeksasi oleh Napoleon pada tahun 1810. Perancis akhirnya berhasil dikalahkan oleh koalisi tentara Eropa pada tahun 1814.<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;115–118.</ref> Setelah kekalahan Napoleon, Inggris lagi-lagi memperoleh keuntungan besar dari hasil perjanjian damai: Perancis menyerahkan [[Kepulauan Ionia Serikat|Kepulauan Ionia]], [[Malta]] (yang diduduki pada tahun 1797 dan 1798), [[Mauritius]], [[St. Lucia]], dan [[Tobago]]. Sedangkan Spanyol menyerahkan [[Trinidad]], [[Guyana|Guyana Belanda]] dan [[Afrika Selatan|Koloni Cape]]. Sementara itu Inggris mengembalikan [[Guadeloupe]], [[Martinique]], [[Guyana|Guyana Perancis]] dan [[Réunion]] kepada Perancis serta [[Jawa]] dan [[Suriname]] kepada Belanda.<ref name="refjames182">[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;165.</ref>
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|thumbjmpl|150px|[[Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]].]]
 
=== Pendudukan Hindia Belanda ===
Baris 97:
== Era keemasan Imperium Britania (1815–1914) ==
{{see also|Revolusi Industri}}
[[Berkas:British Empire 1897.jpg|thumbjmpl|320px|Imperium Britania pada tahun 1897 ditandai dengan warna merah muda, warna tradisional kekuasaan Imperium Britania pada peta.]]
[[Berkas:Destroying Chinese war junks, by E. Duncan (1843).jpg|thumbjmpl|250px|''Penghancuran kapal perang Cina dalam [[Perang Candu Pertama]]'' oleh E. Duncan.]]
 
Periode antara tahun 1815 sampai 1914 disebut oleh beberapa [[sejarawan]] sebagai "era keemasan Imperium Britania",<ref>[[#refHyam2002|Hyam]], hal.&nbsp;1.</ref><ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;71.</ref> ketika lebih dari {{convert|10.000.000|sqmi|km2}} luas wilayah dan sekitar 400 juta penduduk menjadi bagian dari Imperium Britania.<ref>[[#refParsons|Parsons]], hal.&nbsp;3.</ref> Kekalahan [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] pada tahun 1815 membuat Inggris tidak memiliki saingan yang berarti, kecuali [[Rusia]] di [[Asia Tengah]].<ref name="#refOHBEv3|Porter, hal. 401">[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;401.</ref> Menjadi yang tak terkalahkan di lautan, Inggris kemudian menobatkan dirinya sebagai polisi dunia, yang selanjutnya dikenal sebagai ''[[Pax Britannica]]''.<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;332.</ref> Bersamaan dengan hak kontrol tidak resmi yang dimilikinya, posisi Inggris yang dominan dalam perdagangan dunia berarti bahwa secara efektif Inggris bisa mengendalikan perekonomian dari banyak negara, seperti [[Cina]], [[Argentina]] dan Siam ([[Thailand]]). Kondisi ini oleh para sejarawan disebut sebagai "imperium informal".<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;8.</ref><ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;156–57.</ref>
Baris 106:
=== ''East India Company'' di Asia ===
{{see also|Kemaharajaan Britania|East India Company|Perang Candu}}
[[Berkas:Victoria Disraeli cartoon.jpg|leftkiri|thumbjmpl|uprightlurus|[[Kartun]] yang menggambarkan [[Benjamin Disraeli]] memberi [[Ratu Victoria]] mahkota baru ketika ia dinobatkan sebagai Maharani India.]]
 
''[[East India Company]]'' (EIC) atau Perusahaan Hindia Timur secara tidak langsung telah ikut berperan serta dalam mendukung kejayaan Imperium Britania di [[Asia]]. Tentara EIC pertama kali bergabung dengan [[Angkatan Laut Britania Raya|Angkatan Laut Inggris]] saat terjadinya Perang Tujuh Tahun, dan kemudian terus bekerjasama dalam berbagai pertempuran di luar India, di antaranya: pengusiran Napoleon dari [[Mesir]] (1799), pengambilalihan [[Jawa]] dari Belanda (1811), akuisisi [[Singapura]] (1819) dan [[Malaka]] (1824) serta pendudukan [[Birma]] (1826).<ref name="#refOHBEv3|Porter, hal. 401"/>
Baris 115:
 
India mengalami serangkaian kegagalan panen serius pada akhir abad ke-19, menyebabkan bencana kelaparan yang meluas ke seantero negeri dan diperkirakan lebih dari 15 juta orang meninggal akibat kelaparan. EIC telah gagal mengimplementasikan kebijakan dan kontrol yang terkoordinasi untuk menangani kelaparan selama periode kekuasaannya. Hal ini berusaha diubah selama masa [[Kemaharajaan Britania]], sebuah komisi khusus dibentuk untuk mengatasi dan menerapkan kebijakan baru dalam pengentasan kelaparan, yang memakan waktu hingga awal 1900-an supaya bisa menghasilkan efek.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;133–34.</ref>
[[Berkas:Russo-British skirmish during Crimean War.png|thumbjmpl|150px|Tentara Rusia dan tentara Inggris dalam [[Perang Krimea]].]]
 
=== Persaingan dengan Rusia ===
Baris 123:
=== Dari Cape ke Kairo ===
{{see also|Perebutan Afrika}}
[[Berkas:Punch Rhodes Colossus.png|thumbjmpl|leftkiri|''Raksasa Rhodes''—[[Cecil Rhodes]] "melangkah" dari Cape ke Kairo.]]
Belanda sebenarnya telah mendirikan Koloni Cape di ujung selatan [[Afrika]] pada tahun 1652 sebagai pos persinggahan bagi kapal-kapalnya yang sedang dalam perjalanan ke [[Hindia Timur]]. Namun Inggris secara resmi mengakuisisi Koloni Cape pada tahun 1806 - termasuk [[Bangsa Boer]] yang berdiam di sana - setelah mendudukinya pada tahun 1795 untuk mencegah koloni tersebut jatuh ke tangan Perancis yang pada saat itu berhasil mengalahkan Belanda.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;85.</ref> Para imigran Inggris mulai berdatangan sejak tahun 1820. Hal ini memicu menyingkirnya ribuan Bangsa Boer yang tidak setuju dengan hukum Inggris ke arah utara dan mendirikan negara republik bebas sendiri (kebanyakan tidak bertahan lama) pada periode 1830-an sampai awal 1840-an.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;85–86.</ref> Dalam prosesnya, Bangsa Boer berulang kali bentrok dengan tentara Inggris, yang memiliki agenda sendiri sehubungan dengan ekspansi kolonial di [[Afrika Selatan]] dan menguasai permukiman bangsa-bangsa asli Afrika, termasuk Bangsa Sotho dan Bangsa Zulu. Pada akhirnya, Bangsa Boer berhasil mendirikan dua negara republik baru yang memiliki umur lebih lama: Republik Afrika Selatan atau [[Republik Transvaal]] (1852-1877; 1881-1902) dan [[Negara Bebas Oranje|Negara Bebas Oranye]] (1854-1902).<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;168, 186, 243.</ref> Pada tahun 1902 Inggris berhasil menduduki kedua republik tersebut, yang memicu meletusnya [[Perang Boer Kedua|Perang Boer]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;255.</ref>
 
Baris 134:
=== Perubahan status koloni kulit putih ===
Sejak abad ke-18, telah terjadi perbedaan yang nyata antara status koloni Inggris yang dihuni oleh penduduk [[kulit putih|berkulit putih]] dengan koloni yang dihuni oleh penduduk non-kulit putih. Saat pemikiran "[[:en:Enlightened absolutism|absolutisme tercerahkan]]" berkembang di Eropa, Inggris didesak untuk mengubah status koloni-koloni kulit putih agar mengizinkan mereka membentuk pemerintahan sendiri.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;7.</ref>
[[Berkas:Birth of the Irish Republic.jpg|thumbjmpl|210px|''Kelahiran Republik Irlandia'' oleh Walter Paget.]]
Langkah koloni kulit putih untuk memperoleh kemerdekaan dari Imperium Britania dimulai dengan adanya [[Laporan Durham]] pada tahun 1839: dua provinsi di Kanada (Kanada Atas dan Kanada Bawah) diusulkan untuk di-[[Teori unifikasi|unifikasi]] sebagai solusi atas kerusuhan politik yang kerap terjadi di sana.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;28–29.</ref> Unifikasi ini disahkan dalam Undang-Undang Penyatuan pada tahun 1840, yang kemudian membentuk Provinsi Kanada. Pemerintahan mandiri pertama kali diberikan pada [[Nova Scotia]] pada tahun 1848, kemudian menyusul koloni-koloni Inggris lainnya di Amerika utara. Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-Undang Konstitusi oleh [[Parlemen Britania Raya]] pada tahun 1867, Kanada Atas, Kanada Bawah, [[New Brunswick]] dan [[Nova Scotia]] disatukan menjadi [[Kanada|Domini Kanada]], dengan status sebagai Pemerintahan Konfederasi yang menikmati hak penuh kecuali dalam hal [[hubungan internasional]].<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal.&nbsp;187</ref> [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] juga memperoleh status yang sama setelah tahun 1900. Koloni-koloni di Australia di unifikasi pada tahun 1901 menjadi Federasi Australia, sedangkan Selandia Baru menyusul setelahnya dengan status sebagai Pemerintahan Domini. Istilah Pemerintahan Domini sendiri secara resmi baru diperkenalkan dalam Konferensi Kolonial pada tahun 1907 di London untuk menegaskan status Kanada, Australia dan Selandia Baru.<ref name="rhodes5"/>
 
Baris 143:
 
=== Perang Dunia I ===
[[Berkas:6thInfantryBrigadeMontStQuentin1September1918.jpeg|thumbjmpl|220px|Pasukan batalyon 6 Australia dalam [[Pertempuran Kanal St. Quentin]] pada tanggal 1 September 1918.]]
Kekhawatiran Inggris terhadap peperangan dengan Jerman terbukti dengan pecahnya [[Perang Dunia I]]. Keputusan Inggris untuk melancarkan perang terhadap Jerman dan sekutunya juga melibatkan wilayah-wilayah koloni dan domininya, yang menyediakan tenaga militer, dukungan finansial dan material yang tidak ternilai. Lebih dari 2,5 juta tentara Inggris diambil dari wilayah-wilayah domininya, serta ribuan sukarelawan yang berasal dari koloni-koloninya.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal.&nbsp;78–79.</ref> Sebagian besar koloni seberang lautan Jerman dengan cepat berhasil direbut dan diduduki. Sementara di Pasifik, Australia dan Selandia Baru berhasil mengambil alih [[Nugini Jerman]] dan [[Samoa]]. Kontribusi Australia, [[Newfoundland]] dan Selandia Baru selama [[Kampanye Gallipoli]] melawan [[Kesultanan Utsmaniyah]] pada tahun 1915 memiliki dampak besar terhadap semangat kebangsaan dan kecintaan mereka terhadap tanah air serta berperan penting dalam proses transisi Australia dan Selandia Baru dari negara koloni menjadi negara yang merdeka. Negara-negara tersebut terus memperingati peristiwa tewasnya ribuan tentara mereka dalam perang ini setiap tahunnya. Kanada juga mengalami hal yang sama saat ikut serta dalam [[Pertempuran Vimy Ridge]] pada tahun 1917.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;277.</ref> Kontribusi penting dari para domini Inggris diakui oleh Perdana Menteri Inggris, [[David Lloyd George]]. Pada tahun 1917, ia mengundang semua [[Perdana Menteri]] dari wilayah domini Inggris dan kemudian membentuk Kabinet Perang Imperialis untuk mengkoordinasikan kebijakan militer di Imperium Britania.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;278.</ref>
 
Baris 154:
{{see also|Perang Kemerdekaan Irlandia}}
Perang Dunia I menyebabkan pelaksanaan Undang-Undang Kemerdekaan Irlandia tertunda dan hasilnya, [[Irlandia]] memproklamasikan kemerdekaannya sendiri pada tahun 1919. Sinn Féin, partai pro-kemerdekaan Irlandia, berhasil memenangkan mayoritas suara dalam Pemilihan Umum tahun 1918 dan kemudian memproklamasikan kemerdekaan Irlandia. Inggris tidak mengakuinya dan hal ini memicu meletusnya [[Perang Kemerdekaan Irlandia]]. Para tentara Republik Irlandia secara bersamaan memulai [[Gerilya|perang gerilya]] melawan Pemerintahan Inggris.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;143.</ref> Perang ini berakhir pada tahun 1921 dengan jalan buntu dan menghasilkan Perjanjian Inggris-Irlandia. Dua puluh enam ''county'' di Irlandia selatan kemudian mendirikan Negara Bebas Irlandia, yang selanjutnya ditetapkan sebagai wilayah domini dalam Imperium Britania, yang berdiri sebagai negara bebas namun secara konstitusional dan kelembagaan masih merupakan bagian dari [[Kerajaan Britania Raya]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 95.</ref> Sedangkan enam ''county'' di [[Irlandia Utara]] memilih untuk tetap menjadi bagian dari Pemerintahan Britania Raya.<ref>[[#refMagee|Magee]], hal.&nbsp;108.</ref>
[[Berkas:ImperialConference.jpg|thumbjmpl|430px|rightka|[[George V dari Britania Raya|Raja George V]] (depan tengah) bersama Perdana Menteri Inggris dan para domininya dalam Konferensi Imperial 1926. Berdiri dari kiri ke kanan : Walter Stanley Monroe (Newfoundland), Gordon Coates (Selandia Baru), Stanley Bruce (Australia), J. B. M. Hertzog (Uni Afrika Selatan), W.T. Cosgrave (Negara Bebas Irlandia). Duduk: Stanley Baldwin (Inggris), Raja George V, William Lyon Mackenzie King (Kanada).]]
 
==== Status koloni di Asia ====
Baris 163:
 
=== Perang Dunia II ===
[[Berkas:Bosbritsurrendergroup.jpg|thumbjmpl|250px|leftkiri|Menyerahnya tentara Inggris pada tentara Jepang dalam [[Pertempuran Singapura]], 1942.]]
Keputusan Inggris dalam menyatakan perang terhadap [[Nazi|Jerman Nazi]] pada bulan September 1939 juga mengikutsertakan seluruh koloninya, namun tidak secara otomatis menyertakan domininya. Australia, Kanada, Selandia Baru dan Afrika Selatan memilih untuk menyatakan perang terhadap Jerman, namun Negara Bebas Irlandia memilih untuk tetap netral secara legal selama perang berlangsung.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;313–14.</ref> Setelah [[Pertempuran Perancis|pendudukan Jerman atas Perancis]] pada tahun 1940, Inggris dan imperiumnya berdiri sendiri dalam melawan Jerman, sampai masuknya [[Uni Soviet]] ke dalam kancah peperangan pada tahun 1941. [[Perdana Menteri Inggris]], [[Winston Churchill]] berhasil melobi [[Presiden Amerika Serikat]], [[Franklin D. Roosevelt]] agar mengirimkan bantuan militer bagi Inggris, namun Roosevelt belum siap melibatkan Amerika Serikat dalam peperangan.<ref>[[Imperium Britania#refGilbert2005|Gilbert]], hal.&nbsp;234.</ref> Pada bulan Agustus 1941, Churchill dan Roosevelt mengadakan perundingan dan menandatangani [[Piagam Atlantik]], yang menyatakan bahwa "hak bagi semua bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan tempat mereka tinggal harus dihormati" (hak untuk menentukan nasib sendiri). Namun kata-kata ini bermakna ambigu, entah yang dimaksudkan itu mengenai penjajahan Jerman atas Eropa atau penjajahan negara-negara Eropa atas negara-negara lainnya. Pada akhirnya, kata-kata ini diinterpretasikan secara berbeda oleh Inggris, Amerika Serikat, dan [[Nasionalisme|gerakan nasionalisme]] negara-negara terjajah.<ref name="reflloyd316">[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;316.</ref><ref>[[#refJames|James]], hal.&nbsp;513.</ref>
 
Baris 178:
==== Kemerdekaan India ====
{{see also|Gerakan Kemerdekaan India}}
[[Berkas:Jinnah Gandhi.jpg|thumbjmpl|rightka|[[Muhammad Ali Jinnah]] dan [[Mahatma Gandhi]], tokoh pemimpin [[Gerakan Kemerdekaan India]].]]
[[Partai Buruh (Britania Raya)|Partai Buruh]] yang pro-dekolonisasi berhasil memenangkan Pemilihan Umum Inggris 1945. [[Clement Attlee]], pemimpin Partai Buruh yang terpilih sebagai Perdana Menteri Inggris segera bertindak cepat untuk menyelesaikan isu penting negara yaitu kemerdekaan India.<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;322.</ref> Dua organisasi [[Gerakan Kemerdekaan India|pergerakan kemerdekaan India]]; [[Kongres Nasional India]] dan [[Liga Muslim India]] telah mengampanyekan kemerdekaan India berdekade-dekade lamanya, namun tidak menemui kesepakatan soal bagaimana pelaksanaannya. Kongres menginginkan India yang bersatu namun Liga menginginkan negara yang terpisah bagi penduduk [[Muslim]] karena takut akan adanya dominasi oleh mayoritas [[Hindu]]. Meningkatnya kerusuhan sipil dan pemberontakan dari Angkatan Laut India pada tahun 1946 membuat Attlee menjanjikan kemerdekaan bagi India paling lambat tahun 1948. Namun situasi yang makin mendesak dan ancaman akan adanya perang sipil membuat Louis Mountbatten; Maharaja India yang baru dilantik (sekaligus yang terakhir) memproklamirkan kemerdekaan India lebih awal pada tanggal [[15 Agustus]] [[1947]].<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal.&nbsp;67.</ref> Perbatasan yang dibuat oleh Inggris untuk [[Pemisahan India|membagi India]] ke dalam kawasan untuk penduduk Hindu dan Islam tidak menghiraukan nasib berpuluh-puluh juta minoritas di India dan [[Pakistan]].<ref>[[#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;325.</ref> Akibatnya, jutaan Muslim kemudian menyeberang dari India ke Pakistan dan Hindu ke arah sebaliknya, dan bentrokan yang terjadi antar dua komunitas tersebut menyebabkan lebih dari dua ratus ribu nyawa melayang. [[Srilanka]] dan [[Myanmar]], yang merupakan bagian dari [[Kemaharajaan Britania]], memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948. India, Pakistan dan Srilanka selanjutnya bergabung menjadi anggota [[Negara-Negara Persemakmuran]], namun Myanmar memilih untuk tidak bergabung.<ref>[[#refMcIntyre|McIntyre]], hal.&nbsp;355–356.</ref>
 
Baris 189:
=== Krisis Suez dan dampaknya ===
{{see|Krisis Suez}}
[[Berkas:Eden, Anthony.jpg|thumbjmpl|uprightlurus|leftkiri|[[Anthony Eden]].]]
Pada tahun 1951, [[Partai Konservatif (Britania Raya)|Partai Konservatif]] kembali berkuasa di Inggris di bawah kepemimpinan [[Winston Churchill]]. Churchill dan Konservatif percaya bahwa posisi Inggris sebagai kekuatan dunia bergantung pada keberlangsungan imperiumnya, dan hal ini ditentukan oleh [[Terusan Suez]] yang memungkinkan Inggris untuk mempertahankan posisi unggulnya di [[Timur Tengah]] meskipun sudah kehilangan India. Namun Churchill tidak bisa meremehkan [[Revolusi|Pemerintahan Revolusioner]] baru bentukan [[Gamal Abdul Nasser]] di Mesir yang meraih kekuasaan pada tahun 1952 dan berusaha mengusir Inggris dari Mesir. Pada tahun berikutnya, disepakati bahwa pasukan Inggris akan menarik diri dari Terusan Suez dan nasib [[Sudan]] akan ditentukan pada tahun 1955.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal.&nbsp;339–40.</ref> Sudan kemudian diberi kemerdekaan pada tanggal 1 Januari 1956.
 
Baris 199:
 
=== Angin perubahan ===
[[Berkas:British Decolonisation in Africa.png|thumbjmpl|[[Dekolonisasi]] Inggris di Afrika. Pada akhir tahun 1960-an, semua negara kecuali [[Rhodesia]] (sebelum menjadi [[Zimbabwe]]) dan mandat Afrika Selatan di [[Afrika Barat Daya]] ([[Namibia]]) memperoleh kemerdekaan.]]
Perdana Menteri Inggris yang baru, Harold Macmillan, berpidato di [[Cape Town]], [[Afrika Selatan]] pada bulan Februari 1960, ketika dia mengatakan tentang "angin perubahan yang bertiup di benua ini."<ref>[[#refJames2001|James]], hal.&nbsp;616.</ref> Macmillan ingin menghindari perang kolonial seperti yang dihadapi oleh Perancis di [[Aljazair]], dan menjanjikan bahwa di bawah pemerintahannya, proses [[dekolonisasi]] akan berjalan dengan cepat.<ref>[[#refLouis2006|Louis]], hal.&nbsp;46.</ref> Banyak koloni Inggris yang diberinya kemerdekaan pada tahun 1950-an dan 1960-an termasuk [[Sudan]], Pantai Emas (sekarang [[Ghana]]) dan [[Malaysia]].<ref>[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal.&nbsp;427–433.</ref>
 
Baris 218:
== Peninggalan ==
Inggris mempertahankan kedaulatannya atas 14 [[teritori]] di luar Kepulauan Britania, yang selanjutnya berganti nama menjadi [[Wilayah Seberang Laut Britania]] pada tahun 2002.<ref>[[#refFAC|House of Commons Foreign Affairs Committee Overseas Territories Report]], hal.&nbsp;145–147</ref> Beberapa dari teritori tersebut tidak berpenghuni kecuali untuk tujuan militer atau penelitian ilmiah sementara, sedangkan sisanya berupa pemerintahan sendiri yang bergantung pada Inggris dalam hal [[hubungan internasional|hubungan luar negeri]] dan pertahanan. Pemerintah Inggris telah menyatakan kesediaannya untuk membantu setiap Wilayah Seberang Lautnya yang ingin memperoleh kemerdekaan.<ref>[[#refFAC|House of Commons Foreign Affairs Committee Overseas Territories Report, hal.&nbsp;146,153]]</ref> Beberapa Wilayah Seberang Laut Inggris tidak diakui oleh tetangga geografis mereka: [[Gibraltar]] diklaim oleh Spanyol, [[Kepulauan Falkland]] dan [[Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan]] diklaim oleh Argentina, sedangkan [[Wilayah Samudra Hindia Britania|Wilayah Samudera Hindia Inggris]] diklaim oleh [[Mauritius]] dan [[Seychelles]].<ref>{{Cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/io.html|title=British Indian Ocean Territory|work=[[The World Factbook]]|publisher=CIA|accessdate=13 December 2008}}</ref> Teritori Antartika Inggris secara bersamaan diklaim oleh Argentina dan [[Chili]], sementara sebagian besar negara tidak mengakui klaim teritorial Inggris atas Antartika.<ref>[[#refFAC|House of Commons Foreign Affairs Committee Overseas Territories Report]], hal.&nbsp;136</ref>
[[Berkas:Anglospeak.svg|leftkiri|thumbjmpl|Persebaran negara-negara penutur [[bahasa Inggris]]:{{legend|#0000ff|Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi dan bahasa nasional}}
{{legend|#8ddada|Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi tetapi bukan bahasa utama}}]]
Sebagian besar negara-negara bekas koloni Inggris adalah anggota [[Negara-Negara Persemakmuran]], yaitu suatu organisasi non-politik yang sifatnya sukarela. Lima belas anggota yang tergabung dalam [[Wilayah Persemakmuran]] berbagi [[kepala negara]] dengan Inggris.<ref>{{Cite web|url=http://www.thecommonwealth.org/Internal/150757/head_of_the_commonwealth/|title=Head of the Commonwealth|publisher=Commonwealth Secretariat|accessdate=9 October 2010}}</ref>
Baris 226:
Batas-batas politik yang diciptakan oleh Inggris tidak selalu mencerminkan kehomogenan etnis atau agama, justru seringkali memberikan kontribusi bagi konflik di daerah-daerah yang pernah menjadi koloni Inggris. Imperium Britania juga bertanggung jawab atas [[migrasi]] jutaan penduduk dari Kepulauan Britania (terutama Inggris dan Irlandia) ke Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Para [[imigran]] ini secara perlahan-lahan menanggalkan identitas ke-Inggris-an mereka setelah terbentuknya negara baru. Imigrasi besar-besaran selama masa kejayaan Imperium Britania seringkali menyebabkan ketegangan antar etnis dan semakin tersingkirnya minoritas asli di wilayah koloni seperti [[Aborigin]] di Australia, [[Indian]] di Amerika Utara dan sebagainya. Jutaan jiwa bermigrasi dari dan ke wilayah-wilayah koloni Inggris. Sejumlah besar orang [[India]] beremigrasi ke bagian lain dari imperium, seperti [[Malaysia]] dan [[Fiji]]. [[Emigrasi]] warga [[Tionghoa]], terutama dari [[Cina selatan|Cina Selatan]] menyebabkan terbentuknya mayoritas Tionghoa di Singapura dan minoritas Tionghoa di Karibia. Sementara itu, komposisi penduduk Inggris sendiri berubah setelah terjadinya [[Perang Dunia II]], yaitu terjadi gelombang migrasi besar-besaran dari negara-negara koloni ke [[Kepulauan Britania]].<ref>[[#refDalziel2006|Dalziel]], hal.&nbsp;135.</ref>
 
[[Berkas:Bogor kebun raya.jpg|thumbjmpl|300px|[[Kebun Raya Bogor]], salah satu peninggalan Imperium Britania di Indonesia.]]
Di Indonesia, meski masa kekuasaannya singkat, Imperium Britania juga turut mewariskan beberapa pengaruh dan peninggalannya. Saat [[Raffles]] berkuasa, ia membagi [[Pulau Jawa]] menjadi 16 karesidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasainya. Sistem karesidenan ini tetap dipakai sampai tahun 1964. Raffles juga membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pada pengadilan Inggris. Selain itu, Raffles juga tertarik kepada sejarah, kebudayaan dan kesenian Jawa. Ketertarikannya ini diwujudkan dalam sebuah buku karangannya mengenai sejarah Jawa yang berjudul ''[[History of Java]]''. Warisan Raffles lainnya adalah sebuah kebun di ''Paleis Buitenzorg'' ([[Istana Bogor]]), yang merupakan tempat kediaman Raffles di Indonesia (saat itu bernama [[Hindia Belanda]]). Berawal dari dari kebun istana ini, Raffles berkeinginan untuk mengumpulkan bermacam- macam tanaman yang ada di Indonesia hingga akhirnya kelak menciptakan [[Kebun Raya Bogor]].<ref>[[#refSutrisno|Sutrisno]], hal.&nbsp;48.</ref>
{{clear}}