Pulau Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Added {{unreferenced}} tag to article
Arupako (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
'''Pulau Bali''' adalah salah satu pulau di Indomesia yang berada dalam gugusan [[Kepulauan Nusa Tenggara]]. Pulau ini sekarang termasuk wilayah [[Bali|Provinsi Bali]]. Pulau ini juga sebagai Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura.
 
== Sejarah ==
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada [[3000 SM|3000]]-[[2500 SM]] yang bermigrasi dari [[Asia]].<ref>Taylor (2003), hlm. 5, 7; Hinzler (1995)</ref> Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.<ref>Taylor (2003), hlm. 12; Lonely Planet (1999), hlm. 15.</ref> Zaman [[prasejarah]] kemudian berakhir dengan datangnya ajaran [[Hindu]] dan tulisan [[Bahasa Sanskerta]] dari [[India]] pada [[100 SM]]. {{Fact|date=Oktober 2007}}
 
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama [[Balidwipa]] (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya [[Prasasti Blanjong]] yang dikeluarkan oleh [[Sri Kesari Warmadewa]] pada [[913 M]] dan menyebutkan kata ''[[Walidwipa]]''. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi ''[[subak]]'' untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan [[Majapahit]] ([[1293]]–[[1500]] AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun [[1343]] M. Saat itu hampir seluruh [[nusantara]] beragama [[Hindu]], namun seiring datangnya [[Islam]] berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari [[Pulau Jawa]] ke Bali.
 
Orang [[Eropa]] yang pertama kali menemukan Bali ialah [[Cornelis de Houtman]] dari [[Belanda]] pada [[1597]], meskipun sebuah kapal [[Portugis]] sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada [[1585]]. Belanda lewat [[VOC]] pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekukuh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak [[1840]]-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai titk darah penghabisan atau ''[[perang puputan]]'' yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk [[Monarki|rajanya]]. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.