Jagung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan Agfasolo (pembicaraan) (HG) (3.1.22)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 91:
Genangan tidak disukai jagung, meskipun jagung dapat membentuk pembuluh-pembuluh udara ([[aerenkim]]) apabila mengalami terendam air dalam jangka waktu cukup lama. Pembuatan parit [[pengatusan]] air atau pembentukan [[bedengan]] biasanya disarankan. Pada tanah masam, [[Kapur#Pemanfaatan|pengapuran]] diperlukan.
 
Penanaman benih jagung secara tradisional dilakukan dengan tangan menggunakan [[tugal]] untuk melubangi tanah. Dalam pertanian dengan [[mesin pertanian|mekanisasi]], penanaman bijian jagung dilakukan menggunakan mesin penabur benih (''seed driller''). Kepadatan populasi tanam yang biasa dipakai adalah 60 000 sampai 120 000 tanaman per ha, yang biasa diterjemahkan dalam jarak antarbaris (50-100 cm) dan jarak dalam baris (10-40 cm).
 
Kebutuhan hara jagung dikenal cukup tinggi dan dipenuhi melalui pemupukan. Selain memerlukan pupuk organik sebagai pupuk dasar/awal, jagung memerlukan masukan [[nitrogen]] (N, dari [[urea]] ataupun [[ZA]]), [[fosfat]] (biasanya dari [[SP36]]), dan [[kalium]] (K, biasanya dari [[kalium klorida|KCl]]) untuk pertumbuhan dan hasil yang baik. Namun demikian, sejak 2000-an di Indonesia diperkenalkan pula [[pupuk majemuk]] yang telah mengandung ketiga unsur pokok tersebut. [[Pupuk organik cair]] (POC) juga mulai diperkenalkan untuk digunakan.