Malamang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Malamang": 1. Vandalisme berulang ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 25 Oktober 2016 09.50 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 25 Oktober 2016 09....
Perbaikan
Baris 1:
'''Malamang''' adalah tradisi nenek moyang masyarakat Sumatera Barat yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Tradisi ini perlu diturunkan kepada generasi muda. Malamang dipastikan tidak ada hubungan dengan adat Minangkabau.{{cn}}<ref>[https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-tradisi-malamang-dari-sumatera-barat.html Cerita Tradisi Malamang dari Sumatera Barat]</ref> Ini murni berkaitan dengan ajaran Syech Burhanuddin.{{cn}}<ref>[http://www.infosumbar.net/wisata/malamang-tradisi-unik-masyarakat-sumbar/ Malamang: Tradisi Unik Masyarakat Sumbar]</ref>
{{no footnotes|date=Oktober 2016}}
'''Malamang''' adalah tradisi nenek moyang masyarakat Sumatera Barat yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Tradisi ini perlu diturunkan kepada generasi muda. Malamang dipastikan tidak ada hubungan dengan adat Minangkabau.{{cn}} Ini murni berkaitan dengan ajaran Syech Burhanuddin.{{cn}}
 
== Etimologi ==
Malamang, sebutan yang biasa masyarakat gunakan, berarti memasak lemang (makanan khas dari Sumatera Barat yang terbuat dari adonan beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu) yang dijadikan sebagai simbol pada saat diselenggarakannya peringatan Maulid Nabi di daerah itu.Cara memasaknya adalah dengan mendirikan batangan bambu lemang di atas tungku khusus pembakaran.
Baris 7 ⟶ 5:
== Tradisi ==
Tradisi malamang ini sendiri telah berlangsung sejak ratusan tahun silam,dan berlangsung secara turun temurun sampai sekarang.Menurut Tambo (kisah yang meriwayatkan tentang asal usul dan kejadian masa lalu yang terjadi di Minangkabau) tradisi ini berlangsung dari peran Syekh Burhanuddin (Pembawa ajaran Islam Minang Kabau). Saat itu Syekh Burhanuddin melakukan perjalanan ke daerah pesisir Minangkabau untuk menyiarkan agama Islam serta berkunjung ke rumah penduduk untuk bersilaturrahmi.Dari kunjungannya tersebut,sering masyarakat memberikan makanan yang masih diragukan kehalalannya.Dia pun menyarankan kepada setiap masyarakat yang dikunjunginya agar mencari bambu, lalu mengalasnya dengan daun pisang muda.Setelah itu dimasukan ke dalamnya Beras ketan putih dan santan,kemudian dipanggang di atas tungku kayu bakar.Syekh Burhanuddin pun menyarankan kepada setiap masyarakat yang dikunjunginya agar menyajikan kuliner lamang ini menjadi simbol makanan yang dihidangkan dalam silaturahim.
== Hapus ==
 
== Kegunaan ==
Baris 13 ⟶ 10:
 
== Referensi ==
{{reflist}}
*https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-tradisi-malamang-dari-sumatera-barat.html
== Pranala luar ==
*http://www.infosumbar.net/wisata/malamang-tradisi-unik-masyarakat-sumbar/
*http://variety-indonesia.blogspot.co.id/2011/05/malamang-artinya-memasak-lemang.html
*http://nusantaranews.co/9-tradisi-menyambut-bulan-ramadan-di-pulau-sumatera/
Baris 20 ⟶ 17:
*http://indonesiana.merahputih.com/budaya/2016/06/05/tradisi-malamang-jadi-ajang-kumpul-warga-jelang-ramadhan/42162/
 
[[Kategori:Budaya Sumatera Barat]]
{{budaya-stub}}