Imperium Portugal di Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Tokoh penting: Penambahan kobten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Dikembalikan ke revisi 10619361 oleh Wardi 96 (bicara).
Baris 4:
== Awal penjelajahan ==
[[Berkas:Myristica fragrans - Köhler–s Medizinal-Pflanzen-097.jpg|thumb|upright|left|[[Tanaman]] [[pala]] adalah asli [[Kepulauan Banda]] di [[Maluku]]. Pernah menjadi salah satu komoditas paling berharga di dunia, pala menarik kekuatan kolonial Eropa pertama ke [[Nusantara]].]]
Bangsa Eropa sedang memajukan teknologi di awal abad ke-16; keahlian baru bangsa Portugis dalam [[navigasi]], pembuatan kapal, dan per[[senjata]]an memungkinkan mereka berani mengadakan ekspedisi penjelajahan dan ekspansi. Bermula dengan ekspedisi penjelajahan pertama yang dikirim dari [[Malaka]] yang baru ditaklukkan pada tahun [[1512]], bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Nusantara, dan mencoba mendominasi sumber-sumber rempah-rempah berharga<ref name="RICKLEFSp24">{{cite book |last=Ricklefs |first=M.C|title=A History of Modern Indonesia Since c.1300, second edition |publisher=MacMillan |date=1993 |location=London |pages=p.22–24 |url= |isbn= 0-333-57689-6}}</ref> dan berusaha menyebarkan [[Katolik Roma]]. Percobaan awal bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan [[Kerajaan Sunda]] di [[Parahyangan]],<ref>{{cite book| publisher=Cipta Loka Caraka| title = Sumber-sumber asli sejarah Jakarta, Jilid I: Dokumen-dokumen sejarah Jakarta sampai dengan akhir abad ke-16| year =1999}};{{cite book | last =Zahorka | first =Herwig | publisher= Yayasan Cipta Loka Caraka | title = The Sunda Kingdoms of West Java, From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with Royal Center of Bogor, Over 1000 Years of Propsperity and Glory
| year =2007 | accessdate = }}</ref> gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam di [[Jawa]], seperti [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Banten|Banten]]. Bangsa Portugis mengalihkan arah ke [[Kepulauan Maluku]], yang terdiri atas berbagai kumpulan [[negara]] yang awalnya berperang satu sama lain namun memelihara perdagangan antarpulau dan internasional. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan penguasa setempat, mereka mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di [[Indonesia Timur]], termasuk [[Pulau]] [[Ternate]], [[Pulau Ambon|Ambon]], dan [[Solor]]. Namun, puncak kegiatan misi Portugis dimulai pada paruh terakhir abad ke-16, setelah langkah penaklukan militernya di kepulauan tersebut gagal dan kepentingan Asia Timur mereka berpindah ke [[Jepang]], [[Makau]], dan [[Tiongkok]]; serta pada gilirannya [[gula]] di [[Brasil]] dan [[perdagangan budak Atlantik]] mengalihkan perhatian mereka dari Nusantara. Di samping itu, bangsa Eropa pertama yang tiba di [[Sulawesi Utara]] adalah Portugis.
 
== Kemunduran dan peninggalan ==
Keberadaan Portugis berkurang hanya di Solor, [[Flores]] dan [[Timor]] (lihat [[Timor Portugis]]) di [[Nusa Tenggara Timur]] sekarang, menyusul kekalahan pada tahun [[1575]] di tangan penduduk Ternate, penaklukan Belanda di Ambon, [[Maluku Utara]], dan Banda, serta kegagalan umum untuk menopang kendali perdagangan di kawasan ini.<ref name="MILLER_XV">{{cite book | last =Miller | first =George (ed.) | authorlink = | coauthors = | title =To The Spice Islands and Beyond: Travels in Eastern Indonesia | publisher =Oxford University Press | date =1996 | location =New York| pages =p.xv | url = | doi = | id = ISBN 967-65-3099-9 }}</ref> Dibandingkan dengan ambisi awalnya mendominasi perdagangan Asia, pengaruh mereka pada [[budaya Indonesia]] amat kecil: [[gitar]] [[balada]] [[keroncong]]; sejumlah [[kata]] dalam [[bahasa Indonesia]] yang diserap dari [[bahasa Portugis]] yang pernah menjadi ''[[lingua franca]]'' di samping [[bahasa Melayu|Melayu]]; dan banyak nama keluarga di Indonesia Timur seperti Da Silva, Da Lopez, Da Cunha,Da mellos, Henriquez, Carvallo, Da Costa, Diaz, de Fretes, Gonsalves, dll. Dampak terpenting kedatangan bangsa Portugis adalah gangguan dan kekacauan jaringan perdagangan yang sebagian besar terjadi akibat penaklukan Malaka, dan penyebaran Kristen awal di Indonesia. Hingga kini, penduduk Kristen banyak ditemui di Indonesia Timur.<ref>Ricklefs (1991), hal. 22-26</ref> Di Dusun Baluk Kec. Bola, Kab. Sikka, St. Fransiskus Xaverius, misionaris Katholik yang mengikuti perjalanan orang Portugal, menancapkan sebuah Salib setinggi 3 meter di atas sebuah Batu Karang, yang oleh orang setempat diberi nama "Watu Krus" hal ini terjadi ± pada tahun 1630.
 
Di Kampung Tugu, [[Koja, Jakarta Utara]], terdapat permukiman keturunan Portugis. Mereka adalah keturunan dari bangsa Portugis yang dibawa ke [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) sebagai [[tawanan perang]] setelah [[VOC]] [[Belanda]] menaklukkan Malaka pada tahun [[1641]].<ref>{{cite web
Baris 30:
* [[Gaspar da Costa]]
* [[Don Martinho Diaz Vieira de Godinho]], Tokoh Larantuka
* [[Umaru Takaeda]]
* [[Alfonso de Albuquerque]], Panglima Angkatan Laut
* [[Jessica Veranda]], anggotaAnggota [[JKT48]] (1/4 Portugis, 1/4 Manado, 1/2 [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]])
* [[MuhamadAndovi Taufikda Lopez]], Mata-MataYouTubers PortugisIndonesia
* [[Jovial da Lopez]], YouTubers Indonesia
*[[Dadi Utama Putera]],Sman 10 Padang
 
== Lihat juga ==