Ragnarök (mitologi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k -konten yang disalin dari https://kerenews.wordpress.com/2014/01/26/ragnarok-perang-akhir-para-dewa/
k -konten yang disalin dari https://kerenews.wordpress.com/2014/01/26/ragnarok-perang-akhir-para-dewa/
Baris 1:
'''Ragnarök''' (''takdir para dewa'') adalah suatu bagian dari [[mitologi]] [[Nordik]] tentang [[pertempuran]] di [[akhir dunia]]. Pertempuran antara [[Æsir]], yang dipimpin oleh [[Odin]] dan para [[iblis]] ([[raksasa]] [[api]] dan berbagai [[monster]] yang dipimpin oleh beha, [[Iris]] .Pertempuran terjadi di suatu daerah bernama [[Vigrid plain]]. Makna dari pertempuran ini tidak hanya pertempuran antara [[dewa]], [[raksasa]], dan [[monster]], tetapi juga melibatkan seluruh [[alam semesta]]. Dari pertempuran ini banyak dewa-dewi yang [[mati]] termasuk Odin.
 
Sumber sejarah utama mengenai cerita Ragnarok adalah karya sastra kuno berjudul Puisi Edda dan Prosa Edda yang ditulis pada abad ke-13. Berdasarkan penjabaran dari karya-karya sastra tersebut, Ragnarok akan segera terjadi ketika ada 4 pertanda yang muncul di dunia.
Pertanda pertama adalah lahirnya 3 makhluk raksasa maha kuat dari pasangan Loki dan Angrboda : Fenrir, Jormungandr, dan Hel.
Pertanda kedua adalah tewasnya Balder akibat ulah Loki.
Pertanda ketiga adalah munculnya musim dingin panjang yang membuat dunia gelap dan membeku selama 3 tahun.
Dan pertanda terakhir adalah semakin banyaknya peperangan yang melanda dunia manusia.
Para dewa diceritakan (atau diramalkan, kalau berdasarkan sudut pandang dari tokoh-tokoh mitologinya) akan tewas dalam peristiwa Ragnarok. Untuk mencegah terwujudnya ramalan tersebut, Odin membuang anak-anak Loki yang diramalkan bakal menjadi lawan para dewa saat peristiwa Ragnarok terjadi. Fenrir sang serigala raksasa dirantai ke sebuah batu. Jormungandr sang ular raksasa dibuang ke dalam laut. Sementara Hel dibuang ke dunia Nifheim yang merupakan tempat bersemayamnya arwah orang-orang mati. Walaupun Odin sudah berusaha, ramalan takdir mengenai berakhirnya riwayat para dewa tetap tidak berubah.
{{Mitos Nordik}}