Ritus Antiokhia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: dari pada → daripada (2) |
k →Misa bagi orang-orang percaya: ejaan, replaced: sekedar → sekadar |
||
Baris 25:
Uskup kemudian menunjukkan kepada mereka Ekaristi Kudus, sambil berkata: "Hal-hal yang kudus bagi yang kudus" dan mereka menjawab: "hanya Satu yang kudus, hanya Satu yang adalah Tuhan, Yesus Kristus dalam kemuliaan Allah bapa, dst." Uskup membagikan komuni suci dalam bentuk roti kepada tiap umat, sambil berkata: "Tubuh Kristus", dan penerima komuni menjawab:"Amin". Diakon melanjutkan dengan piala, sambil berkata: "Darah Kristus, piala kehidupan." Dijawab: "Amin." Pada saat umat menerima komuni , didaraskan mazmur 33 (Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu). Seusai komuni diakon mengambil yang tersisa dari Sakramen yang Terberkati untuk disimpan dalam [[tabernakel]] (''pastophória''). Kemudian diikuti ucapan syukur singkat, lalu uskup membubarkan umat dan diakon mengakhiri perayaan dengan berkata: "Pergilah dalam damai."
Seluruh liturgi tersebut, menurut si penyusun berasal dari para Rasul, dan dia menyisipkan kalimat-kalimat yang menerangkan bahwa bagian liturgi tertentu disusun oleh Rasul tertentu, misalnya: "Dan aku, Yakobus, saudara [[Yohanes]] putera Zebedeus, berkata bahwa diakon harus pertama-tama berkata: 'Tak seorang pun dari para katekumen,'" dst. Kitab yang kedua dari Konstitusi Apostolik memuat garis besar suatu liturgi (hampir tidak lebih dari
Persiapan untuk pembacaan Alkitab (arak-arakan masuk - sederhana) dan penghantaran persembahan dari Prothesis menuju altar (arak-arakan masuk - agung) menjadi prosesi-prosesi khidmat, namun garis besar liturginya: Misa bagi para katekumen dan pembubaran mereka; litani; Anafora yang dimulai dengan kalimat "Sudah layak dan sepantasnya" dan disela oleh Sanctus; kisah institusi; Anamnesis, Epiklesis dan doa permohonan bagi segala macam orang yang hadir di tempat itu; Pengangkatan sakramen diiringi ucapan "Hal-hal yang kudus bagi yang kudus"; pembagian komuni oleh uskup dan diakon (diakon memegang piala); dan kemudian doa penutup dan pembubaran–urutan ini merupakan karakteristik dari semua tata-cara syria dan palestina, dan diikuti juga dalam turunannya yakni liturgi [[Byzantium]].
|