Perang Bayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k perbaiki using AWB
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 16:
|casualties2 =
}}
'''Perang Bayu''' atau '''Perang Puputan Bayu''' (ada yang menyebut '''Pemberontakan Jagapati''') adalah salah satu perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang Blambangan yang dipimpin Mas Rempeg atau [[Pangeran Jagapati]] (Perang Bayu I) dan Bapa Endha (Perang Bayu II) melawan Pasukan [[VOC]] yang dibantu oleh laskar-laskar pribumi dari [[Madura]] dan daerah [[Jawa Timur]] lainnya. Perwira [[VOC]] yang terlibat di Blambangan dalam peperangan ini adalah Residen Blambangan [[Cornelis van Biesheuvel]] dan penggantinya [[Hendrik van Schopoff]]. Selain itu terdapat nama-nama lain seperti Sersan Mayor Van Schaar, Letnan Kornet Tine, Vandrig Ostrousley, Kapten Reygers (Perang Bayu I) dan Kapten Heinrich, Vaandrig Guttenberg, Vaandrig Lenigen, Peltu Mirop, Peltu Djikman (Perang Bayu II).
 
== Penyebab ==
Baris 29:
Setelah Blambangan dikuasai, VOC mengangkat Sutanagara dengan patih Surateruna dan Wangsengsari dengan patih Jaksanegara sebagai ''regen''. Untuk memutuskan hubungan dengan Bali, bupati dwitunggal itu diajak memeluk [[Agama Islam]]. Taktik VOC soal agama ini tidak berpengaruh apa-apa terhadap orang Blambangan. Mereka tidak menaruh perhatian agama apa yang dipeluk pemimpin. Yang mereka inginkan hanya hidup merdeka tanpa dirampas oleh orang-orang asing. Mereka memang anti [[Suku Jawa|Jawa]], ingatan tentang pengerusakan atas negeri mereka, atas kekejaman yang diperlakukan atas mereka dan atas pengiriman-pengiriman orang-orang Blambangan oleh raja-raja Jawa (Mataram), masih dalam ingatan mereka yang membeku menjadi rasa benci.<ref name="bayccleker" /> Sikap ini di kemudian hari terbukti saat orang-orang Blambangan menolak keras pengangkatan Kertawijaya, Patih [[Surabaya]] menjadi bupati Blambangan.
 
Mayor Colmond lalu menggantikan Coop a Groen, sebagai komandan tertinggi pasukan VOC Belanda di Blambangan. Ia adalah sosok penjajah yang kejam. Tindakan-tindakannya yang keras terhadap penduduk menyebabkan kesengsaraan di mana-mana. Rakyat hidup tertekan baik secara [[sosial]] maupun [[ekonomi]]. Untuk keperluan Belanda ia berpatroli ke pelosok-pelosok kampung untuk menyita semua beras simpanan dan hasil panen, serta bahan makanan lainnya dan mengangkutnya. Dan apabila tidak dapat diangkut, dia menyuruh membakarnya. Kemudian dia menyuruh rakyat menanam padi kembali dengan perintah yang sangat memaksa. Setelah panen, jerih payah penduduk itupun disita lagi. Selain itu Colmond menekan penduduk untuk kerja paksa membangun dan memperkuat benteng VOC di Ulupampang dan Kota Lateng. Memerintahkan mereka membuat jalan-jalan, membersihkan pepohonan yang ada di antara laut dan benteng di Ulupampang. Membuat penangkis air dalam membangun pos pengintaian di Gunung Ikan (yaitu semenanjung yang menutupi Teluk Pangpang). Tetapi ia tidak menyediakan makanan bagi rakyat yang bekerja dengan kelaparan dan kekurangan dan kesengsaraan penyakit. Banyak warga yang akhirnya lari ke hutan untuk menghindari kerja paksa.<ref name="baydejonge" /><ref name="bayccleker" /> Keadaan inilah yang menyebabkan bupati Sutanagara dan Wangsengsari serta Patih Surateruna mengajak Gusti Agung Menguwi untuk menyerang Kompeni. Sebelum penyerangan terjadi, ketiga orang tersebut ditangkap dan dibuang ke Ceylon ([[Sri Lanka]]).<ref name="bayccleker" /> Keadaan tambah parah ketika penetrasi VOC semakin berat, misalnya setiap ''bekel'' (lurah) harus menyerahkan dua ekor [[kerbau]]. Selain itu VOC menuntut 3,5 [[gulden]] kepada setiap kepala keluarga, dan harus diserahkan setiap tahun. Sesuatu yang sangat berat di tengah sedikitnya waktu untuk pergi ke sawah dan ladang karena kewajiban kerja paksa tanpa upah dan makan.<ref name="bayimad" />
 
Penetrasi VOC yang sedemikian keras mengakibatkan rakyat memilih untuk menyingkir ke hutan. Tempat yang paling banyak menampung pengungsian itu adalah dusun Bayu. Sebuah tempat yang subur di lereng Gunung Raung sebelah barat Songgon dan Derwana. Di Bayu berkumpul para penentang Belanda di bawah pimpinan Mas Rempek yang didukung oleh para guru yaitu Bapa Rapa, Bapa Endha dan Bapa Larat.<ref name="hbs08">[https://hasanbasri08.wordpress.com/2009/11/23/pangeran-jagapati-dalam-perang-bayu/ Pangeran Jagapati dalam Perang Bayu] diakses 1 Agustus 2015, 10.51 WIB</ref>