Ratu Myeongseong dari Han Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
→‎Pranala luar: clean up, removed: {{Link GA|ko}}
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
[[Pemerintahan kolonial Jepang]] menganggap Myeongseong sebagai kerikil dalam usaha ekspansi kolonialismenya. Berbagai usaha untuk mengenyahkannya dari arena politik sengaja dilakukan oleh ayah dari Raja Gojong, [[Heungseon Daewongun]] (tokoh yang dikenal sangat dekat dengan Jepang). Namun, hal ini malah membuatnya semakin keras dalam menentang Jepang.
 
Setelah kemenangan Jepang dalam [[Perang SinoTiongkok-Jepang]], Ratu Min semakin mempererat hubungan Joseon dan Rusia untuk mengantisipasi pengaruh Jepang yang semakin meluas atas Korea karena Heungseon Daewongun yang memihak Jepang. Gubernur Jepang untuk Korea saat itu adalah pensiunan letnan jenderal bernama [[Miura Goro]]. Miura Goro diduga berada di belakang faksi yang didirikan Daewongun untuk mendukung Jepang.
 
Maharani Myeongseong mengalami akhir hidup yang mengenaskan pada pagi hari tanggal 8 Oktober 1895 karena dibunuh oleh mata-mata yang menyusup ke Istana Gyeongbok.
Baris 37:
== Revolusi sosial ==
Pada tahun 1877, sebuah misi yang dikepalai Kim Gwang-jip dikirim ke Jepang oleh Raja Gojong dan Ratu Min untuk mempelajari kemajuan dan penemuan yang telah dicapai Jepang. Kim dan kelompoknya sangat terkejut melihat kemajuan pesat kota-kota di Jepang. Lima puluh tahun sebelumnya, [[Seoul]] dan [[Busan]] di Korea adalah pusat perdagangan Asia Timur, namun sekarang [[Tokyo]] dan [[Osaka]] telah mengalami westernisasi dan kemajuan yang begitu pesat dan meninggalkan kota-kota di Joseon.
Saat berada di Jepang, Kim Gwang-jip bertemu dengan duta besar CinaTiongkok untuk Jepang, Ho Ju-chang dan penasehatnya [[Huang Tsun-hsien]]. Mereka mendiskusikan keadaan internasional serta peran CinaTiongkok dan Korea dalam peta politik dunia. Huang Tsun-hsien menghadiahkan Kim sebuah buku yang ia tulis berjudul ''Strategi Korea''.
 
Menurutnya CinaTiongkok sudah bukan lagi kekuatan dominan di Asia Timur, dan Korea pun tidak lagi di atas Jepang dalam bidang militer. Lalu Rusia baru saja memulai ekspansi ke Asia. Huang menganjurkan agar Korea mengadopsi kebijakan yang pro-CinaTiongkok, namun tetap menjalin hubungan yang dekat dengan Jepang. CinaTiongkok juga menganjurkan agar Korea melakukan upaya untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat sebagai tameng atas kekuatan Rusia, mengadopsi teknologi barat dan mengirimkan para pelajarnya ke CinaTiongkok dan Jepang untuk belajar. Huang mengatakan bahwa Korea pasti akan lebih dapat mencapai moderenisasi karena wilayahnya lebih kecil, sementara CinaTiongkok menghadapi kendala karena wilayahnya sangat luas.
 
Saat Kim Gwang-jip kembali ke Seoul, Ratu Min sangat tertarik dengan buku Huang dan memerintahkan agar salinannya dibagikan kepada semua menteri. Min berharap agar kaum intelektual Korea menerima niatnya untuk mengundang tokoh-tokoh dari barat ke Korea. Ratu Min berencana pertama mengundang Jepang untuk memulai proyek moderenisasi namun rencana-rencana tertentu dikerjakan oleh orang barat. Tenaga barat dilihat sangat berguna untuk memajukan perdagangan dan investasi serta untuk mengimbangi dominasi Jepang.
Baris 49:
Walau mengalami penolakan, pada tahun 1881, rombongan besar kembali dikirim untuk meninjau kembali ide moderenisasi ke Jepang selama 70 hari mengunjungi kantor-kantor pemerintahan, pabrik, organisasi kepolisian dan militer dan perdagangan. Informasi yang mereka petik adalah inovasi undang-undang oleh pemerintah yang mencontoh kebijakan barat.
 
Atas laporan ini, Min mulai merombak kabinet pemerintahannya. Dua belas lembaga baru didirikan untuk mengurus hubungan luar negeri seperti dengan CinaTiongkok, negara barat dan Jepang. Lembaga lainnya didirikan untuk memajukan hubungan dagang, bidang militer yang memperbaharui teknik dan persenjataan, serta mengimpor teknologi dari barat. Pada tahun yang sama, Ratu Min mengirimkan para angkatan militer berbakat ke CinaTiongkok. Pihak Jepang cepat merespon dengan menghadiahkan secara sukarela senapan dan melatih mereka untuk mempergunakannya. Hal itu disetujui Ratu Min, namun ia tetap memperingatkan bahwa mereka akan tetap dikirim ke CinaTiongkok untuk belajar lebih jauh tentang teknologi militer.
 
Moderenisasi angkatan bersenjata juga menimbulkan penolakan. Perlakuan khusus terhadap unit yang dilatih menimbulkan kecemburuan unit militer lain. Pada bulan September 1881, sebuah rencana Heungseon Daewongun untuk menjatuhkan faksi Min dan menggantikan posisi Gojong dengan adiknya yang bernama Yi Jae-seon terbongkar.
Baris 58:
Daewongun memerintahkan mereka untuk menyerang pusat kota Seoul, distrik duta besar asing, dan fasilitas-fasilitas publik lain. Mereka juga menyerang seperti pos polisi untuk membebaskan rekan mereka yang ditahan lalu merusak kediaman para saudara ratu. Beberapa pelatih unit militer Jepang terbunuh dan senjata mereka dirampas. Duta besar Jepang pun hampir terbunuh namun berhasil menyelamatkan diri ke Incheon. Kelompok pemberontak ini akhirnya merangsek masuk ke [[Istana Gyeongbok]] dengan sasaran raja dan ratu. Keduanya berhasil diungsikan ke rumah relasi Ratu Min di [[Cheongju]] dengan cara menyamar.
 
Saat Heungseon Daewongun tiba di istana, ia langsung mengambil alih kendali pemerintahan dan memerintahkan para pendukung Ratu Min untuk dihabisi satu per satu. Segala kebijakan yang sebelumnya dibuat oleh Ratu Min dihapus dan ide negara yang tertutup segera dikembalikan serta mengusir para utusan CinaTiongkok dan Jepang dari Korea.
 
Mendengar keributan yang terjadi di Korea dari utusan Min, Li Hung-chang mengirimkan bantuan 4.500 orang tentara untuk mengatasi kericuhan dan sekaligus menyelamatkan kepentingan mereka di Korea. Pasukan segera menangkap Daewongun dan dibawa ke CinaTiongkok untuk diadili karena perbuatannya. Min dan Gojong kembali ke istana dan memulihkan peraturan dan kebijakan yang lama.
 
Pemerintah Jepang memaksa Raja Gojong tanpa sepengetahuan Ratu Min untuk menandatangani perjanjian pada tanggal 10 Agustus 1882 untuk membayar sebanyak 550.000 yen atas kerugian yang mereka derita akibat kerusuhan. Mereka juga menginginkan agar duta besar mereka dijaga ketat. Saat Min mengetahui tentang perjanjian tersebut, ia mengajukan permintaan kepada pemerintah CinaTiongkok untuk kebijakan perdagangan yang baru dengan memberikan hak khusus untuk melewati pelabuhan-pelabuhan yang tidak dilalui Jepang. Min juga meminta agar komandan militer CinaTiongkok dapat melatih unit militer Joseon yang baru.
 
=== Utusan ke Amerika Serikat ===
Baris 68:
 
=== Konflik faksi progresif dan konservatif ===
Kelompok progresif yang didirikan pada akhir tahun 1870-an oleh kaum yangban mendukung penuh proses moderenisasi Korea, namun menginginkan pemutusan hubugan diplomatik dengan CinaTiongkok. Tidak mengetahui sentimen anti-CinaTiongkok mereka, ratu sering mengadakan diskusi dan pertemuan untuk membicarakan tentang ide-ide dan rencana politiknya yang progresif. Mereka mengusulkan agar negara merombak tatanan pendidikan dan sosial dengan memberikan kesempatan sejajar antara hak kaum pria dan wanita dimana isu ini tidak berlaku di negara yang sudah maju seperti Jepang. Min sangat kagum awalnya akan ide kaum progresif, namun saat mengetahui mereka anti-CinaTiongkok, ratu mulai berbalik. Memutuskan hubungan dengan CinaTiongkok bukanlah rencananya dalam memulai moderenisasi.
Ia menganalisis konsekuensi yang akan dihadapi Joseon jika memutuskan hubungan dengan CinaTiongkok. Selain itu ia juga adalah pendukung kuat faksi [[Sadae]] yang pro-CinaTiongkok dan juga pro-moderenisasi.
Konflik faksi progresif dan Sadae mulai memanas pada tahun 1884. Saat utusan Amerika Serikat yang bernama George C. Foulk mendengar konflik yang terjadi antara dua faksi tersebut, ia langsung menghadap ke istana. Amerika Serikat berniat mendamaikan kedua faksi tersebut agar dapat membantu rencana dan kebijakan ratu untuk memajukan dan memoderenisasi Joseon. Ratu Min sebenarnya mendukung penuh pendapat dan pandangan kedua belah pihak itu kecuali memutuskan hubungan dengan [[Dinasti Qing]].
 
Kaum progresif yang mulai khawatir dengan berkembangnya pengaruh CinaTiongkok dan faksi Sadae, mencari dukungan utusan tentara Jepang dan pada tanggal 4 Desember 1884 menyerbu faksi Sadae. Mereka membunuh para petinggi faksi Sadae dan merebut kursi di pemerintahan yang mereka tinggalkan. Merasa kecewa akan tindakan keras yang dilakukan kaum progresif, Ratu Min menolak untuk mendukung aksi mereka dan menyatakan setiap dokumen yang ditandatangani atas nama dirinya tidak sah. Baru 2 hari dalam menduduki jabatan di istana, petinggi militer CinaTiongkok, [[Yuan Shih-kai]] dan pasukannya meringkus dan mengeksekusi para pemimpin faksi progresif. Jepang kembali memanfaatkan kondisi ini sebagai kesempatan untuk menguras uang dari pemerintahan Joseon dengan memaksa Raja Gojong untuk kembali membayar kerugian atas kerusakan yang diakibatkan kerusuhan terhadap fasilitas Jepang. Perjanjian Hanseong kembali ditandatangani tanpa sepengetahuan Ratu Min dengan membayar sejumlah besar uang kepada Jepang.
 
Pada tanggal 18 April 1885, [[Perjanjian Li-Ito]] ditandatangani oleh pihak Jepang dan CinaTiongkok di [[Tianjin]]. Dalam perjanjian disebutkan bahwa kedua belah pihak sepakat menarik tentaranya dari Korea dan baru dapat dikirimkan jika properti mereka berada dalam bahaya. Mereka juga menarik para instruktor militer masing-masing dan membiarkan orang Amerika yang mengerjakan tugas itu. Pasukan Jepang ditarik dari Korea dengan menyisakan sedikit untuk menjaga duta besar mereka. Ratu Min memanggil utusan CinaTiongkok dan meyakinkan mereka untuk tetap membiarkan 2000 orang tentara mereka tinggal di Korea untuk menjaga perbatasan dan menjadi pelatih namun disamarkan menjadi tentara Joseon untuk mengawasi gerak-gerik Jepang yang dianggap mencurigakan.
 
== Inovator ==
Ratu Min dianggap sebagai inovator yang brilian dalam memajukan pendidikan dan media massa di Korea. Setelah sebagian besar tentara Jepang keluar dari Korea dan pasukan CinaTiongkok mengamankan wilayah perbatasan, rencana untuk moderenisasi mulai dilaksanakan. Tahap pertama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan dengan membangun akademi yang menggunakan bahasa Inggris dan kurikulum sekolah barat.
 
Pada bulan Mei 1885, sebuah sekolah berbahasa Inggris pertama di Korea dibuka atas prakarsa ratu. Sekolah yang bernama Yugyeong Gungwon tersebut mendidik anak-anak para bangsawan dengan pengajar seorang misionaris Amerika bernama Dr. Homer B. Hulbert dan 2 orang pengajar lain. Sekolah ini mempunyai 2 departemen, departemen 1 mengajarkan tentang pendidikan liberal dan yang ke-2 mengajarkan tentang pendidikan militer.
Baris 88:
=== Penerbitan surat kabar ===
[[Surat kabar]] pertama yang terbit di Korea adalah Hanseong Sunbo yang diprakarsai oleh raja dan ratu. Surat kabar ini dicetak dalam karakter hanja dan terbit 3 kali sebulan. Naskahnya dikerjakan oleh para pejabat pemerintahan di kantor Pangmun-guk, sebuah agen Menteri Luar Negeri. Isinya memberitakan tentang berita-berita, esai serta artikel tentang kejadian-kejadian penting di Korea.
Pada bulan Januri 1886, surat kabar lain juga diterbitkan dengan dukungan raja dan ratu bernama Hanseong Jubo (Mingguan Hanseong). Hanseong Jubo dicetak dalam tulisan hangeul dengan kombinasi hanja. Penerbitan surat kabar di Korea memainkan peran penting sebagai media komunikasi masyarakat sampai akhirnya ditutup pada tahun 1888 atas tekanan CinaTiongkok. Pemerintah CinaTiongkok merasa khawatir akan meningkatnya kritikan yang ditujukan terhadap mereka. Raja dan ratu Joseon menjamin kemerdekaan terhadap pers, ide yang diadposi dari barat, gagasan yang tidak berkembang di Jepang dan CinaTiongkok.
Surat kabar lain terbit dalam cetakan penuh hangeul pada tahun 1894 berjudul Hanseong Sinbo. Koran ini ditulis sebagian dalam bahasa Jepang.