Bima (Mahabharata): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Ulquiorra Ganze (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh BP21Danang
k fix
Baris 60:
[[Berkas:Bima-kl.jpg|right|240px|thumb|Bima sebagai tokoh wayang Jawa.]]
=== Sifat ===
Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (''krama inggil'') atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan bahasa ''krama inggil'' dan duduk) hanya ketika menjadi seorang [[resi]] dalam lakon ''Bima Suci'', dan ketika dia bertemu dengan [[Dewaruci]]. Ia mahir bermain [[gada]], serta memiliki berbagai macam senjata, antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa ([[kapak]] besar), dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antara lain: ''Aji Bandungbandawasa'', ''Aji Ketuglindhu'', ''Aji Bayubraja'' dan ''Aji Blabak Pangantol-antol''.
 
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah [[Dewa (Hindu)|dewata]] yang diterimanya antara lain: Kampuh atau Kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
 
Dalam pencarian jati dirinya, Bima sering diberi tugas oleh gurunya—yang sesungguhnya dihasut oleh para Korawa untuk membunuh Bima—yang terasa mustahil untuk dikerjakan, seperti mencari kayu ''gung susuhing angin'' dan air ''banyu perwitasari'', yang akhirnya membawa Bima bertemu dengan [[Dewaruci]].
 
=== Istri dan keturunan ===