Nusa Tenggara Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan kategori
Baris 56:
 
== Sejarah ==
Bentangan kepulauan yang terletak di antara 80-120 [[Lintang Selatan]] dan 1180 – 1250 [[Bujur Timur]], merupakan bagian dari NKRI; mempunyai makna tersendiri pada hidup danterhadap kehidupan banyak orang. Gugusan pulau-pulau tersebut disapa dengan berbagai sebutan, antara lain, "'''Sunda Kecil, Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Timur'''", dan juga "'''Flobamora'''". Sebutan tersebut juga bisa bermakna adaterdapat anekabanyak suku dan sub-suku di/pada wilayah tersebut, namun mempunyai satu tanda kesamaan yaitu sama-sama menyatukan diri sebagai anak-anak Flobamor atau punMasyarakat NTT.<ref name=laporankupang>[http://peristiwa.kompasiana.com/regional/2014/12/20/laporan-dari-kupang-sambutan-sederhana-untuk-presiden-sederhana--711690.html Laporan dari Kupang, Sambutan Sederhana untuk Presiden Sederhana]</ref>
 
Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai [[Timur Tengah]], [[Tiongkok]], dan [[Eropa]], dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, CinaTiongkok melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah sumber [[cendana]]. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan pemimpin rakyat.<ref name=laporankupang/>
 
Catatan sejarah dari [[Tiongkok]], "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "''Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am''", yang ramai dikunjungi kapal dari MakasarMakassar, Malaka, [[Jawa]], [[Tiongkok]] dan kemudian Eropa seperti Spanyol, InggrisBritania, Portugis, Belanda. [[Negarakertagama]] (1365) mencatat bahwa Timor yang terkenal dengan hasil cendananya merupakan wilayah [[Majapahit]], namumyang mempunyai raja-raja yang otonom dan mandiri.<ref name=laporankupang/>
 
Ketika tahunTahun 1510, [[Goa-, India]] dikuasai [[Portugis]], mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara menguasai [[Malaka]] pada tahun [[1511]]. Malaka dijadikan pusat perdagangan serta penguasaankekuasaan wilayah nusantaraNusantara. Setelah Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores). Tahunpada tahun 1511, armada [[Ferdinand Magellan]] (dengan dua kapal) singgah di [[Alor]] dan [[Kupang, Pulau Timor]] ([[Kupang]]). Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini tertimpaditerjang badai, salah satu kapal karamhancur dan hancurkaram. SalahJangkar saturaksasa jangkarsalah raksasasatu kapal ini hinggamasih kini masihbisa adaditemui di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke [[Tanjung Harapan]] danlalu kembali ke [[Spanyol]].<ref name=laporankupang/>
 
Ketika Belanda, dengan [[VOC]]nyaVOCnya, mencekram Nusantara, tahun 1614, mereka menempatkan Pdt. M van den Broeck di Kupang dan Rote, untuk melayani wargaumat [[Kristen]] di sana. Ini juga bermakna, walau VOC masih berusia muda (berdiri [[1602]]), kongsi dagang itu telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di Timor dan pulau-pulau sekitarsekitarnya; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai pemelihara rohani. [Pada era V0C, tahun 1600an1600 – 1799, dan bahkan sampai tahun 1900, tidak banyak catatan sejarah yang bisa menjadi pengetahuan publik; dan sekaligus bisa menjadi tambahan pengetahuan kepadaterhadap anak-anakMasyarakat NTT]. Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Perancis dibawah Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan Inggris untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda. Armada Inggris mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh wilayah Indonesia (kecuali Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) dalam kekuasaan Inggris. Dua kapal Inggris memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul mundur oleh Greving yang mengarahkan pada mardijkers. Pada waktu VOC dibubarkan pada th 1799, segala hak dan kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang dilancarkan oleh negara tetangga.<ref name=laporankupang/>
 
Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Prancis dibawah Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan Britania untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda. Armada Britania mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh wilayah Indonesia (kecuali Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) jatuh dalam kekuasaan Britania. Dua kapal Britania memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul mundur oleh [[Greving]] yang mengarahkannya pada [[Mardijkers]]. Saat VOC dibubarkan pada tahun 1799, segala hak dan kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang dilancarkan oleh negara tetangga.<ref name=laporankupang/>
Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – Swapraja, fetor – Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan di bawah pemerintahan residen. Ketika [[Jepang]] berkuasa di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan, hanya ada perubahan istilah.<ref name=laporankupang/>
 
Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – [[Swapraja]], fetor – [[Kefetoran]], dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan di bawah pemerintahan residen. Ketika [[Jepang]] berkuasa di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan, hanya ada perubahan istilah.<ref name=laporankupang/>
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, [[17 Agustus 1945]], NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah [[Belanda]], bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap ada di bumi Flobamor. Keadaan tersebut, membangkitkan semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan NTT” pada/dalam diri anak NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut, bahkan, melahirkan Pemerintah Negara Indonesia Timor dan Pemerintah Otonom NTT. Bisa dikatakan bahwa NTT hampir sama dengan Yogyakarta, pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada [[Soekarno]] – Hatta. Perjuangan yang gigih anak NTT tidak berhenti, dan juga tidak pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang baru merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. Koroh, I.H. Doko, Th. Oematan, Pastor Gabriel Manek, Drs. A. Roti, Y.S. Amalo, dan lain-lain agar NTT tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi bagian dari [[RI]]. Ketika negeri ini [NKRI] masih belum tegak berdiri tegak, NTT menjadi bagian dari Provinsi Administratif dengan nama "'''propinsi Sunda kecil'''". Nama "Sunda kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah itu, pada tahun [[1957]] berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64 tahun 1958, sehingga "Propinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga daerah Swantantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swantantra Tingkat 1 [[Bali]], [[Nusa Tenggara Barat]] dan [[Nusa Tenggara Timur]]. Sejak [[20 Desember]] [[1958]], pulau [[Flores]], [[Sumba]], [[Timor]], dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu provinsi, dalam/di kesatuan Republik Indonesia.<ref name=laporankupang/>
 
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, [[17 Agustus 1945]], NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah [[Belanda]], bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap adaberada di bumi FlobamorNTT. Keadaan tersebut, membangkitkan semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan NTT” pada/ dalam diri anakRakyat NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut, bahkan, melahirkan PemerintahPemerintahan Negara Indonesia TimorTimur dan PemerintahPemerintahan Otonom NTT. Bisa dikatakan, bahwastatus NTT hampir sama dengan Yogyakarta, pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada [[Soekarno]] – HattaSoekarno–Hatta. Perjuangan yang gigih anakRakyat NTT tidak berhenti, dan juga tidak pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang baru merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. [[Koroh]], [[I.H. Doko]], [[Th. Oematan]], [[Pastor Gabriel Manek]], [[Drs. A. Roti]], [[Y.S. Amalo]], dan lain-lain agar NTT tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi bagian dari [[RI]]. Ketika negeri ini [NKRI]Indonesia masih belum tegak berdiri tegak, NTT menjadi bagian dari Provinsi Administratif dengan nama "'''propinsiProvinsi Sunda kecil'''". Nama "Sunda kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah itu, pada tahun [[1957]] berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64, tahun 1958, sehingga "PropinsiProvinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga daerah[[Daerah SwantantraSwatantra]] Tingkat 1, yaitu masing-masing SwantantraSwatantra Tingkat 1 [[Bali]], [[Nusa Tenggara Barat]] dan [[Nusa Tenggara Timur]]. Sejak [[20 Desember]] [[1958]], pulau [[Flores]], [[Sumba]], [[Timor]], dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu provinsi,bagian dalam/didari kesatuanprovinsi. Republik Indonesia.<ref name=laporankupang/>
 
== Pemerintahan ==