Il-Kantilena adalah teks sastra tertua yang diketahui dalam bahasa Malta.[1] Berasal dari abad ke-15 (tidak lebih dari tahun 1485, kematian penulisnya, dan mungkin dari tahun 1470-an), tetapi tidak ditemukan hingga tahun 1966 oleh sejarawan Godfrey Wetter dan Mikiel Fsadni. Puisi ini dikaitkan dengan Pietru Caxaro, dan dicatat oleh keponakan Caxaro, Brandano, dalam buku catatan notarisnya (Desember 1533 – Mei 1563). Puisi ini disimpan di Arsip Notaris di Valletta.[2]

Il-Kantilena

Dalam Bahasa Malta Kuno, hanya menggunakan dua kata dari bahasa Latin, yaitu "vintura" (keberuntungan), dan "et" (dan).[3]

Namun, bukti-bukti literatur menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan pada abad ke-13 adalah bahasa Arab karena kemarahan muncul ketika uskup Malta yang bermukim di Sisilia menunjuk pendeta-pendeta yang berbahasa Italia ke pulau tersebut. Kedua pulau ini diduduki oleh orang-orang Arab pada awal abad pertengahan, tetapi isolasi relatif Malta membatasi penyebaran bahasa serumpun Italia hingga beberapa waktu kemudian.

Teks sunting

  • Ortografi asli

Xideu il cada ye gireni tale nichadithicum
Mensab fil gueri uele nisab fo homorcom
Calb mehandihe chakim soltan ui le mule
Bir imgamic rimitne betiragin mucsule
Fen hayran al garca nenzel fi tirag minzeli
Nitla vu nargia ninzil deyem fil bachar il hali.

Huakit hi mirammiti lili zimen nibni
Mectatilix mihallimin me chitali tafal morchi
fen timayt insib il gebel sib tafal morchi
vackit hi mirammiti.

Huakit hy mirammiti Nizlit hi li sisen
Mectatilix li mihallimin ma kitatili li gebel
fen tumayt insib il gebel sib tafal morchi
Huakit thi mirammiti lili zimen nibni
Huec ucakit hi mirammiti vargia ibnie
biddilihe inte il miken illi yeutihe
Min ibidill il miken ibidil i vintura
haliex liradi ’al col xibir sura
hemme ard bayad v hemme ard seude et hamyra
Hactar min hedann heme tred mine tamara.

  • Ortografi modern

Xidew il-qada, ja ġirieni, talli nħadditkom,
Ma nsab fil-weri u la nsab f’għomorkom
Qalb m’għandha ħakem, sultan u la mula
Bir imgħammiq irmietni, b’turġien muħsula,
Fejn ħajran għall-għarqa, ninżel f’taraġ minżeli
Nitla’ u nerġa’ ninżel dejjem fil-baħar il-għoli.

Waqgħet hi, imrammti, l’ili żmien nibni,
Ma ħtatlix mgħallmin, ’mma qatagħli tafal merħi;
Fejn tmajt insib il-ġebel, sibt tafal merħi;
Waqgħet hi, imrammti.

Waqgħet hi, imrammti, niżżlet hi s-sisien,
Ma ħtatlix l-imgħallmin, ’mma qatagħli l-ġebel;
Fejn tmajt insib il-ġebel, sibt tafal merħi;
Waqgħet hi, imrammti, l’ili żmien nibni.
U hekk waqgħet hi, imrammti! w erġa’ ibniha!
Biddilha inti l-imkien illi jewtiha;
Min ibiddel l-imkien ibiddel il-vintura;
Għaliex l-iradi għal kull xiber sura:
Hemm art bajda, w hemm art sewda u ħamra.
Aktar minn hedawn hemm trid minnha tmarra.

اشهدوا القضاء القعدة يا جيراني ،تعالوا نحدّثكم،
ما انصاب في الواري ولا انصاب في عمركم
قلب ما عندهاش حاكم، سلطان ولا مولى
بير معمّق رماتني بدرجان مقسولة
فين حيران عالغرقة، ننزل في درج منزالي
نطلع ونرجع ننزل دايم في البحر العالي

وقعت هي مرمّتي، ليلي زمان نبني،
ما خطاتليش المعلمين أما قطعلي طَفَل مرخي
فين طمعت نصيب الجبل، صبت طَفَل مرخي
وقعت هي مرمّتي

وقعت هي مرمّتي، نزلت هي السّيسان
ما خطاتليش المعلمين أما قطعلي الجبل
فين طمعت نصيب الجبل، صبت طفل مرخي
وقعت هي مرمّتي، ليلي زمان نبني،
وهكّ وقعت هي، مرمّتي وارجع ابنيها
بدّلها انتِ للمكان اللّي يواتيها
من يبدل المكان يبدل ال"فنتورة"
علاش الأراضي على كل شبر صورة
فمّ (ثمّة) أرض بيضاء وفمّ أرض سوداء وحمراء
أكثر من هاذون فمّ تريد منها ثمرها ثمرة

  • Perkiraan terjemahan bahasa Indonesia

Saksikanlah kesulitanku, wahai sahabat-sahabatku (tetangga), karena aku akan menceritakannya kepadamu:

[Yang] belum pernah ada, baik di masa lalu, maupun di masa hidupmu, Sebuah hati [yang serupa], tanpa pemerintahan, tanpa tuan atau raja (sultan), Yang melemparkanku ke dalam sumur, dengan tangga yang rusak Di mana, dengan kerinduan untuk tenggelam, aku menuruni tangga kejatuhanku, Aku memanjat kembali naik dan turun lagi, selalu dihadapkan pada lautan lepas.

Itu (dia) jatuh, bangunan saya, fondasinya runtuh; Itu bukan kesalahan pembangunnya, tapi batu karang yang memberi jalan, Di tempat yang kuharapkan untuk menemukan batu, aku menemukan tanah liat yang gembur Bangunanku, yang telah lama kubangun, runtuh, yang telah lama kubangun.[4]

Maka, bangunanku runtuh, dan aku harus membangunnya kembali, Kamu mengubahnya ke tempat yang cocok untuknya Siapa yang mengubah tempatnya, mengubah nasibnya! karena setiap (bagian tanah) memiliki bentuk (ciri-ciri) tersendiri; ada tanah yang putih dan ada tanah yang hitam, dan merah

Tetapi yang terpenting, (yang kamu inginkan darinya) adalah buahnya.[5]

Referensi sunting

Bibliografi sunting