IKA MUDA GROUP (IMG), sebuah perusahaan keluarga milik pribumi dari Pekalongan, yang dalam waktu kurang dari 10 tahun menjelma menjadi sebuah konglomerat dengan lebih dari 30 anak perusahaan, dan dengan total penjualan dalam tahun 1988 tidak kurang dari 250 miliar rupiah.[1]

Usaha ini dirintis Ahmad Bachir, yang bersama istrinya mula-mula mendirikan sebuah perusahaan batik kecil dengan nama Bachir-Latifah (nama kecil nyonya Bachir), disingkat BL. Pada waktu Ahmad Bachir meninggal tahun 1973, produksi perusahaan batik BL masih terbatas pada kain sarung dan kain panjang yang dikerjakan oleh sekitar 50 orang karyawan. Usaha ini diteruskan oleh putra kedua, Kamaludin Bachir.

Pada tahun yang sama BL memperoleh fasilitas Kredit Investasi Kecil (KIK) sebesar 4 juta rupiah. Dengan modal tambahan ini Kamaludin mencoba memperluas pasarnya ke luar Pekalongan. Mula-mula masih terbatas di Jawa Tengah, tapi diteruskannya sampai ke luar Jawa, bahkan ke Singapura. Omzet penjualan melonjak menjadi 4 juta rupiah setahun. ketika omzet mencapai 13 juta rupiah pada tahun 1976, Kamaludin mulai mempromosikan produknya dengan membuka sebuah ruang pamer, masih di Pekalongan.

Menyadari usaha batik sulit berkembang cepat, tahun 1977 Kamaludin mulai melirik usaha lain, yakni penangkapan ikan yang dipasarkannya hingga ke Bandung dan Jakarta. Gagal dengan bisnis ikan, ia mencoba usaha jasa angkutan yang juga tidak bertahan lama. Dengan keyakinan "kegagalan hanyalah sukses yang tertunda", tahun 1978 dengan modal 25 juta rupiah, Kamaludin bersama saudara-saudaranya mendirikan Ika Muda (singkatan dari Iwan-Kamaludin), dan mulai terjun ke bisnis perumahan. Mula-mula mereka bereksperimen dengan 50 unit rumah kelas menengah kebawah, dengan memanfaatkan fasilitas BTN. Pada tahun 1981 jumlah rumah yang dibangunnya menjadi hampir 300 unit, dan pada tahun 1988 bahkan sampai 5000 unit lebih. Sampai Maret 1988 jumlah rumah yang berhasil dibangun dengan fasilitas BTN oleh grup ini sudah mencapai 16.890 unit rumah, sehingga IMG mendapat gelar "Raja BTN", dan penghargaan dari Bank Tabungan Negara. Hadiahnya: mereka boleh segera membangun rumah begitu urusan pembebasan tanah selesai, tanpa menunggu Surat Persetujuan Proyek dari BTN.

Bisnis perumahan ini tidak lagi terbatas di Pekalongan, tetapi menyebar di 14 kota di Jawa Tengah, Jawa barat, dan Jakarta. Dengan tiga perusahaan, masing-masing PT Ika Muda Graha, PT Ika Sarana Muda, dan PT Ika Bina Muda, mereka melaksanakan sendiri pembangunan rumah, tanpa melibatkan developer lain dari luar. Dengan cara ini biaya menjadi lebih efisien, dan standar mutu lebih terjamin. Dalam memasarkan rumah, mereka menggunakan teknik direct selling, yakni dengan mengadakan presentasi langsung di kantor-kantor yang membutuhkan perumahan bagi karyawannya. Melalui direct selling, mereka mampu menjaring pembeli secara kolektif, pembeli dapat memperoleh gambaran lebih jelas, dan negosiasi pun menjadi lebih mudah. Omzet bisnis perumahan ini kini telah mencapai 30 miliar setahun. Sementara itu bisnis batiknya pun terus berkembang, meskipun tidak secepat real estate-nya.

pada tahun 1984 kembali Kamaludin mencoba usaha dari hasil laut, kali ini pertambakan udang. Dimulai dengan tambak seluas 25 hektar di Brebes, kemudian meluas ke Indramayu, Cirebon, Jepara, dan Pemalang, bisnis udang grup Ika Muda dewasa ini telah menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Nilai ekspornya dari eman perusahaan yang bergerak dalam bidang perikanan ini telah mencapai sekitar 80 miliar setahun. Dalam bidang ini IMG bekerja sama dengan Nippon Suisan Kaisha, perusahaan cold storage dari Jepang, dan dengan Wales Food Industries Ltd dari Australia untuk memproduksi pakan udang.

Peluang agribisnis lain yang kemudian dijajaki IMG adalah bidang perkebunan. Dengan PT Buah Harum, mereka mengubah 170 hektar lahan kritis di daerah Pekalongan Selatan menjadi perkebunan mangga dan jeruk, yang kembali modal hanya dalam waktu empat tahun. Mereka juga menginvestasikan 20 miliar rupiah untuk tanaman cokelat di provinsi Bengkulu.

Untuk memperluas jaringan usahanya, tahun 1987 IMG menanamkan dua miliar rupiah pada PT Ika Muda Corpora, sebuah perusahaan perdagangan internasional dengan kantor pusat di Jakarta. Ika Muda Corpora yang semula dimaksudkan sebagai jalur pemasaran produk-produk IMG, kemudian berkembang menjadi sebuah kelompok industri sendiri yang mengageni berbagai mesin perikanan, gudang pendingin, produksi pakan ternak dan udang, rotan, percetakan, dan penerbitan. Sementara itu untuk menangani urusan perdagangan dan keuangan di luar negeri, Kamaludin mendirikan Nusantara Inc. yang berkantor di Los Angeles, Amerika Serikat.

Diversifikasi yang demikian luas menuntut pengawasan yang intensif. Untuk itu tahun 1989 secara resmi dibentuklah Ika Muda Group yang berperan sebagai holding company bagi sekitar 33 perusahaan yang berada dalam kelompok ini.Perusahaan-perusahaan dalam kelompok IMG, yang jumlah investasinya sekitar 200 miliar rupiah, dapat digolongkan ke dalam lima jenis bisnis induk, yaitu perumahan, perikanan, industri, agribisnis, dan jasa. Nama beberapa perusahaan utama dalam IMG dapat dilihat dalam ilustrasi berikut.

Kelompok Bisnis Ika Muda Group

Perumahan

  1. PT Ika Graha Muda
  2. PT Ika Sarana Muda
  3. PT Ika Bina Muda

Perindustrian

  1. PT Ika Muda Corpora
  2. PT Ika Muda Rotanindo
  3. PT Ika Muda Forestra
  4. PT Ika Perfecta Rimba

Agribisnis

  1. PT Ika Cipta Fishtama
  2. PT Ika Chirza Putra
  3. PT Ika Muda Hatchery
  4. PT Sawojajar
  5. PT Bina Plasma Sarana
  6. PT Fishindo Plasmatama
  7. PT Buah Harum
  8. PT Guci Sari

Jasa

  1. PT Inko Graha Muda
  2. PT Top Mode Indonesia
  3. Nusantara Inc.
  4. PT Ika Muda Wisata
  5. PT Ika Mesando Dasa
  6. PT Plasma Muda Prima

Referensi

sunting
  1. ^ Lumbantoruan, Magdalena; Soewartoyo, B. (1992). Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. hlm. 250. ISBN - Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).