Hiu greenland
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Superordo:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. microcephalus
Nama binomial
Somniosus microcephalus
Habitat hiu greenland
Sinonim
  • Squalus squatina
  • Squalus carcharis (Gunnerus, 1776)
  • Somniosus brevipinna (Lesueur, 1818)
  • Squalus borealis (Scoresby, 1820)
  • Squalus norvegianus (Blainville, 1825)
  • Scymnus gunneri (Thienemann, 1828)
  • Scymnus glacialis (Faber, 1829)
  • Scymnus micropterus (Valenciennes, 1832)
  • Leiodon echinatum (Wood, 1846)

Hiu greenland (Somniosus microcephalus) (Inuit: eqalussuaq, sering disebut hiu abu-abu) adalah spesies hiu terbesar dari famili Somniosidae. Ukuran tubuhnya ketika dilahirkan rata-rata 40 cm dan dapat tumbuh hingga rata-rata 2,4–4,3 meter ketika mencapai usia dewasa. Habitat hiu greenland utamanya di perairan yang dingin di Teluk Arktik, Scott Inlet, dan Jones Sound dengan suhu terendah mencapai 2 °C. Daerah jelajah hiu greenland berada pada kedalaman 1.500–2.200 meter di bawah permukaan laut.

Hiu greenland merupakan karnivor yang menjadi pemangsa puncak dalam rantai makanan di Samudra Arktika. Kemunculannya di permukaan laut hanya untuk mencari makanan seperti ikan, cumi-cumi, anjing laut dan singa laut serta bangkai paus. Hiu greenland juga termasuk pengumpan oportunistik sehingga di dalam tubuhnya juga dapat ditemukan berbagai jaringan dari mamalia laut.

Hiu greenland berkembangbiak secara ovovivipar. Bayi yang dilahirkan tiap masa kelahiran rata-rata tujuh hingga sepuluh. Hiu greenland hidup hingga rentang usia lebih dari 100–200 tahun. Penyakit yang paling sering menjangkiti hiu greenland adalah parasitisme oleh Ommatokoita elongata yang membuat matanya tampak bersinar pada malam hari.

Penduduk di Greenland, Islandia dan Norwegia memanfaatkan lemak dari hiu greenland sebagai bahan minyak untuk lampu minyak sejak abad ke-18 Masehi. Sementara suku Inuit memanfaatkaan kulit dan gigi hiu greenland untuk membuat perkakas dan senjata. Daging hiu juga menjadi makanan rebusan tradisional di Islandia. Akibat penangkapan hiu greenland dalam skala besar, IUCN telah memasukkan hiu greenland sebagai salah satu spesies dalam daftar merah IUCN.

Nama latin untuk hiu greenland adalah Somniosus microcephalus.[2] Penamaannya diberikan oleh Bloch dan Schneider pada tahun 1801.[3] Hiu greenland dikenali dengan beberapa nama, yaitu hiu tanah, hiu gurry, hiu abu-abu atau hiu tidur. Suku Inuit menamai hiu greenland dengan nama Eqalussuaq.[4]

Morfologi

sunting

Dalam famili Somniosidae (hiu tidur), hiu greenland merupakan spesies yang terbesar dibandingkan spesies lainnya. Sementara dibandingkan dengan spesies hiu yang ada di dunia, hiu greenland juga termasuk yang terbesar.[5]

Ketika baru dilahirkan, panjang tubuh hiu greenland rata-rata 40 cm.[6] Panjang tubuh hiu greenland dapat mencapai 6,5 meter atau lebih.[4] Panjang maksimum dari tubuh hiu greenland yang ditemukan ialah 7,3 meter. Namun rata-rata panjang tubuh hiu greenland ketika memasuki usia dewasa antara 2,4–4,3 meter. Ukuran tubuh hiu greenland betina secara umum lebih besar dibandingkan dengan hiu greenland jantan.[5]

Ketika tubuh hiu greenland mencapai panjang 2,62 meter, percepatan pertumbuhan tubuhnya hanya mencapai 0,5 cm per tahun. Sehingga hanya dalam 16 tahun, tubuhnya menjadi sepanjang 2,70 cm. Pertumbuhan ini tergolong lambat dibandingkan dengan spesies hiu lainnya.[6]

Habitat

sunting

Hiu greenland lebih menyukai hidup di perairan yang dingin dengan suhu terendah mencapai 2 °C. Kawanan hiu greenland dapat ditemukan di Samudra Atlantik bagian utara. Hiu greenland dapat ditemukan di sekutar Greenland, Islandia dan Kanada.[4] Pada musim panas, hiu greenland berkumpul di kawasan perairan Teluk Arktik, Scott Inlet, dan Jones Sound.[7]

Pada umumnya, hiu greenland hidup pada kedalaman sekitar 1.500 meter di bawah permukaan laut.[8] Namun pada bagian selatan dari habitatnya, hiu greenland hidup di kedalaman 2.200 meter. Ketika musim panas, kawanan hiu greenland cenderung tinggal di kedalaman yang lebih dalam. Lalu ketika perairan menjadi sangat dingin di musim dingin, kawanannya cenderung tinggal di perairan yang lebih dangkal. Pada pagi hari, hiu greenland diketahui tinggal di perairan dengan kedalaman yang sangat dalam. Namun kemudian tinggal di perairan yang lebih dangkal ketika sore hingga malam hari.[5]

Pemangsaan

sunting

Hiu greenland merupakan salah satu karnivor terbesar di dunia. Dalam rantai makanan di Samudra Arktika, posisi hiu greenland sebagai pemangsa puncak.[9] Hiu greenland hanya akan berenang ke permukaan laut ketika musim panas dengan tujuan untuk mencari makanan.[8] Mangsa utama dari hiu greenland adalah ikan, cumi-cumi, anjing laut dan singa laut. Hiu greenland juga tertarik dengan bau bangkai di dalam laut sehingga biasa memakan bangkai paus.[4]

Hiu greenland juga termasuk pengumpan oportunistik. Di dalam perut hiu greenland dapat ditemukan segala macam jenis sisa makhluk hidup. Beberapa di antaranya ialah kotoran manusia, invertebrata, ikan hingga mamalia laut. Selain itu, dalam isi perut hiu greenland di perairan Islandia ditemukan jaringan dari beruang kutub, anjing laut dan spesies Cetacea.[6]

Siklus hidup

sunting

Perkembangbiakan

sunting

Hiu greenland berkembangbiak secara ovovivipar. Bayi hiu akan dilahirkan setelah telurnya menetas di dalam perut induknya.[6] Hiu greenland betina dapat melahirkan beberapa bayi secara bersamaan. Jumlah bayinya berkisar antara tujuh atau sepuluh bayi tiap melahirkan.[8]

Umumnya usia minimal hiu greenland mencapai lebih dari 100 tahun.[10] Hiu greenland betina umumnya mengalami keterlambatan kedewasaan. Usia kedewasaannya baru dimulai ketika panjang tubuhnya mencapai 4,5 meter pada usia sekitar 134 tahun.[11] Hiu greenland dapat hidup hingga mencapai usia 200 tahun.[12] Individu hiu greenland yang tertua diketahui hidup lebih dari 272 tahun. Lamanya usia hiudp hiu greenland menjadikannya sebagai spesies vertebrata dengan usia hidup terlama di dunia.[11]

Penyakit

sunting

Penyakit utama yang menjangkiti hiu greenland adalah parasitisme oleh Ommatokoita elongata. Parasit ini menyebabkan kebutaan pada hiu greenland karena tinggal di dalam kornea mata. Tercatat sebanyak 84% dari populasi hiu greenland, kedua matanya telah terjangkit oleh Ommatokoita elongata.[13] Keberadaan Ommatokoita elongata pada mata hiu greenland membuat pengamatan visual hiu greenlanf menjadi sangat terbatas dan gerakannya menjadi sangat lambat.[11]

Mata hiu greenland juga bercahaya di malam hari ketika ada kopepoda bercahaya yang menempel. Keberadaan kopepoda ini menguntungkan bagi hiu greenland karena mampu membuat mangsanya mendekat karena tertarik dengan cahaya. Namun kopepoda bercahaya ini memakan jaringan kornea sehingga merusak mata hiu greenland.[4]

Pemanfaatan oleh manusia

sunting

Ketika penduduk di Greenland, Islandia dan Norwegia masih menggunakan lampu minyak, perburuan hiu greenland sering terjadi. Lemak pada hati hiu greenland mengandung minyak yang digunakan sebagai bahan bakar pada lampu.[14] Pengamblian minyak dari hiu greenland berlangsung sejak abad ke-18 Masehi di perairan Islandia. Puncak pengambilan minyak hiu greenland terjadi di perairan Islandia pada tahun 1867. Seberat 13.100 barel minyak berhasil diekspor.[14] Hiu greenland masih ditangkap untuk diambil minyak dari hatinya hingga tahun 1960.[11]

Hiu greenland yang terperangkap di dalam pecahan-pecahan es ditangkap oleh suku Inuit. Penangkapan ini untuk mengambil kulit dan gigi hiu greenland. Kedua bagian tubuh hiu greenland ini digunakan untuk membuat sepatu bot, bilah pisau dan pedang.[8] Pisau yang dibuat dari gigi hiu digunakan oleh suku Inuit untuk memotong rambut.[14]

Daging hiu greenland juga diambil sebagai makanan dengan direbus beberapa kali untuk menghilangkan racun di dalamnya.[8] Hiu greenland telah menjadi makanan tradisional di Islandia yang disebut dengan "hákarl". Dalam pembuatan hákarl, bangkai hiu greenland secara tradisional difermentasi di lubang yang dangkal, dengan batu yang ditempatkan di atas hiu sehingga cairan internal yang beracun seperti urea dan trimetilamina oksida dapat diperas dan dikeluarkan dari tubuh hiu. Daging tersebut kemudian diawetkan selama beberapa bulan, sehingga aman untuk dikonsumsi.[15] Penangkapan hiu greenland menjadi tangkapan sampingan. Dalam setahun, hasil tangkapan hiu greenland di Islandia mencapai 40 ton.[14] Sejak tahun 1980, jumlah hasil tangkapan hiu greenlang mencapai 47 ton per tahun.[11] Pada periode tahun 1996 hingga 2015, hiu greenland menjadi hasil tangkapan sampingan di divisi Organisasi Perikanan Atlantik Barat Laut di Kanada dengan rata-rata tangkapan seberat 105 ton per tahun.[11]

Ancaman kepunahan

sunting

Populasi hiu greenland tidak diketahui secara pasti. Namun hiu greenland merupakan salah satu spesies yang dikategorikan terancam punah oleh IUCN dan telah dimasukkan ke dalam daftar merah IUCN. [14] Kategori ini ditetapkan karena kurangnya data mengenai hiu greenland.[11]

Jumlah populasi hiu greenland hanya diketahui melalui hasil tangkapan dalam catatan sejarah untuk tujuan penangkapan komersial.[11] Pada awal abad ke-20, diperkirakan tangkapan hiu greenland mencapai 32.000 hingga 150.000 di Greenland dan Norwegia.[11] Pendaratan hiu greenland yang ditangkap terbanyak tercatat sebanyak 50.000 ekor pada dekade 1940 di bagian barat Greenland.[14] Sedangkan di wilayah dengan penangkapan hiu greenland yang tidak terararh, kisaran geografis dan batimetri hiu greenlanf belum diketahui secara pasti. Wilayah ini meliputi perairan Kepulauan Arktika di Kanada.[11]

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Kyne, P. M., Sherrill-Mix, S. A. & Burgess, G. H. (2006). "Somniosus microcephalus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 5 February 2012. 
  2. ^ Zapino, T., dan Fitri, C. (2022). Kamus Nomenklatur Flora dan Fauna. Bumi Aksara. hlm. 104. ISBN 978-602-217-852-1. 
  3. ^ Timm, L. E., dkk. (2023). "Molecular ecology of the sleeper shark subgenus Somniosus (Somniosus) reveals genetic homogeneity within species and lack of support for S. antarcticus" (PDF). Journal of Heredity. 114 (2): 152. 
  4. ^ a b c d e Taylor 2020, hlm. 136.
  5. ^ a b c Strid 2010, hlm. 3.
  6. ^ a b c d Strid 2010, hlm. 4.
  7. ^ Devine, dkk. 2018, hlm. 3.
  8. ^ a b c d e Taylor 2020, hlm. 137.
  9. ^ Ona, E., dan Nielsen, J. (2022). "Acoustic detection of the Greenland shark (Somniosus microcephalus) using multifrequency split beam echosounder in Svalbard waters". Progress in Oceanography. 206 (102842): 1. ISSN 0079-6611. 
  10. ^ Strid 2010, hlm. 2.
  11. ^ a b c d e f g h i j Devine, dkk. 2018, hlm. 1.
  12. ^ LingkarKata (2019). Wibowo, Joko, ed. Buku Pintar Bumi dan Antariksa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. hlm. 59. ISBN 978-602-04-9051-9. 
  13. ^ Rokhmani dan Budianto, B. H. (2017). Zahid, Ahmad, ed. Parasitologi Akuatik: Biologi, Morfologi, Diagnosa dan Pengendaliannya (PDF). Purwokerto: FGP Press. hlm. 55. 
  14. ^ a b c d e f Strid 2010, hlm. 5.
  15. ^ Wheatley, Gale (20 September 2010). "Iceland's Wild Culinary Traditions: Hákarl and Brennivín". 

Daftar pustaka

sunting