Hipertrikosis adalah pertumbuhan rambut yang tidak normal untuk umur, jenis kelamin, dan ras tertentu pada suatu bagian atau area tubuh tertentu.[1][2]

Petrus Gonsalvus (1648), kasus pertama hipertrikosis yang dicatat dalam sejarah.

Penyebab

sunting

Hal ini mungkin disebabkan oleh pengubahan dari rambut tipe vellus ke rambut tipe terminal.[3] Penyebabnya juga dapat berasal dari fase anagen atau fase pertumbuhan rambut yang diperpanjang sehingga mengurangi jumlah rambut pada fase telogen.[3] Faktor lainnya adalah peningkatan pada frekuensi kepadatan atau densitas dari folikel rambut.[3]

Berdasarkan penyebab terjadinya kelainan hipertrikosis, maka ada 2 jenis, yaitu hipertrikosis turunan dan dapatan.[3] Namun berdasarkan lokasi terjadinya hipertrikosis, maka ada hipertrikosis umum dan lokal.[3]

Turunan

sunting

Hipertrikosis dengan lokasi umum adalah kelainan genetik yang sangat langka.[3] Telah diketahui bahwa jika janin terpapar pada senyawa hydantoin saat 9 minggu pertama masa kehamilan, maka janin tersebut memiliki peluang untuk memiliki sindrom hipertrikosis.[3] Hipertrikosis juga ditemui pada janin yang terpapar dengan alkohol.[3] Jika hipertrikosis terjadi pada lokasi lokal, maka hal tersebut dapat menjadi penanda bahwa terjadi kasus tulang belakang yang tidak normal.[3] Hipertrikosis juga ditemukan pada bayi dengan ibu yang memiliki penyakit diabetes atau pada bayi dengan sindrom XYY.[3]

Rujukan

sunting
  1. ^ Wahab AS. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.
  2. ^ Annisa, Yulia Nor (2020). "Hipertrikosis, Penyakit Langka yang Mengubah Manusia Bak Serigala". idntimes.com. 
  3. ^ a b c d e f g h i j Hall BJ, Hall JC. 2010. Sauer's Manual of Skin Diseases. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.