Heritabilitas atau daya waris[1] adalah besaran bagi pengaruh keragaman genetik terhadap keragaman fenotipik dalam suatu populasi biologis. Besaran ini tidak berdimensi dan dinyatakan sebagai nisbah (rasio) dari dua varians (ragam). Dalam genetika terapan dikenal dua macam heritabilitas: heritabilitas arti luas, berupa nisbah varians genotipe terhadap varians fenotipe, dan heritabilitas arti sempit, berupa nisbah varians genetik aditif terhadap varians fenotipe.

Konsep dasar sunting

Heritabilitas menempati posisi penting dalam analisis genetika populasi dan genetika kuantitatif, dan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan (assessment) metode seleksi yang tepat bagi suatu populasi pemuliaan. Heritabilitas bukan pengukur bagi besarnya komponen genetik yang terekspresikan pada suatu sifat, melainkan bagi besarnya komponen genetik pada keragaman yang teramati pada suatu sifat dalam populasi.

Cara pengukuran/pendugaan sunting

Metode pendugaannya bermacam-macam karena tergantung dari susunan genetik populasi-populasi yang dikaji, tetapi adalah tiga "mazhab" utama untuk penentuannya: cara regresi dari Pearson dan Galton, cara uji skala menggunakan analisis rerata generasi dari Sewall Wright, dan cara analisis varians yang dikembangkan oleh Ronald Fisher dan para ilmuwan dari Iowa State University dan North Carolina State University.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Istilah "daya waris" oleh sebagian pihak di Indonesia masih diperdebatkan.