Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah.[1] Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez.[1] Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca.[1] Luas total dari chamber adalah 9 mm2.[1] Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor.[1]

Hemasitometer

Perhitungan sel sunting

Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip.[2] Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml.[2] Adapaun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel.[2]

Kelebihan sunting

Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.[1] Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru.[1] Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h (Inggris) Rouge M. 2002. Counting cells with a hemacytometer [terhubung berkala]. http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/reprod/semeneval/hemacytometer.html [1 Des 2009].
  2. ^ a b c (Inggris) Hansen PJ. 2000. Use of a hemacytometer. [terhubung berkala]. http://www.animal.ufl.edu/hansen/protocols/hemacytometer.htm Diarsipkan 2010-06-01 di Wayback Machine. [1 Des 2009].