Heijō-kyō

(Dialihkan dari Heijo-kyo)

Heijō-kyō atau Heizei-kyō (平城京) adalah ibu kota Jepang pada zaman Nara. Nara no miyako (奈良の都, ibu kota Nara) adalah sebutan lain untuk kota ini yang menjadi ibu kota Jepang dari tahun 710 hingga 740, dan tahun 745 hingga 784.

Aula utama istana (Daigokuden) yang telah dibangun kembali
Replika Gerbang Suzaku (Suzakumon) di Heijō-kyō

Pembangunan kota mengambil model dari ibu kota Dinasti Tang di Chang'an dan ibu kota Dinasti Wei Utara di Luoyang. Lokasi Heijō-kyō berada di dalam wilayah kota Nara dan Yamatokōriyama di Prefektur Nara sekarang.

Dalam buku pelajaran untuk murid sekolah di Jepang, aksara kanji untuk Heijō-kyō juga dibaca sekarang sebagai Heizei-kyō. Aksara kanji untuk "Heijō-kyō" dibaca sebagai "Heizei-kyō" karena aksara kanji untuk Kaisar Heijō juga dibaca sebagai Kaisar Heizei.

Sejarah

sunting

Walaupun perintah kaisar dikeluarkan Kaisar Genmei pada tahun 708, pekerjaan pemindahan ibu kota dari Fujiwara-kyō ke Heijō-kyō sudah dimulai sejak tahun 707.

Tahun 710, ketika ibu kota sudah dipindahkan ke Heijō-kyo, hanya kompleks istana kaisar (dairi), aula utama istana (daigokuden), dan kediaman resmi pegawai pemerintah yang diperkirakan sudah hampir selesai dibangun. Pembangunan kuil dan kediaman bangsawan diperkirakan dilakukan secara bertahap sebelum akhirnya ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō di Provinsi Yamashiro pada tahun 784. Ketika pada tahun 740, ibu kota pindah untuk sementara ke Kuni-kyō, Heijō-kyō menjadi telantar. Namun Heijō-kyō kembali menjadi ibu kota dari tahun 745 hingga ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō pada tahun 784. Setelah ibu kota berada di Nagaoka-kyō, Heijō-kyō disebut orang sebagai Nanto (南都, ibu kota Selatan).

Ketika ibu kota berada di Nagaoka-kyō, mantan Kaisar Heizei pada tahun 810 mengeluarkan perintah tentang pengembalian ibu kota dari Heian-kyō ke Heijō-kyō. Mantan Kaisar Heizei berusaha mengembalikan ibu kota ke Heijō-kyō namun berakhir dengan kegagalan. Kaisar Saga menggelar pasukan untuk menghalangi usaha mantan Kaisar Heizei. Selanjutnya, mantan Kaisar Heizei dijadikan biksu dalam peristiwa yang dikenal sebagai Insiden Kusuko.

Perencanaan kota

sunting
 
Peta blok-blok dan jalan-jalan di Heijō-kyō. Istana kaisar (Istana Heijō) berada di bagian utara kota
 
Citra udara situs Istana Heijō

Wilayah kota berbentuk persegi panjang yang membujur dari utara ke selatan. Jalan utama yang disebut Jalan Raya Suzaku (Suzaku ōji) membagi kota menjadi dua bagian, distrik Sakyō (kota bagian timur) dan distrik Ukyō (kota bagian barat). Di timur laut distrik Sakyō terdapat wilayah berlereng yang disebut distrik Gekyō (sekarang menjadi pusat kota Nara).

Kota ditata menurut sistem tradisional jalan dan blok (jōbō-sei) yang berasal dari Dinasti Tang. Distrik Sakyō dan Ukyō masing-masing dibagi menjadi 9 () (baris) dan 4 () (kolom). Lebar kota dari utara ke selatan adalah 4,7 km (tidak termasuk kawasan paling utara), sedangkan panjang kota dari timur ke barat adalah 6,3 km.

Jalan-jalan raya (oji) dibangun melintang dari timur ke barat, mulai dari Ichi-jō ōji (Jalan Raya Jō ke-1) di bagian paling utara kota hingga Ku-jō ōji (Jalan Raya Jō ke-9) di kota bagian selatan. Di masing-masing distrik (Sakyō dan Ukyō), jalan raya yang terdekat dengan Jalan Raya Suzaku dinamakan Ichi-bō ōji (Jalan Raya Bō ke-1), diikuti Ni-bō ōji (Jalan Raya Bō ke-2), dan seterusnya. Jalan-jalan raya tersebut membagi kota menjadi zona-zona yang disebut () (luas 1 adalah 28,3 hektare atau 532 x 532 m) yang dikelilingi oleh tembok dan parit. Masing-masing terbagi menjadi 16 blok yang disebut machi () oleh 3 ruas jalan dari timur ke barat, dan 3 ruas jalan dari utara ke selatan. Luas 1 blok (machi) sekitar 1,768 hektare.

Bangunan istana dan kuil

sunting

Istana kaisar yang disebut Istana Heijō berada di ujung utara Jalan Raya Suzaku. Pintu masuk ke kompleks Istana Heijō disebut Gerbang Suzaku (Suzakumon). Lokasi Istana Heijō tidak dipindah-pindah lagi sejak awal pembangunan kota. Aula utama istana yang disebut Daigokuden dihancurkan ketika ibu kota pindah ke Kuni-kyō. Setelah ibu kota pindah lagi ke Heijō-kyō, Daigokuden kembali dibangun, tetapi lokasinya dipindah agak ke sisi timur lokasi yang lama. Di ujung selatan Jalan Raya Suzaku terdapat bangunan gerbang bernama Rashōmon, sedangkan tembok batas kota berada di sisi selatan Ku-jō ōji (Jalan Raya Jō ke-9).

Selain sebagai ibu kota, Heijō-kyō berkembang sebagai pusat agama Buddha. Di dalam kota terdapat sejumlah besar kuil, termasuk di antaranya 4 kuil utama: Daian-ji, Yakushi-ji, Kōfuku-ji, dan Gangō-ji. Keempat kuil tersebut secara berturut-turut ikut dipindahkan dari Fujiwara-kyō mengikuti kepindahan ibu kota ke Heijō-kyō. Tōdai-ji yang berada di ujung paling timur ibu kota (distrik Gekyō) dibangun Kaisar Shōmu pada tahun 752. Selanjutnya, Saidai-ji dibangun Kaisar Kōken di bagian paling utara distrik Ukyō pada tahun 765. Ditambah dengan keberadaan Hōryū-ji, sebutan untuk 7 kuil utama agama Buddha di Nara adalah Nanto Shichi Daiji (7 kuil utama Nanto).

Daftar pustaka

sunting
  • Nara-ken Heijō sento 1300-nen kinen 2010-nen iin-kai, editor. Heijō-kyō sono rekishi to bunka (平城京 その歴史と文化). Tokyo: Shogakukan, 2001. 4-09-626126-2

Pranala luar

sunting
Didahului oleh:
Fujiwara-kyō
Ibu kota Jepang
710-740
Diteruskan oleh:
Kuni-kyō
Didahului oleh:
Shigarakinomiya
Ibu kota Jepang
745-784
Diteruskan oleh:
Nagaoka-kyō