HeidelbergCement AG merupakan pemimpin pasar global di bidang agregat dan perusahaan terkemuka di bidang semen, beton dan aktivitas hilir lainnya, yang menjadikannya salah satu yang terdepan di dunia dalam produksi bahan-bahan bangunan terintegrasi. Produsen bahan bangunan multinasional ini berkantor pusat di Heidelberg, Jerman. Tahun 2010, perusahaan ini adalah produsen semen terbesar ketiga dunia dengan produksi 78 juta ton semen.

HeidelbergCement AG
Aktiengesellschaft
Kode emitenFWB: HEI
IndustriBahan bangunan, dan semen
Didirikan1873
Kantor
pusat
Heidelberg, Jerman
Tokoh
kunci
Bernd Scheifele (CEO and chairman of the managing board), Fritz-Jürgen Heckmann (Chairman of the supervisory board)
ProdukSemen, agregat, beton, aspal
Pendapatan€11.76 miliar (2010)[1]
€1.334 miliar (2010)[1]
€342.7 juta (2010)[1]
Total aset€27.38 miliar (end 2010)[1]
Total ekuitas€12.88 miliar (end 2010)[1]
Karyawan
53.440 (end 2010)[1]
Situs webwww.heidelbergcement.com

Perusahaan ini memperkerjakan 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.

Perusahaan ini juga merupakan pemegang saham mayoritas (51%) dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk [2] produsen Semen Tiga Roda salah satu pabrikan semen terbesar di Indonesia.

Aktivitas Kontroversial dan Kritik sunting

HeidelbergCement melalui anak perusahannya Indocement terlibat dan berperan penting dalam pembangunan pabrik semen yang kontroversial di pulau Jawa, Indonesia. Tujuan eksploitasi Pegunungan Kendeng ini mendapat perlawanan dari masyarakat yang tinggal di sana. Selain berdampak pada kehancuran sistem ekologi yang kompleks, pembangunan pabrik semen dan penambangan karst di Pegunungan Kendeng berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar—sebagian dari mereka adalah petani dan masyarakat adat.[3]

Konflik memuncak pada tahun 2014, setelah itu lebih dari 20 perempuan lokal, sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu, tinggal di tenda protes yang mereka dirikan di lokasi pembangunan pabrik semen. Petugas keamanan dari pabrik semen memberikan batasan waktu berkunjung 10 menit untuk kerabat. Banyak aktivis yang bersolidaritas dan pendukung "Perempuan Kendeng" tidak bisa melakukan kontak dengan mereka lagi.[4] Oleh karena itu, Perusahaan Semen menghadapi tuduhan pelanggaran Hak Asasi Manusia.[5][6].

Pada Desember 2014, Bupati Pati mengeluarkan izin pendirian pabrik semen, warga yang menolak kemudian mengajukan gugatan ke PTUN Semarang, warga memenangkan gugatan tersebut kemudian pihak pemerintah dan perusahaan mengajukan banding ke PTUN Surabaya dan memenangkannya[7], warga kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Agung memutuskan menolak kasasi warga sehingga pihak perusahaan dan pemerintah bisa melanjutkan proses pembangunan pabrik[8].

Pada tanggal 10 April 2016, hari ke-666 pendudukan di lokasi pembangunan pabrik semen, 9 Perempuan dari Kendeng melakukan protes di depan Istana Presiden di Jakarta, mereka secara simbolis menyemen kaki mereka.[5] Selain protes terhadap pembangunan pabrik dan konsekuensi ekologis sebagai salah satu "kesalahpahaman `pembangunan` dengan mengorbankan masyarakat adat dan petani", Perempuan Kendeng juga memberikan statemen politik kepada HeidelbergCement bahwa "sebuah perusahaan Jerman tidak harus berinvestasi dalam perusakan lingkungan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia, di negara manapun di dunia."[6]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f "Annual Report 2010" (PDF). HeidelbergCement. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-09-30. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-17. Diakses tanggal 2016-01-18. 
  3. ^ Tempo.Co. Haryanto, Nur, ed. "Warga Kendeng Tolak Pabrik Semen di Depan Kantor Kedutaan Jerman". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-17. Diakses tanggal 2016-08-02. 
  4. ^ "Protes Pabrik Semen, Petani Kendeng Gelar Aksi Damai di Kedubes Jerman". kbr.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2016-08-02. 
  5. ^ a b (www.dw.com), Deutsche Welle. "Seruan Kendeng Hingga ke Jerman | Semua konten media | DW.COM | 20.05.2016". DW.COM. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 2016-08-02. 
  6. ^ a b "Berlin: Solidarität mit Kendeng gegen HeidelbergCement - Rettet den Regenwald e.V." www.regenwald.org (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-26. Diakses tanggal 2016-08-02. 
  7. ^ Lismanto (2 Agustus 2016). "BREAKING NEWS: Pemkab Pati Menang di PTTUN Surabaya, Pabrik Semen Akan Berdiri". Muria News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-23. Diakses tanggal 13 Januari 2022. 
  8. ^ "Aksi menyemen kaki di Jerman untuk petani Kendeng". BBC News Indonesia. 10 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-04. Diakses tanggal 13 Januari 2022. 

Pranala luar sunting