Hasan bey Zardabi (bahasa Azerbaijan: Həsən bəy Zərdabi, pengucapan: hæsænˈbæj zærdɑˈbi), terlahir dengan nama Hasan bey Salim bey oglu Malikov (bahasa Azerbaijan: Həsən bəy Səlim bəy oğlu Məlikov, pengucapan: hæsænˈbæj sælimˈbæj oːˈlu ˈmælikof; 28 June 1842[2] — 15 November 1907), adalah seorang wartawan dan tokoh intelektual berkebangsaan Azerbaijani, sekaligus pendiri surat kabar berbahasa Azerbaijani pertama, Akinchi ("Sang Penggarap") pada 1875.[3] Zardabi juga disebut sebagai bapak teater, bapak pers, pendiri sekolah perempuan pertama (bersama istrinya, kepala kongres guru yang pertama, sekaligus pendiri dan kepala Kongres Guru Azerbaijan.[1]

Hasan bey Zardabi
LahirHəsən bəy Zərdabi
(1842-06-28)28 Juni 1842
Zardab, Kekaisaran Rusia
MeninggalKekaisaran Rusia 28 November 1907(1907-11-28) (umur 65)[1]
Kekaisaran Rusia Baku, Kekaisaran Rusia
MakamAzerbaijan Lorong Kehormatan, Baku, Azerbaijan
AlmamaterUniversitas Negeri Moskow
PekerjaanWartawan
Tahun aktif1869–1907

Awal Kehidupan sunting

Zardabi lahir di Zardab, salah satu distrik di Azerbaijan. Pada saat kelahirannya, Zardab hanya merupakan desa kecil di tepian Sungai Kura, sebelah barat Baku. Ia belajar di sekolah berbahasa Rusia di Kota Shamakhi dan nanti setelah meraih beasiswa, ia belajar di Tiflis. Pada 1860an, ia menjadi mahasiswa Departemen Matematika dan Fisika di Universitas Negeri Moskow. Ia merupakan satu dari beberapa mahasiswa Azerbaijani terawal yang diterima di universitas paling bergengsi di Rusia itu.[4]

Zardabi lulus tahun 1865 dengan gelar Magister Sains. Setelah lulus ia ditunjuk menjadi seorang pegawai di Lembaga Survei Pertanahan di Tiflis, sebelum akhirnya menjadi hakim di Quba. Zardabi kemudian meninggalkan posisi tersebut untuk membaktikan waktunya sebagai guru IPA di salah satu SMP di Baku. Pada saat itulah Zardabi membidani lahirnya lembaga amal yang terdiri dari masyarakat yang berbaik hati untuk membantu mengumpulkan uang, agar memungkinkan anak-anak dari kalangan Muslim Kaukasus untuk menerima pendidikan modern di sekolah-sekolah Muslim-Rusia.[5]

Kiprah sunting

Sepanjang hayatnya, Zardabi berjuang demi pencerahan dan kemajuan intelektual komunitas Muslim di Kaukasus. Ia adalah tokoh pendukung sekularisme dan sangat setia pada pengembangan pendidikan di kalangan Muslim Kaukasus Selatan.[6] Awalnya ia mendukung Pemerintahan Pendudukan Rusia. Namun, ia merevisi dukungannya, dikarenakan estimasi atau perkiraannya terhadap Rusia dan manfaat kehadiran atau pendudukan Rusia yang tidak sesuai. Tokoh intelektual Azerbaijan masa itu menganggap Rusia sebagai gerbang menuju pencerahan ala Eropa. Mereka juga mengkritisi praktik-praktik Islami dan mempromosikan penggunaan Azerbaijani sebagai alat utama ekspresi budaya masyarakat Turki di Kaukasus. Dalam upaya mereka untuk berubah dan mentransformasi bangsanya, Audrey Altstadt menjelaska bahwa kaum intelektual Azerbaijan akhirnya sadar bahwa mereka tidak harus dan tidak dapat menolak atau mencemooh warisan budaya mereka sendiri.[7] Zardabi menyimpulkan demikian setelah bertahun-tahun ia diasingkan ke desa kecil di kampung halamannya di Rayon Zardab.[8]

Kiprah dalam Bidang Teater dan Jurnalistik sunting

Tahun 1873 Zardabi bersama tokoh intelektual seperti Najaf bey Vazirov yang merupakan muridnya mementaskan produksi teater Azerbaijan yang pertama, berdasarkan lakon oleh Mirza Fatali Akhundov, Petualangan Miser . Dua tahun kemudian, ia mendirikan Akinchi, surat kabar independen pertama yang ditulis dalam bahasa Azerbaijani serta dalam bahasa-bahasa Turkik yang dituturkan di wilayah Kekaisaran Rusia.[9] Dengan tajuk sebagai "penggarap" atau "pembajak", surat kabar yang mulai dicetak pada 22 Juli 1875 itu umumnya dibuat sedemikian rupa untuk ditujukan secara khusus kepada para petani yang menjadi sasaran pembaca. Artikel yang ditulis memuat ide-ide Zardabi sendiri yang banyak dipengaruhi oleh populisme narodnik, yang berakar dari kesadaran politik kelas menengah Rusia tahun 1860-1870an dan dominan di universitas-universitas Rusia era itu.[3]

Kaum intelektual Azerbaijan saat itu menyukai penggunaan bahasa Persia sebagai media ekspresi. Bahasa ini dianggap sebagai bahasa orang-orang terpelajar. Kelompok ini bereaksi terhadap penggunaan bahasa Azerbaijani yang dianggap sebagai bahasa kelas rendah yang dipakai dalam koran Akinchi dengan permusuhan. Bahasa Azerbaijani disebut sebagai "bahasa rakyat biasa yang tidak dapat dituliskan". Selain itu, lingkaran kontributor surat kabar pelopor sekularisme di Dunia Islam itu didominasi kelompok Sunni Azerbaijan, tak terkecuali Zardabi. Tokoh-tokoh wartawan Sunni ini menyindir Iran atau Persia sebagai negara terbelakang dan tidak manusiawi. Sindiran ini nantinya memicu kemarahan besar yang meluas.

Surat kabar ini menempatkan dirinya sebagai bahan bacaan yang terutama ditujukan untuk kalangan pembaca petani, dan memuat artikel yang sesuai dengan ide-ide Zardabi Narodnik (Populis), yang dominan di universitas-universitas Rusia pada era itu. Bahasa ekspresi yang disukai di antara orang-orang terpelajar adalah Persia dan mereka bereaksi dengan permusuhan menggunakan "idiom rakyat biasa yang tidak dapat dituliskan" (Azeri). Lingkaran kontributornya sebagian besar terdiri dari Sunni seperti Zardabi, yang sindirannya bahwa Persia adalah negara terbelakang dan tidak manusiawi memicu kemarahan yang meluas.[10]

Akinchi berulang kali ditutup oleh otoritas Rusia, karena dianggap berbahaya dan secara politis tidak dapat dipercaya. Tahun 1877 surat kabar ini ditutup secara permanen. Otoritas Rusia juga menangkap puluhan kaum intelektual Azerbaijani (saat itu disebut oleh Rusia sebagai Tatar Kaukasus) dengan tuduhan membentuk kelompok-kelompok yang menyebarkan propaganda anti-pemerintah."[11] Setelah Akinchi ditutup, Zardabi diasingkan ke kampung halamannya.[4]

Selama berada di pengasingan, ia melanjutkan aktivitasnya pada ranah budaya, literasi, media, dan penulisan. Ia menjadi seorang wartawan bagi koran progresif Hayat. Dalam artikelnya, ia menulis bahwa komunitas Muslim Rusia harus bersatu dan khususnya kalangan atau rumpun Turkik, satu bahasa resmi harus ditetapkan, untuk akan memastikan kemajuan dan perkembangan sosial dengan membantu umat Islam menjauh dari tradisi menulis dalam bahasa Persia dan Arab. yang dalam pandangannya, dimanfaatkan oleh ulama Muslim yang haus kekuasaan untuk menyebarkan reaksionisme dan konservatisme.[5] Pada 1898 sebuah sekolah Rusia-Tatar (Tatar = Azerbaijani atau Turki) dibuka di Baku sebagai wujud kerja keras Hasan bey Zardabi dalam memajukan pendidikan Muslim kala itu.[1]

Tema-Tema Tulisan sunting

Zardabi merupakan tokoh publik yang memiliki beragam aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan dan pencerahan. Dalam Akinchi ia mengkritik alim ulama pedesaan yang dianggap merugikan para petani. Artikel-artikelnya menggambarkan kesengsaraan kehidupan petani dan penghidupan semi-subsisten. Pada 1905, Zardabi mempubliskasikan koleksi cerita rakyat dengan judul "Koleksi Lagu-Lagu Turki". Ia mendistribusikannya secara cuma-cuma kepada siswa-siswi di Baku serta guru mereka. Guru-guru ini kelak mengirimkan naskah tersebut kepada kolega mereka di kota-kota lain. Pada 1907, ia menerbitkan tujuh artikel di Majalah Debistan, yang umumnya bertemakan semangat hidup, etos kerja, dan hubungan pertemanan yang baik.[1]

Dalam koran Hayat dan Kaspi, keduanya terbit di Baku, Zardabi menulis tentang sekolah dan pentingnya pendidikan. Ia juga membahas mengenai anatomi, fisiologi, dan zoologi. Beberapa artikelnya seperti "Apakah Manusia Hidup di Mars?", "Dampak Permukaan Bulan terhadap Kehidupan di Bum", serta "Bumi, Air, dan Udara" membahas tentang alam semesta.[1]

Akhir Hayat sunting

 
Ribuan orang memadati areal pemakamam Hasan bey Zardabi

Hasan bey Zardabi meninggal karena kelumpuhan pada 28 November 1907. Ia dimakamkan di dekat Masjid Tua Bibiheybat. Kematiannya mengguncang para intelektual Azerbaijan saat itu. Sebuah terbitan surat kabar Taza Hayat yang didedikasikan untuk kematian Zardabi mencatat bahwa pemakamannya penuh nuansa kesedihan, kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Baku.[1] Pada tahun 1937, areal di sekitar Bibiheybat dihancurkan dan pada 1948, jasadnya dipindahkan ke Lorong Kehormatan, sebuah pemakaman umum di Baku.[12]

Pengakuan sunting

Kini ia dianggap sebagai salah satu tokoh utama teater Azerbaijan. Ia pula dipandang sebagai salah satu wakil luar biasa dari era pencerahan di Azerbaijan.[13] Universitas Negeri Ganja pada tahun 1943 dinamakan menurut Hasan bey Zardabi, sebelum nama yang sekarang digunakan ditetapkan secara resmi pada 13 Juni 2000 oleh Presiden Azerbaijan Heydar Aliyev.[14]

Pada 24 Juli 2020, sebuah taman yang dinamakan menurut Hasan bey Zardabi dibuka dengan khidmat di Quba, Azerbaijan Timur Laut. Patung Zardabi juga ditempatkan di bagian tengah taman. Patung tersebut merupakan buah tangan pemahat Shikhali Takhmazov. Pembangunan taman ini menyusul Dekrit Presiden Ilham Aliyev tanggal 30 Juni 2020, yang mengukuhkan 145 tahun perjalanan dunia pers Azerbaijan. Sekolah yang baru untuk 850 siswa juga sedang dibangun oleh Pemerintah Azerbaijan di kampung halaman Zardabi.[15]

Catatan Kaki sunting

  1. ^ a b c d e f "Hasan bey Zardabi". Qadin.NET. Azərbyacan İnternet Forumun. Diakses tanggal 4 Januari 2021. 
  2. ^ (dalam bahasa Rusia) Everything Began with Akinchi Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine. by Nigar Jafarova. Nash vek. 5 August 2005. Retrieved 19 May 2007
  3. ^ a b Özavcı, Hilmi Ozan (2015). Intellectual Origins of the Republic: Ahmet Ağaoğlu and the Genealogy of Liberalism in Turkey. Koninklijke Brill NV. hlm. 101. ISBN 9789004297364. 
  4. ^ a b Hasanli, Jamil (2019). Leadership and Nationalism in Azerbaijan: Ali Mardan bey Topchibashov, Founder and Creator. The Routledge. ISBN 9780429434563. 
  5. ^ a b "Äkinjý and Azerbaijani Self-Definition". Diarsipkan dari versi asli tanggal October 27, 2009. Diakses tanggal 2010-10-08.  by Evan Siegel. Originally published in Michael Ursinus, Christoph Herzog, & Raoul Motika (ed.), Heidelberger Studien zur Geschichte und Kultur des modernen Vorderen Orients, vol. 27 (Frankfurt am Main, etc.: Peter Lang, 2001)
  6. ^ Ismayilova, Laman. "Azerbaijan celebrates National Press Day [PHOTO]". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  7. ^ Audrey Altstadt. The Azerbaijani Bourgeoisie and the Cultural-Enlightenment Movement in Baku: First Steps toward Nationalism, in Ronald Grigor Suny, ed., Transcaucasia, Nationalism and Social Change (Ann Arbor: University of Michigan Press, 1983, 1996), pp. 199-209
  8. ^ Austin Jersild. Rethinking Russia From Zardob: Hasan Melikov Zardabi And The "Native" Intelligentsia. Nationalities Papers, Volume 27, Issue 3 September 1999 , pages 504
  9. ^ Tadeusz Swietochowski. Russia and Azerbaijan: A Borderland in Transition. p 29. ISBN 0-231-07068-3
  10. ^ Tadeusz Swietochowski, Russian Azerbaijan, Cambridge University Press,1985 , page 28
  11. ^ M. Kasumov, Gasanbek Zardabi - pitomets Moskovskogo universiteta, Uchenye zapiski AGU im. S.M. Kirova, No. 8, 1955, p. 58.
  12. ^ "THE HONORARY CEMETERY". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-22. Diakses tanggal 2010-07-10. 
  13. ^ "Intellectuals of our history of press". Azerbaijan State Translation Centre. Azerbaijan State Translation Centre. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 3 Januari 2021. 
  14. ^ "Gəncə Dövlət Universiteti. Bizim haqqımızda" [Ganja State University. About us]. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-07. Diakses tanggal 2010-12-07. 
  15. ^ Ismayilova, Laman. "Park named after founder of national press opens in Guba [PHOTO]". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 3 Januari 2021. 

Referensi sunting

  • Austin Jersild. Rethinking Russia From Zardob: Hasan Melikov Zardabi And The "Native" Intelligentsia. Nationalities Papers, Vol. 27, Issue 3, September 1999, halaman 503 - 517.
  • (dalam bahasa Rusia) Hasan bey Zardabi Diarsipkan 2007-06-25 di Wayback Machine.: artikel dari Ensiklopedia Russian Literature and Folklore
  • Ф. Агазаде «Экинчи», Баку, 1925.
  • Ш. Ф. Мамедов. Мировоззрение Гасан-бека Меликова Зардаби. Москва, 1960
  • Б. З. Геюшов. Мировоззрение Г. Б. Зардаби. Бaky, 1962

Pranala luar sunting