Hasan Din

politisi Indonesia dan ayah dari Fatmawati

Hasan Din (lahir di Padang, Sumatera Barat, tahun 1905 - wafat 1974) adalah seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.[1] Dia merupakan ayah dari Fatmawati, ibu negara Republik Indonesia yang pertama.

Hasan Din
Lahir1905
Padang, Hindia Belanda
Meninggal1974
(umur 68/69)
MakamTaman Pemakaman Umum Karet Bivak
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPengusaha
Suami/istriSiti Chadijah
dan 3 lainnya
AnakFatmawati
Hildawati

Kehidupan

sunting

Hasan merupakan seorang pengusaha Minangkabau yang aktif melakukan dakwah di Bengkulu. Pada tahun 1939-1952, dia menjadi Ketua Dewan Pimpinan Muhammadiyah Bengkulu. Disana "Datuk", biasa orang memanggil, juga diangkat sebagai Direktur Bank Muslim Indonesia. Setelah kemerdekaan, dia mendirikan perusahaan ekspor-impor bersama Abdul Karim Oei, seorang Tionghoa asal Sumatera Barat. Perusahaan ini diberi nama PT Mega, diambil dari nama cucunya, Megawati Soekarnoputri. Pada akhir dekade 1940-an, Hasan berkenalan dengan Liem Sioe Liong. Perkenalannya bermula ketika organisasi Tionghoa Cong Siang Hwee memberikan perlindungan kepada para pejuang dari kejaran Belanda. Dia berlindung di rumah Liem yang ketika itu masih berdomisili di Kudus.[2] Sejak berkenalan dengan Liem, bisnisnya semakin berkembang. Hasan juga memberikan keuntungan kepada Liem, sebagai partner bisnis pribuminya yang pertama. Pada masa Orde Baru, perusahaannya PT Mega menjadi salah satu dari dua importir cengkih yang diberikan izin oleh pemerintah. Hasan juga tercatat sebagai direktur Bank Central Asia, bank yang didirikan Liem pada tahun 1957.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Richard Borsuk, Nancy Chng; Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia; 2014
  2. ^ https://m.tempo.co/read/news/2012/06/12/093409952/kakek-megawati-buka-jalan-bisnis-om-liem Diarsipkan 2016-08-16 di Wayback Machine. Kakek Megawati Buka Jalan Bisnis Om Liem