Gwisil Boksin (wafat pada tahun 663) merupakan seorang pemimpin militer kerajaan Korea Baekje. Ia terutama dikenang sebagai seorang pemimpin pergerakan restorasi Baekje setelah kerajaan tersebut jatuh pada tahun 660. Ia adalah sepupu jauh Raja Uija, raja terakhir Baekje. Ia berasal dari Klan Gwisil atau Kwisil (鬼室; Jepang: Kishitsu).

Gwisil Boksin
Hangul
귀실복신
Hanja
鬼室福信
Alih AksaraGwisil Boksin
McCune–ReischauerKwisil Pok-sin

Pada tahun 660, Baekje diserang oleh pasukan sekutu Silla dan Dinasti Tang Cina. Ibu kotanya, Sabi, dirampas, namun Boksin bertahan di dekat yang sekarang Yesan. Setelah Raja Uija menyerah kepada Tang, Boksin dan Biarawan Dochim menyulut sebuah gerakan restorasi. Mereka mengirim Pangeran Buyeo Pung, yang hidup sebagai seorang tawanan di Periode Yamato Jepang, sekutu penting Baekje. Dengan bantuan beberapa orang Jepang, mereka mengumpulkan sisa-sisa pasukan Baekje dan melancarkan serangan secara bertahap ke pasukan Silla-Tang.

Pada tahun 663, Silla dan Tang membalas serangan tersebut dan mengepung gerakan restorasi tersebut di sebuah benteng yang dikenal sebagai Kastil Juryu (주류성/周留城). Pada titik ini Boksin sepertinya mengkhianati gerakan restorasi tersebut. Ia membunuh Dochim dan mencari kesempatan untuk membunuh Pangeran Pung juga. Namun, Pung membunuhnya terlebih dahulu, dan melarikan diri ke Goguryeo. Gerakan restorasi tersebut dihancurkan tak lama kemudian di Perang Baekgang.

Lokasi dari Kastil Juryu, dimana hidup Boksin berakhir, sekarang umumnya dipercaya adalah Benteng Gunung Ugeumam di Kabupaten Buan, Jeolla Utara. [1] Diarsipkan 2005-01-30 di Wayback Machine.

Ritus untuk mengambil hati roh Boksin dan Dochim masih diadakan setiap tahun di desa Eunsan-ri di Kabupaten Buyeo, dekat ibu kota kuno Baekje.

Putranya Gwisil Jipsa (鬼室集斯 Kwisil Chip-sa; Jepang: Kishitsu Shushi) akan migrasi ke Jepang pada tahun kedelapan Kaisar Tenji (tahun 676). Shushi akan menjadi leluhur beberapa klan Jepang seperti Klan Kikuchi Higo di Kyushu.[1]

Catatan sunting

  1. ^ Hong, Wontack. (1994). Paekche of Korea and the Origin of Yamato Japan. Seoul: Kudara International.

Referensi sunting

Lihat Pula sunting