Girls (judul bahasa Jepang: 女の子は余裕! Onnanoko wa Yoyuu!) adalah manga fiksi dari Jepang karya Kyoko Hikawa (ひかわきょうこ). Manga ini diterbitkan di Indonesia oleh Elex Media Komputindo. Tokoh utama cerita ini adalah Tomomi Hoshino, seorang siswi SMU kebanyakan yang menjalani hari-harinya bersama sahabat seiring kisah cinta dan kesibukan masa SMU.

Girls
Berkas:Girls - Kyoko Hikawa.jpg
Sampul Serial Cantik Girls
女の子は余裕!
(Onnanoko wa Yoyuu!)
Genreroman, komedi
Manga
Girls
PengarangKyoko Hikawa
PenerbitIndonesia Elex Media Komputindo
DemografiShōjo
TerbitIndonesia 1997
Volume1
 Portal anime dan manga

Cerita ini mengalir sesuai ciri khas Kyoko Hikawa, tanpa beban dan dipenuhi kekonyolan. Hal-hal konyol dan menggelikan utamanya terjadi karena perbedaan karakter Tomomi, Chika, dan Kaede, juga terutama saat Chika dan Kaede bermaksud menghibur Tomomi. Ketika mereka bertiga berbincang atau memutuskan tempat untuk makan, kekonyolan bisa terjadi, karena nama rumah makan yang entah dari mana, bernama Restoran "Tempat Itu", "Tempat Biasa", atau "Tempat yang Cocok". Humor renyah Kyoko Hikawa mengisi manga ini seiring pengalaman gadis-gadis remaja pada masa SMU mereka.

Plot sunting

Pertama kali ketiga orang sahabat Tomomi, Chika, dan Kaede bertemu adalah saat Chika (Kelas 1-3) mengejar-ngejar seorang anak lelaki di lorong sekolah sambil mengayunkan sapu ke arah anak lelaki tersebut, di satu titik ia terpeleset dan tanpa sengaja menubruk Kaede (Kelas 1-6), kemudian Tomomi yang sedang lewat tersandung mereka. Mereka bertiga terjatuh ke dalam ruangan klub siaran yang pintunya persis sedang dibuka oleh Ojika.

Semenjak tidak sengaja terjatuh ke dalam ruangan klub siaran dan disambut oleh Ojika itulah mereka bertiga menjadi sahabat dan sama-sama mengikuti klub siaran.

Plot menggambarkan Tomomi yang diam-diam menyukai kawannya sejak SMP yang bernama Sawada. Namun rasa cinta Tomomi bertepuk sebelah tangan karena Sawada ternyata menyukai gadis lain.

Tomomi tidak pernah mengungkapkan pada siapapun tentang rasa sukanya terhadap Sawada. Namun, sebagai sahabat setelah satu tahun lamanya, Chika dan Keade menyadari tabiat aneh Tomomi setelah Sawada dan gadis yang disukainya mulai berpacaran. Mereka berdua memerhatikan Tomomi yang sering melamun juga beberapa kali terjeblos ke dalam selokan.

Kemudian Chika dan Kaede menyadari bahwa Tomomi menyukai Sawada. Mereka berdua mencoba menghibur Tomomi dan mengajaknya menonton bioskop bersama, hanya saja kali ini mereka menonton film bergenre berbeda dari yang biasa mereka tonton, bukan film laga ataupun film komedi, melainkan film drama romantis.

Sementara itu, Tomomi menjadi lebih memerhatikan lingkungan alam di sekelilingnya, seiring setelah empat musim dibukanya taman belakang sekolah yang kini tampak asri dan teduh. Tomomi, entah bagaimana, merasakan hal istimewa dengan musim semi kali ini. Khususnya karena ini adalah musim semi pertama ketika ia patah hati oleh cinta pertamanya—yang selain cinta tak terungkap juga bertepuk sebelah tangan.

Mereka bertiga disibukkan dengan aktivitas sehari-hari sebagai pelajar serta tugas dari ketua klub siaran. Hari-hari mereka diwarnai oleh kisah asmara antara Chika dan Ozaki yang menjadi selingan tersendiri karena cara pendekatan Ozaki yang sengaja memancing kemarahan Chika, juga gosip mengenai Ojika yang seorang playboy. Chika mengungkapkan gosip tersebut kepada Tomomi karena mengamati Ojika yang memerhatikan Tomomi juga melakukan pendekatan kepada Tomomi, sebagai sahabat, Chika memberi tahu Tomomi untuk berhati-hati.

Suatu hari, Ojika menyatakan rasa sukanya pada Tomomi saat mereka hanya berdua di klinik sekolah. Tomomi malah ketakutan karena ingat pada kata-kata kakaknya dan Chika yang mengatakan bila Ojika adalah seorang playboy. Dengan pipi bersemu merah, Tomomi berlari hingga punggungnya merapat ke pintu. Ojika yang melihat reaksi Tomomi kemudian menjulurkan lidah dan memberi tahu Tomomi bahwa ucapannya tadi hanya main-main. Masih bersemu merah, Tomomi lega bahwa Ojika hanya bercanda.

Di luar klinik, Ojika mengatakan bahwa ia tidak ingin Tomomi menjauh darinya, maka ia akan selalu menjadi kakak kelas (sempai) yang selama ini dihormati Tomomi. Saat Tomomi sendirian, ia meresapi kata-kata Ojika di luar klinik tersebut, kemudian menyadari bahwa pernyataan suka Ojika padanya di dalam klinik mungkin bukan main-main, tapi serius.

Tokoh-tokoh sunting

  • Tomomi Hoshino

Sebagai tokoh utama, Tomomi adalah gadis yang tenang dan sering menjadi penengah terutama melerai Chika yang mengejar-ngejar murid putra dengan sapu karena mereka berencana membolos dari piket. Tomomi pada dasarnya memiliki sifat yang tegas, dan walaupun tampak tenang, ia akan mengambil sikap keras bila diusik. Ia bisa diandalkan dalam memimpin kawan-kawannya serta seorang gadis yang baik hati dan peka. Kepekaan dan tindakan baik hati Tomomi diceritakan saat ia memberikan tiket pertunjukan yang diperolehnya melalui undian kepada Sawada agar pemuda itu bisa menonton bersama gadis satu klub atletik yang disukainya. Tomomi tidak menyukai genre film yang khusus, ia cenderung mengikuti Kaede dan Chika bila mereka berencana menonton film bersama di bioskop yang bergantian film komedi atau film laga.

  • Chika Naruse

Sahabat Tomomi ini adalah gadis yang sering kehilangan kendali diri saat marah dan bisa mengamuk, misalnya saat ada teman lelaki di kelas mereka yang berencana kabur dari tugas piket, Chika marah padanya dan hendak menyudutkannya dengan sapu namun keburu dicegah oleh Tomomi. Tidak hanya pada teman yang berencana membolos, Chika pun akan mengamuk bila ada yang mendorong orang lain namun tidak minta maaf. Chika adalah gadis yang suka berterus terang tentang apa yang dipikirkannya, bila tidak suka ia akan mengatakan tidak suka. Chika menyandang sabuk hitam untuk salah satu cabang ilmu bela diri dan menyukai film laga.

  • Kaede

Sahabat Tomomi lainnya yang cenderung polos dan memiliki kebiasaan melontarkan humor permainan kata alias plesetan. Saat Tomomi mengingatkan Kaede bahwa ia mendapat giliran piket (nichoku), Kaede memplesetkannya dengan “a solar eclipse” (nisshoku). Sifat humoris Kaede juga digambarkan dari kesukaannya akan film komedi. Kaede sering mengusulkan tempat untuk makan bersama di restoran-restoran dengan nama yang “tidak biasa”, unik, dan mudah diingat atau mudah dikenali, misalnya Restoran ‘Tempat Biasa,’ Kafe Teh ‘Tempat yang Cocok,’ atau Restoran ‘Tempat Itu’. Nama restoran tersebut bila dimasukkan dalam kalimat percakapan menjadi “catchy phrase” yang sering dijumpai sehari-hari. Contoh: “Mari kita makan di ‘Tempat Biasa’.” atau, “Mari kita makan di ‘Tempat Itu’.” dan seterusnya.

  • Sawada

Teman Tomomi sejak SMP yang juga sekelas dengannya saat SMU sekarang ini. Tomomi suka padanya, namun Sawada ternyata menyukai gadis lain yang sama-sama mengikuti klub atletik di sekolah.

  • Ojika

Kakak kelas laki-laki (kelas 3) Tomomi dan kawan-kawan yang berusaha menarik hati Tomomi. Ojika menjadi ketua klub siaran, khususnya karena memiliki suara merdu. Ojika memiliki kebiasaan untuk berbisik tepat di telinga Tomomi, dan nantinya terungkap bahwa ia memang sengaja memanfaatkan suara merdunya untuk memenangkan hati Tomomi. Ojika memiliki perangai yang tenang dan cenderung tidak ekspresif dalam mengungkapkan perasaan dan pemikirannya, hal ini berbanding terbalik dari Sawada. Menurut Kaede dan Tomomi, Ojika adalah pemuda yang pemikiran dan sifatnya sulit ditebak dan sulit dipahami.

  • Takahashi

Teman sekelas sekaligus teman Ojika sejak kecil. Melalui Takahashi, Tomomi dan kawan-kawan mengetahui dan memahami sisi lain dari kehidupan Ojika yang dikabarkan memiliki reputasi sebagai “penakluk wanita”. Dari cerita Takahashi mengenai Ojika, Tomomi tahu bahwa Ojika tidak seburuk yang digembar-gemborkan, dan bahwa reputasi playboy Ojika hanyalah isu.

  • Inoue

Anggota klub tenis yang melakukan uji coba stan rumah hantu terhadap para anggota klub siaran pada malam hari sebelum Festival Kebudayaan. Stan rumah hantu tersebut dibuat oleh klub tenis dalam rangka memeriahkan Fetival Kebudayaan yang diadakan di sekolah mereka.

  • Naomi

Kakak Tomomi yang cantik dan memiliki hobi “menggoda” pria hanya untuk melihat wajah pria tersebut bersemu merah. Namun ia tidak berhasil saat “menggoda” Ojika, sebab Ojika tidak menunjukkan reaksi apa pun dan justru keadaan menjadi terbalik hingga dirinyalah yang tersipu malu hanya karena mendengar suara Ojika yang merdu.

  • Ozaki

Murid pria yang sepertinya memiliki “hobi” memancing kemarahan Chika hingga Chika berlari mengejar-ngejar dirinya sambil membawa sapu, namun ternyata itu hanya salah satu cara pendekatan yang dilakukannya karena rasa sukanya pada Chika.

  • Pochi

Anjing peliharaan bersama di sekolah Tomomi dan kawan-kawan yang diberi tempat tinggal di ruangan penjaga sekolah.

Referensi sunting

  • Hikawa, Kyoko. 1997. Girls. Jakarta: Elex Media Komputindo