George Cœdès

sejarawan Prancis
(Dialihkan dari George Coedès)


George Cœdès (10 Agustus 1886 – 2 Oktober 1969) adalah arkeolog dan sejarawan Prancis abad ke-20 yang mengkhususkan diri di wilayah Asia Tenggara. Cœdès lahir dari keluarga yang diduga emigran Yahudi-Hungaria.[1] Kenyataannya, keluarganya sudah tinggal di Strasbourg sebelum tahun 1740. Leluhurnya bekerja di kas kerajaan.[2] Kakeknya, Louis Eugène Cœdès, adalah pelukis, murid dari Léon Coignet. Ayahnya, Hyppolite, adalah bankir. Cœdès menjadi direktur Perpustakaan Nasional Thailand pada tahun 1918, dan pada tahun 1929 menjadi direktur École française d'Extrême-Orient (EFEO) dan tetap di sana sampai tahun 1946. Lalu ia tinggal di Paris sampai saat kematiannya pada tahun 1969.

Infobox orangGeorge Cœdès

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran10 Agustus 1886 Edit nilai pada Wikidata
Arondisemen ke-16 Paris Edit nilai pada Wikidata
Kematian2 Oktober 1969 Edit nilai pada Wikidata (83 tahun)
Paris Edit nilai pada Wikidata
Direktur École française d'Extrême-Orient
24 Januari 1926 – Januari 1946
← Léonard Aurousseau (en) TerjemahkanPaul Lévy (en) Terjemahkan → Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
PendidikanÉcole pratique des hautes études Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiThai studies (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaansejarawan, arkeolog, dosen Edit nilai pada Wikidata
Karya kreatif
Karya terkenal
Tanda tangan
[[Berkas: Edit nilai pada Wikidata|220x250px|alt=]]

Ia menghasilkan dua karya tulis dalam bidangnya, The Indianized States of Southeast Asia (1968, 1975) dan The Making of South East Asia (1966), juga banyak artikel, yang di dalamnya ia mengembangkan konsep kerajaan terindianisasi. Namun, kesepakatan masa kini beranggapan bahwa tidak terjadi indianisasi yang penuh sebagaimana yang dipercaya Cœdès karena banyak praktik keagamaan dan budaya setempat yang masih tetap hidup di bawah "topeng" budaya India.

Georges Cœdès dihargai dalam dunia arkeologi atas penemuan kembali Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang, Indonesia, yang melebarkan pengaruh sampai seantero Sumatra, Semenanjung Malaya, dan Jawa. Warga Indonesia, termasuk di Palembang, tak pernah mendengar nama Sriwijaya hingga Cœdès menerbitkan penemuan dan penafsirannya dalam publikasi berbahasa Belanda dan Indonesia.[3] Meskipun begitu, di antara kaum elit terdidik dan juga bangsawan, sejarah kerajaan yang datang silih berganti dan nasibnya amat dikenal.[4]

Penghargaan

sunting

Cœdès menerima penghargaan kerajaan dari Thailand:

  • Textes d'auteurs grecs et latins relatifs à l'Extrême-Orient depuis le IVe s. av. J.-C. jusqu'au XIVe siècle, 1910
  • Études cambodgiennes, 1911-1956
  • Documents sur l'histoire politique et religieuse du Laos occidental, 1925
  • Le Royaume de Çrīvijaya, 1918
  • Inscriptions du Cambodge, 1937-1966
  • Les stèles de Sdok Kok Thom, Phnom Sandak et Prah Vihar, 1943-1946
  • Pour mieux comprendre Angkor, 1943
  • Histoire ancienne des États hindouisés d'Extrême-Orient, 1944
  • Les Etats hindouisés d'Indochine et d'Indonésie, 1948
  • Les Peuples de la péninsule indochinoise, 1962

Rujukan

sunting
  1. ^ Alatas, Farid, et al. (2004)Asia in Europe, Europe in Asia International Institute for Asian Studies, Institute of Southeast Asian Studies ISBN 981-230-206-9
  2. ^ Arsip keluarga Cœdès
  3. ^ Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press. hlm. 8–9. ISBN 0-300-10518-5. 
  4. ^ OHre, Martin (1986). Majapahit's Influence over WWanin in New Guinea in the Fourteenth Century, Bachelor of Letters Thesis. Canberra, Australia. hlm. 8–9. ISBN [[Special:BookSources/0-300-10518-5: [1]|0-300-10518-5: [http://www.papuaweb.org/dlib/s123/ohare1/01.pdf]]] Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).  Teks "Australian National Universit" akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ The Royal Gazette, Jil. 46, Hal. 3425. Diarsipkan 2012-06-01 di Wayback Machine. 29 Desember, B.E 2472 (1929). Diakses pada tanggal 20 November 2008.

Bacaan lanjut

sunting