Gatot Pujo Nugroho
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Ir. H. Gatot Pujo Nugroho, M.Si. (lahir 11 Juni 1962)[2] adalah mantan Gubernur Sumatera Utara antara 14 Maret 2013 dan 4 Agustus 2015.[3] Sebelumnya, Gatot merupakan Plt. Gubernur Sumatera Utara sejak 2011 hingga 2013 menggantikan Syamsul Arifin yang terjerat kasus korupsi. Gatot yang adalah politikus PKS ini, berduet dengan Syamsul Arifin pada Pemilukada Sumatera Utara 2008 dengan tagline Syampurno.
Gatot Pujo Nugroho | |
---|---|
Gubernur Sumatera Utara ke-16 | |
Masa jabatan 14 Maret 2013 – 25 Mei 2016[a] | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono Joko Widodo |
Wakil | Tengku Erry Nuradi |
Wakil Gubernur Sumatera Utara ke-6 | |
Masa jabatan 16 Juni 2008 – 14 Maret 2013 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Gubernur | Syamsul Arifin |
Pengganti Tengku Erry Nuradi | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 11 Juni 1962 Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah |
Partai politik | PKS |
Suami/istri | Hj. Sutias Handayani Evy Susanti |
Anak | 5 |
Profesi | Politisi |
Sunting kotak info • L • B |
Dalam Pilkada Sumut 2013, ia maju dan menggandeng Bupati Serdang Bedagai, H.T. Erry Nuradi sebagai wakilnya. Sesuai hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan nomor urut 5 yang membawa tagline Ganteng ini memenangkan pilkada satu putaran di angka 32,05%.[4]
Riwayat Pendidikan
sunting- SD Magelang
- SMPN 1 Magelang
- SMKN 1 Magelang
- Politeknik Negeri Bandung
- S2 Prodi Perencanaan Wilayah USU (2013)
Latar belakang
suntingGatot yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara ini lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 11 Juni 1962 lalu. Ayahnya Juli Tjokro Wardoyo adalah seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu). Ibunya, Sulastri adalah seorang ibu rumah tangga yang dikenal sebagai ketua pengajian kaum ibu di lingkungannya.
Gatot tumbuh besar di komplek prajurit TNI di Magelang. Selain terbiasa dididik dengan disiplin tinggi khas keluarga tentara, Gatot dan saudara-saudaranya juga tumbuh dalam suasana keluarga yang religius. Kedua orangtuanya, termasuk kakek nenek dari kedua orangtuanya itu, dikenal sebagai tokoh agama dan panutan di lingkungannya masing-masing.
Suasana keagamaan cukup kental itu yang membuat Gatot sejak kecil dekat dan punya minat tinggi dengan Keislaman. Sejak duduk di bangku Sekola Dasar, Gatot sudah terbiasa menjaga sholat lima waktunya. Karena kedekatannya dengan hal-hal berbau Keislaman itu pula membuatnya digelari ”Kyai” oleh rekan-rekan sepermainannya. Julukan ”Kyai” itu masih sering diucapkan teman-temannya sampai dia duduk di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM).
Karena minatnya yang tinggi terhadap Keislaman membuat Gatot sejak kecil, selain bercita-cita jadi tentara, juga berkeinginan menjadi Ulama atau Kyai. Tapi karena keterbatasan biaya mengingat ayahnya yang hanya parajurit biasa memaksa Gatot mengurungkan niatnya. Dia harus menghapus mimpinya untuk melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Modern Gontor setamat dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Magelang.
Dengan harapan, nantinya bisa langsung bekerja setamat sekolah, ayahnya meminta Gatot melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri Magelang. Setelah melewati ujian, Gatot menjadi satu-satunya siswa SMP Negeri 1 Magelang yang mau bersekolah di STM Negeri Magelang yang oleh warga Magelang dianggap tidak favorit.
Menjelang tamat STM, Gatot yang juga punya keinginan besar untuk menjadi tentara itu berniat mengikuti test Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Namun karena keterbatasan biaya, lagi-lagi Gatot harus mengurungkan niatnya. Ayahnya berharap besar dia langsung bekerja setamat dari STM agar bisa meringankan beban ekonomi keluarga.
Lulus STM, Gatot langsung pun diterima bekerja sebagai tenaga lapangan di salah satu perusahaan kontraktor. Dia pun akrab dengan pekerjaan kasar, bersentuan dengan batu, semen, pasir dan lainnya. Kulit kakinya yang kasar dan berlubang-lubang karena pekerjaan kasar yang ditekuninya itu membuatnya harus tersingkir di test bidang kesehatan saat mencoba melamar untuk Sekolah Calon Bintara (Secaba) Angkatan Darat (AD).
Setahun bekerja sebagai tenaga lapangan kontraktor, Gatot mendapat info adanya program beasiswa penuh pendidikan D3 Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk instruktur di Politeknik yang akan didirikan di berbagai daerah di Indonesia.
Karena tak akan dipungut biaya pendidikan, Gatot ikut test dan akhirnya dinyatakan lulus. Kelak setamat mengikuti program D3 ITB tersebut, Gatot ditempatkan sebagai staf pengajar di Politeknik Universitas Sumatera Utara (USU) sejak 1986. Bersamaan dengan penempatannya di Medan itu
, Gatot pindah ke Medan sampai saat ini.
Pendidikan di Politeknik Bandung
suntingSemasa kuliah di program D3 ITB tersebut, Gatot mulai bersentuhan dengan aktivitas masjid kampus. Dia aktif di Masjid Salman ITB dan juga Masjid Taqwa yang ada di lingkungan kostnya di Komplek TNI AD di Geger Kalong, Bandung. Kebetulan Masjid Taqwa tersebut persis berada di depan rumah dai kondang KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Pada masa itu, Gatot dan Aa Gym berinteraksi cukup dekat dengan bersama-sama aktif menghidupkan Masjid Taqwa tersebut dengan berbagai kegiatan.
Setelah ditempatkan di Politeknik USU, Gatot pun aktif di masjid kampus, yakni Masjid Dakwah USU. Aktivitas dakwah di kampus itu lah yang terus berlanjut sampai kemudian Gatot pun terlibat aktif dalam dakwah bersama PKS. Seperti yang suduh jamak diketahui, PKS merupakan partai yang dilahirkan para mahasiwa yang aktif dalam dakwah di kampus-kampus se-Indonesia.
Di tengah semangat dakwah pula Gatot menemukan pasangan hidupnya Sutias Handayani yang juga aktivis dakwah kampus. Mereka dijodohkan oleh guru mengajinya masing-masing dan melangsungkan pernikahan pada 10 Mei 1990. Sampai saat ini mereka telah dikaruniai lima anak yang kesemuanya puteri. Dua dari lima anak mereka saat ini menempuh pendidikan di Pesantren Kuningan, Jawa Barat.
Karier politik
suntingSeiring waktu intensitas kegiatannya di partai semakin tinggi. Puncaknya ketika dia dipercaya menduduki jabatan sebagai plh ketua DPW PKS Sumut pada tahun 2005 ketika ketua yang lama yakni Ustadz Muhammad Nuh terpilih duduk di legislatif. Saat itulah Gatot memilih mengundurkan diri dari Politeknik USU.
Begitulah, selanjutnya ia diminta menjadi calon wakil gubernur Sumatera Utara mendampingi Syamsul Arifin. Jabatan Ketua DPW PKS pun seketika ia serahkan kepada Musthofa Ismail.
Pasangan yang popular di sebut Syampurno ini akhirnya tampil sebagai pemenang dalam pemilukada gubernur langsung pertama oleh rakyat pada tahun 2008. Pasangan berslogan, “Rakyat tidak sakit, rakyat tidak lapar, dan rakyat tidak bodoh,” yang dilantik 16 Juni 2008 sayangnya kandas di tengah jalan.
Gatot Pujo Nugroho diangkat menjadi penjabat (Pj.) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) terhitung sejak 21 Maret 2011. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No.15/P Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011.
Keppres Nomor 15/P Tahun 2011 tersebut diserahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Sekjen Kemendagri) Diah Anggraeni, kepada Gatot Pujo Nugroho di Kantor Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Pengangkatan sebagai pj gubernur itu karena Gubernur Syamsul Arifin berstatus tersangka, dalam kasus korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lngkat. Syamsul ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan dititipkan di Rutan Salemba.
Menjelang Pemilukada 7 Maret 2013, sidang paripurna DPRD Sumatera Utara (27/11/2012) menyetujui pengajuan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho menjadi gubernur definitif. Sidang ini sebagai tindak lanjut dari pemberhentian Syamsul Arifin sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keppres No 95 /P tahun 2012 tanggal 12 Oktober 2012 tentang Pemberhentian H. Syamsul Arifin SE sebagai Gubernur Sumatera Utara masa jabatan tahun 2008-2013 sebagai tindaklanjut Putusan Mahkamah Agung No.472 /K/Pid.Sus/2012 tanggal 3 Mei 2012 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atas tindak pidana korupsi.
Gubernur Sumatera Utara
suntingGatot dilantik sebagai Gubernur definitif pada tanggal 14 Maret 2013. Saat itu, ia sedang mengikuti Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013. Ia berpasangan dengan Tengku Erry Nuradi dengan dukungan Partai Keadilan Sejahtera dan partai lainnya. Gatot memenangkan pemilu dengan meraih 32% suara. Ia dilantik kembali sebagai Gubernur untuk periode penuh 5 tahun pada tanggal 16 Juni 2013 oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Pada 27 Juli 2015, KPK menetapkan Gatot dan istri mudanya, Evy Susanti, sebagai tersangka kasus suap hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Kota Medan.[5]
Catatan
suntingReferensi
sunting- ^ "Gatot Pujo Nugroho Resmi Diberhentikan dari Jabatan Gubernur Sumut". Edisi Medan. 25 Mei 2016. Diakses tanggal 28 Juni 2024.
- ^ Profil di Tokoh Indonesia[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Tribun News: Hari ini Gatot Pujo Nugroho dilantik menjadi gubernur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2013-03-14.
- ^ "The Global Journey". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-09. Diakses tanggal 2013-03-08.
- ^ "KPK Tetapkan Gubernur Sumut dan Istrinya sebagai Tersangka - Kompas.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-07. Diakses tanggal 2015-07-28.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Syamsul Arifin |
Gubernur Sumatera Utara 2013–2016 (Pelaksana Tugas:2011–2013) |
Diteruskan oleh: Tengku Erry Nuradi |
Jabatan lowong Terakhir dijabat oleh Rudolf Pardede
|
Wakil Gubernur Sumatera Utara 2008–2013 |
Jabatan lowong Selanjutnya dijabat oleh Tengku Erry Nuradi
|