Garuda's Deadly Upgrade

Garuda’s Deadly Upgrade adalah film dokumenter investigasi tentang kasus pembunuhan Munir.

Film ini menghadirkan keganjilan-keganjilan yang ditemukan dalam kasus kematian Munir. Dengan gaya jurnalisme investigatif, film dokumenter ini mencoba mengurai kompleksitas peristiwa yang mengitari kasus ini. Dua videojurnalis David O'Shea (videojurnalis dari Program Televisi DATELINE - SBS TV, Australia) dan Lexy Junior Rambadeta (Offstream Production, Komunitas Media dan Dokumenter) mewawancarai orang-orang terdekat Munir, penumpang-penumpang yang berada dalam pesawat yang sama dengan almarhum atau paling tidak dicurigai memiliki keterkaitan dengan kematian Munir.

Lexy Junior Rambadeta, Videojurnalis film ini

Film ini telah diputar di Goethehaus, Jakarta Internasional Film Festival (Jiffest) 2005 di Jakarta dan di beberapa kampus, serta di berbagai negara.

Sinopsis sunting

Cerita berkembang setelah pejabat-pejabat penting di perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesia, ikut diperiksa oleh DPR dan kepolisian. Kemunculan para pejabat-pejabat penting Garuda itu diawali dengan terungkapnya tiga buah surat yang maksud dan tujuannya terkesan ganjil dan sulit dinalar publik. Mengapa ada surat tugas yang bertanggal surut ke belakang? Mengapa seorang pejabat setingkat direktur tiba-tiba mengurusi jadwal kerja petugas keselamatan penerbangan? Siapa sebenarnya Pollycarpus, sosok misterius yang oleh banyak aktivis dan jurnalis disebut-sebut sering terlihat di wilayah-wilayah konflik di Indonesia? Keganjilan-keganjilan lain juga terlihat ketika sesaat sebelum Munir berangkat kamera-kamera pemantau (CCTV) di Bandara Soekarno Hatta tiba-tiba tidak berfungsi. Apakah aparat intelijen terlibat?

Selain mencoba mengurai jejaring konspirasi apa di balik pelenyapan seorang Munir, Garuda’s Deadly Upgrade juga mengajak penonton untuk melihat sekilas kisah almarhum ketika mengawali keterlibatannya dalam gerakan sosial pada awal tahun 90-an. Rekaman aktivitas Munir bersama gerakan buruh Jawa Timur seperti memperlihatkan jejak-jejak sang pembela HAM itu di jalan yang membawanya menjadi pribadi pemberani dan tidak kenal takut pada penguasa. Di saat-saat ini pula pemuda Munir bertemu dengan gadis yang kemudian menjadi istrinya, Suciwati. Adalah menarik mendengar pernyataan Suciwati di penghujung film ini. Kepadanya ditanyakan, bagaimana bila Diva, salah seorang buah hati cinta bersama almarhum beranjak dewasa dan kemudian bertanya tentang ayahnya?

Pranala luar sunting