Galiung Manila atau Galiung Manila-Acapulco (bahasa Spanyol: Galeones de Manila-Acapulco) adalah kapal dagang Spanyol yang setahun sekali atau setahun dua kali berlayar menyeberangi Samudra Pasifik antara Manila (Filipina) dan Acapulco (Spanyol Baru, sekarang Meksiko). Kapal galiung Spanyol ini berpangkalan di Manila sehingga disebut galiung Manila.[1] Rute Manila-Spanyol Baru dimulai pada tahun 1565 setelah rute perdagangan samudra ditemukan oleh Andrés de Urdaneta, dan terus berlanjut hingga tahun 1815 setelah rute dagang galiun Spanyol terpaksa dihentikan selama-lamanya akibat Perang Kemerdekaan Meksiko.

Lukisan galiung Spanyol.

Walaupun rute laut ini tidak dimulai hampir 50 tahun setelah meninggalnya Christopher Columbus, galiun Manila merupakan perwujudan dari angan-angan Columbus untuk berlayar ke timur membawa kekayaan produk India ke Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya.

Penemuan rute

sunting

Rute perdagangan Manila-Acapulco dimulai setelah Andrés de Urdaneta berlayar dalam konvoi di bawah pimpinan Miguel López de Legazpi menemukan rute pulang ke Meksiko dari Cebu City pada tahun 1565. Armada dipecah menjadi dua bagian, sejumlah kapal berlayar ke arah selatan. Urdaneta mengemukakan teori bahwa angin pasat di Pasifik kemungkinan bergerak dalam sebuah gyre seperti halnya angin di Samudra Atlantik. Bila kapal-kapal di Atlantik yang dilayarkan ke barat (teknik navigasi volta do mar), kapal akan bertemu dengan angin yang akan membawa pulang mereka ke Madeira. Menurut Urdaneta, hal yang serupa juga dapat terjadi di Samudra Pasifik. Bila kapal berlayar ke utara sebelum mengubah haluan ke timur, maka akan bertemu dengan angin pasat yang akan membawa kapal ke pantai barat Amerika Utara. Meskipun ia berlayar terlalu ke utara hingga paralel utara ke-38, dugaannya ternyata benar. Kapal yang ditumpanginya tiba di pantai dekat Tanjung Mendocino, California. Ia kemudian berlayar ke selatan menyusuri pantai melewati San Blas sebelum akhirnya tiba di Acapulco.[2] Sebagian besar awak kapalnya meninggal dunia dalam pelayaran panjang tersebut akibat kurangnya perbekalan makanan.

Pada abad ke-18, para navigator sudah tahu bahwa kapal tidak perlu dibawa terlalu ke utara. Namun rute tersebut masih dipakai oleh navigator kapal galiun untuk menghindari laut pesisir California yang ganas dan berkabut. Menurut sejarawan William Lytle Schurz, "Mereka biasanya tiba di darat di sebelah selatan, kira-kira antara Tanjung Conception dan Cabo San Lucas...Bagaimanapun juga, kapal-kapal itu sebagian besar kapal dagang, dan urusan eksplorasi berada di luar jangkauan bidang mereka, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk itu."[3]

Alasan pertama dilakukannya eksplorasi ke Alta California adalah perlunya mencari tempat persinggahan bagi galiung Manila yang telah berlayar sangat jauh, sebelum meneruskan tahap terakhir pelayaran mereka. Pada akhir abad ke-18, galiung Manila menggunakan Monterey, California sebagai tempat persinggahan.

Perdagangan rempah

sunting
 
Rute perdagangan Manila-Acapulco yang dimulai pada tahun 1568 (garis kuning) dan rute perdagangan timur Portugis (garis hijau) dari 1479–1640 (peta tidak secara akurat menunjukkan rute pelayaran yang dipakai oleh kapal-kapal wakktu itu).

Perdagangan merupakan bisnis menguntungkan bagi penjajah Spanyol di Kepulauan Filipina. Total 110 galiung Manila mondar-mandir Manila–Acapulco selama 250 tahun perdagangan galiung Manila. Hingga tahun 1593, 3 kapal galiung atau lebih dalam setahunnya diberangkatkan dari kedua pelabuhan. Pelayaran galiung Manula begitu menguntungkan hingga pedagang-pedagang dari Sevilla mengirim petisi kepada Raja Felipe II dari Spanyol yang berisi keluhan ketika mereka merugi. Pada tahun 1593, Spanyol menetapkan undang-undang yang membatasi hanya dua kapal per tahun yang boleh diberangkatkan dari setiap pelabuhan. Dua buah kapal disiapkan sebagai kapal cadangan, masing-masing satu di Manila dan satu di Acapulco. Galiung juga diizinkan mengajak armada kapal pengawal.

Setelah adanya pembatasan jumlah kapal yang boleh diberangkatkan, para saudagar membuat kapal sebesar mungkin yang dapat dibangun pada saat itu.[4] Pada abad ke-16, kapal galiung berbobot antara 1.700 hingga 2.000 ton. Kapal dibangun dari kayu keras Filipina, dan dapat memuat seribu penumpang. Kapal Concepción yang karam tahun 1638, panjangnya 43 hingga 49 m dan berbobot sekitar 2.000 ton. Kapal Spanyol Santísima Trinidad panjangnya 51,5 m. Sebagian besar kapal-kapal dibangun di Filipina, dan hanya delapan di antaranya yang dibangun di Meksiko. Rute perdagangan galiung Manila-Acapulco berakhir setelah Meksiko merdeka dari Spanyol pada tahun 1821. Filipina juga secara langsung berada di bawah kekuasaan Kerajaan Spanyol. Hal tersebut dimungkinkan pada pertengahan tahun 1800-an setelah ditemukannya kapal-kapal bertenaga uap, dan dibukanya Terusan Suez yang mengurangi waktu pelayaran dari Spanyol ke Filipina menjadi hanya 40 hari.

Galiung membawa rempah-rempah, porselen, gading, barang pernis, dan kain sutra yang dibeli dari Kepulauan Rempah-rempah dan Asia Pasifik untuk dijual di pasaran Eropa. Perdagangan di Asia Timur memakai standar perak, dan semua barang-barang dibeli dengan perak dari Meksiko. Setelah diturunkan dari kapal, barang dagangan diangkut melalui jalan darat melintasi dataran Meksiko hingga tiba di Veracruz, Veracruz yang berada Teluk Meksiko. Setelah itu, barang dagangan dinaikkan ke armada kapal harta yang diberangkatkan ke Spanyol. Rute Pasifik menuju Spanyol melalui Meksiko merupakan rute alternatif menghindari pelayaran ke barat melalui Samudra Hindia yang harus mengitari Tanjung Harapan. Berdasarkan Perjanjian Tordesillas, rute Samudra Hindia melalui Tanjung Harapan hanya untuk kapal-kapal Portugis. Kapal-kapal Spanyol yang mengambil rute Samudra Pasifik juga dapat menghindari pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai oleh negara-negara pesaing seperti Belanda dan Portugis. Sejak awal zaman penjelajahan, orang Spanyol sudah mengetahui bahwa benua Amerika Serikat menyempit di Tanah Genting Panama. Namun mereka tetap memilih Meksiko yang lebih lebar sebagai tempat persinggahan. Orang Spanyol sudah berusaha membuka jalan darat di Tanah Genting Panama, tetapi hutan di sana terlalu lebat, dan kemungkinan orang terjangkit malaria membuat rute darat melalui Tanah Genting Panama tidak praktis.

Pelayaran melintasi Samudra Pasifik dari Manila ke Acapulco memakan waktu 4 bulan. Pada waktu itu, galiung merupakan satu-satunya sarana transportasi yang menghubungkan Filipina dengan Mexico City dan Spanyol. Sebagian dari orang yang menyebut diri mereka "orang Spanyol" (Kastilas) di Filipina sebetulnya adalah orang keturunan Meksiko. Kebudayaan Hispanik di Filipina juga agak mirip dengan kebudayaan Meksiko. Bahkan setelah Meksiko merdeka, perdagangan Filipina-Meksiko tetap berlangsung, kecuali semasa terjadinya Perang Spanyol-Amerika.

Hingga kini, kapal-kapal galiung Manila yang karam di Karibia telah menjadi legenda yang kepopuleran hanya berada di bawah kapal-kapal harta Spanyol yang karam. Kapal San Pablo (300 ton) milik Miguel López de Legazpi karam dalam pelayaran menuju Meksiko.

Referensi

sunting
  1. ^ Williams, Glyn. 1999. The Prize of All the Oceans. Viking, New York. ISBN 0-670-89197-5, p. 4
  2. ^ Derek Hayes (2001). Historical atlas of the North Pacific Ocean: maps of discovery and scientific exploration, 1500-2000. Douglas & McIntyre. hlm. 18. ISBN 9781550548655. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-28. Diakses tanggal 2009-11-08. 
  3. ^ Schurz 1917, p.107-108
  4. ^ Lihat artikel kapal harta Cina yang kemungkinan lebih besar.

Bacaan selanjutnya

sunting

Pranala luar

sunting