Fujifilm

perusahaan asal Jepang

Fujifilm Holdings Corporation (富士フイルム株式会社, Fujifuirumu Kabushiki-kaisha), berbisnis dengan nama Fujifilm, atau hanya Fuji, adalah sebuah konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini berbisnis di bidang fotografi, optik, perlengkapan kantor dan elektronik medis,[2][3][4] bioteknologi,[5][6] serta bahan kimia.[7][8]

Fujifilm Holdings Corporation
Nama asli
富士フイルムホールディングス株式会社
Nama latin
Fujifuirumu Hōrudingusu kabushiki gaisha
Perusahaan publik KK
Kode emiten
Industri
Didirikan20 Januari 1934; 90 tahun lalu (1934-01-20)
PendiriDaicel Corporation
Kantor
pusat
Midtown West, Tokyo Midtown
Akasaka, Minato, Tokyo, Jepang
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh
kunci
  • Shigetaka Komori (Chairman dan CEO)
  • Shigehiro Nakajima (Presiden dan COO)
Produk
Pendapatan JP¥2,32 triliun (FY 2019)[1]
JP¥186,57 milyar (2019)[1]
JP¥124,99 milyar (2019)[1]
Total aset JP¥3,32 triliun (2019)[1]
Karyawan
73.906 (2019)[1]
Situs webwww.fujifilm.com

Produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang memulai sejarahnya sebagai sebuah produsen film gulung ini meliputi solusi dokumen, peralatan diagnostik dan pencitraan medis, kosmetik, obat farmasi, pengobatan regeneratif, sel punca, manufaktur biofarmasi, penyimpanan data pita magnetik, film optis untuk tampilan panel datar, perangkat optis, mesin fotokopi dan pencetak, kamera digital, film berwarna, kertas berwarna, photofinishing, serta peralatan dan bahan seni grafis.[2][4][9][10][11]

Agen tunggal dan distributor Fujifilm di Indonesia sejak bulan September 2011 adalah PT Fujifilm Indonesia. Sedangkan distributor Fujifilm di Indonesia sebelum tahun 2011 adalah PT Modern Internasional Tbk (dahulu PT Modern Photo Film Company) yang didirikan pada tahun 1971.

Sejarah sunting

Abad ke-20 sunting

 
Bekas logo Fujifilm. Logo "Fuji" di kiri diperkenalkan pada tahun 1980, sementara kata "Fujifilm" di kanan diperkenalkan pada tahun 1992. Keduanya diganti dengan logo saat ini pada tahun 2006.

Fuji Photo Film Co., Ltd. didirikan pada tahun 1934 sebagai anak usaha dari Daicel untuk memproduksi film gulung. Dalam waktu 10 tahun kemudian, perusahaan ini telah memproduksi film gulung, film gambar bergerak, dan film X-ray. Pada dekade 1940-an, Fuji Photo berekspansi ke pasar perlengkapan, lensa, dan kaca optis. Pasca Perang Dunia II, Fuji Photo berekspansi ke pasar bahan magnetik, pencitraan elektronik, percetakan, dan kesehatan (diagnosis X-ray). Pada tahun 1962, Fuji Photo dan Rank Xerox asal Britania Raya (kini Xerox Limited) membentuk sebuah joint venture yang diberi nama Fuji Xerox.

Mulai pertengahan dekade 1950-an, Fuji Photo mempercepat pendirian basis penjualan di luar Jepang. Pada dekade 1980-an, Fuji Photo mengembangkan aktivitas produksinya ke luar Jepang. Sementara itu, Fuji Photo juga mengembangkan teknologi digital untuk bisnisnya yang terkait dengan foto, kesehatan, dan percetakan. Sebagai hasilnya, perusahaan ini menciptakan radiografi terkomputasi, yang memecahkan sejumlah masalah dari radiografi tradisional, sehingga menurunkan eksposur radiasi terhadap teknisi dan pasien. Sistem Fujifilm dipasarkan dan dijual dengan merek FCR.[12]

Seperti Eastman Kodak yang mendominasi di Amerika Serikat, Fuji Photo juga hampir memonopoli pasar film kamera di Jepang. Dengan menjadi salah satu sponsor dari Olimpiade Los Angeles 1984, menawarkan film kamera yang lebih murah, dan mendirikan sebuah pabrik film di Amerika Serikat, Fuji kemudian berhasil menguasai cukup banyak pangsa pasar di Amerika Serikat, sementara Kodak masih agak kesulitan untuk menjual produknya di Jepang. Pada bulan Mei 1995, Kodak mengajukan petisi kepada Departemen Perdagangan Amerika Serikat sesuai pasal 301 dari Undang-Undang Perdagangan dengan argumen bahwa penjualannya yang buruk di Jepang disebabkan oleh praktek tidak adil yang dilakukan oleh Fuji. Petisi tersebut kemudian diajukan oleh Amerika Serikat ke World Trade Organization (WTO). Pada tanggal 30 Januari 1998, WTO mengumumkan bahwa mereka menolak petisi dari Kodak tersebut.[13][14]

Abad ke-21 sunting

Pada awal abad ke-21, teknologi digital berkembang pesat, dan permintaan film gulung menurun seiring dengan makin populernya kamera digital. Oleh karena itu, Fuji Photo pun mengadakan reformasi manajemen yang bertujuan untuk mentransformasi struktur bisnisnya. Bahkan sejak dekade 1980-an, perusahaan ini telah menduga peralihan dari film ke digital, sehingga "perusahaan ini mengembangkan tiga strategi, yakni mengumpulkan uang sebanyak mungkin dari bisnis film, untuk menyiapkan peralihan ke digital dan mengembangkan lini bisnis baru." Walaupun Fuji Photo dan Kodak sama-sama menyadari peralihan tersebut, Fuji Photo lebih sukses beralih[13] daripada Eastman Kodak (yang akhirnya mengajukan kebangkrutan pada bulan Januari 2012). Upaya diversifikasi Fuji Photo juga sukses, sementara Kodak gagal. Lebih lanjut, Kodak tetap membangun bisnis kamera digital yang besar, namun kurang menguntungkan, karena kesulitan bersaing dengan kamera ponsel cerdas.[13]

Pada bulan Maret 2006, Noritsu dan Fuji mengumumkan sebuah aliansi strategis di mana Noritsu akan memproduksi semua perangkat keras photofinishing Fuji, seperti minilab. Walaupun begitu, keduanya tetap memproduksi perangkat lunak photofinishing secara sendiri-sendiri.[15]

Pada tanggal 19 September 2006, Fujifilm mengumumkan rencananya untuk mendirikan sebuah perusahaan induk yang diberi nama Fujifilm Holdings Corp. Fujifilm dan Fuji Xerox akan menjadi anak usaha dari perusahaan induk tersebut. Perwakilan dari perusahaan ini juga mengkonfirmasi komitmennya terhadap film, walaupun hanya menyumbang 3% dari total penjualannya.[16]

Pada tanggal 31 Januari 2018, Fujifilm mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi 50,1% saham Xerox dengan harga US$6,1 milyar. Xerox rencananya akan digabung ke dalam Fuji Xerox.[17][18][19] Akuisisi tersebut lalu dibatalkan setelah adanya intervensi dari investor aktivis Carl Icahn dan Darwin Deason.[20] Pada akhir tahun 2019, Fujifilm mengumumkan bahwa mereka mengakuisisi 25% saham Fuji Xerox yang dipegang oleh Xerox.[21]

Pada bulan Desember 2019, Fujifilm mengakuisisi bisnis pencitraan diagnostik dari Hitachi dengan harga US$1,63 milyar.[3]

Di tengah pandemi COVID-19, salah satu obat Fujifilm Toyama Chemical, yakni favipiravir, yang secara komersial diberi nama Avigan, dipertimbangkan sebagai obat untuk virus tersebut,[8][22] setelah disetujui oleh otoritas di Tiongkok, Rusia, dan Indonesia pada bulan Juni 2020.

Pada bulan Juni 2020, Fujifilm mengumumkan investasi sebesar US$928 juta pada sebuah fasilitas produksi biofarmasi di Denmark, yang baru saja diakuisisi dari Biogen dengan harga sekitar US$890 juta, untuk menggandakan kapasitas produksinya.[23] Pada akhir bulan Juni 2020, Fujifilm memamerkan sebuah tape cartridge berbahan strontium ferrite yang dapat menyimpan hingga 400TB.[24]

Anak usaha sunting

Fuji Xerox dulu adalah sebuah joint venture antara Fujifilm dan Xerox Corporation asal Amerika Utara. Setelah keduanya mengakhiri kemitraannya pada tahun 2019, Fuji Xerox pun menjadi anak usaha Fujifilm. Pada bulan Januari 2020, Fuji Xerox mengumumkan bahwa mereka akan mengubah namanya menjadi Fujifilm Business Innovation mulai tanggal 1 April 2021.[25]

Pada bulan Maret 2005, Fujifilm membeli Sericol Ltd., sebuah produsen tinta cetak asal Britania Raya yang fokus pada teknologi percetakan digital, web sempit, dan layar.[26]

Fujifilm de México adalah anak usaha Fujifilm di Meksiko yang menjual produk Fujifilm sejak tahun 1934 dan diakui sebagai salah satu The Best Mexican Companies (Las Mejores Empresas Mexicanas) mulai tahun 2012 hingga 2015. Penghargaan tersebut dipromosikan oleh Banamex, Deloitte México, dan Tecnológico de Monterrey.[27]

Fujifilm juga aktif di bidang farmasi dan produksi kontrak[28] melalui anak usahanya, seperti Fujifilm Toyama Chemical, Fujifilm Diosynth Biotechnologies, dsb.

Hingga bulan Juli 2020, Fujifilm Group memiliki dua perusahaan, yang memiliki lebih dari 300 anak usaha, serta tiga "perusahaan layanan bersama".[29] Berikut ini struktur sederhana dari Fujifilm:[30]

  • FUJIFILM Holdings Corporation
    • FUJIFILM Corporation
      • Fujifilm Imaging Systems
        • Fuji Color Photo Center[31]
      • Fujifilm Medical
      • Fujifilm Pharma
      • Fujifilm RI Pharma
      • Fujifilm Toyama Chemical
      • Fujifilm Diosynth Biotechnologies
      • FUJIFILM Cellular Dynamics
      • Fujifilm Photo Manufacturing
      • Fujifilm Fine Chemicals
      • Fujifilm Electronics Materials
      • Fujifilm Engineering
      • Fujifilm Optics
      • Fujifilm Opto Materials
      • Fujifilm Global Graphic Systems
      • Fujifilm Computer Systems
      • Fujifilm Software
      • Fujifilm Techno Services
      • Fujifilm Techno Products
      • Fujifilm Business Supply
      • Fujifilm Digital Press
      • Fujifilm Media Crest
      • Fujifilm Sonosite, Inc.
      • Fujifilm Shizuoka
      • Fujifilm Kyushu
      • Fujifilm Logistics
      • Fujifilm VisualSonics
    • Fuji Xerox
      • Fuji Xerox Printing Systems Sales
      • Fuji Xerox Information Systems
      • Fuji Xerox System Service
      • Fuji Xerox Interfield
      • Fuji Xerox Advanced Technologies
      • Fuji Xerox Manufacturing
      • Fuji Xerox Service Creative
      • Fuji Xerox Service Link
      • Fuji Xerox Learning Institute
    • FUJIFILM Business Expert Corporation
    • FUJIFILM Systems Corporation
    • FUJIFILM Intellectual Property Research Co., Ltd.

Produk sunting

 
Film Fujichrome R100 35mm (kadaluarsa: 1972)
 
Sebuah blimp Fujifilm
 
Sebuah kaleng film 16 mm sepanjang 100 kaki buatan Fujifilm
 
Kamera Fujifilm FinePix F30
 
Fujifilm FinePix S5000
 
Kamera kecil premium Fujifilm X100F

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e "Fujifilm Financial Information 2019" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-08-31. Diakses tanggal 2020-12-02. 
  2. ^ a b "Medical Systems | Fujifilm Global". www.fujifilm.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-16. Diakses tanggal 2021-02-21. 
  3. ^ a b "Fujifilm Acquires Hitachi Diagnostic Imaging Business". www.diagnosticimaging.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  4. ^ a b "Home FUJI XEROX CO.,LTD". www.fujixerox.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-18. Diakses tanggal 2021-02-21. 
  5. ^ "Fujifilm socks $2B into new U.S. site as its global CDMO ambitions take shape". FiercePharma (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-09. Diakses tanggal 2021-02-21. 
  6. ^ "Eyeing growth in regenerative medicine, Fujifilm spends $800M on two new members of its CDMO business". Endpoints News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-02. Diakses tanggal 2020-11-17. 
  7. ^ "Specialty Chemicals | Fujifilm [United States]". www.fujifilm.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-12. Diakses tanggal 2021-02-21. 
  8. ^ a b Matsuoka, Katsumori (April 13, 2020). "Fujifilm tests favipiravir as COVID-19 treatment". C&EN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-06. Diakses tanggal April 15, 2020. 
  9. ^ Tomisawa, Ayai (2014-10-30). "Fujifilm cautious on Avigan profitability, eyes Ebola spread". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-31. Diakses tanggal 2021-02-21. 
  10. ^ Coughlin, Tom. "Digital Storage Projections For 2021, Part 1". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 2021-03-31. 
  11. ^ "Document Solutions | Business Activities | Fujifilm Group's Value Creation | Investor Relations | FUJIFILM Holdings". ir.fujifilm.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-18. Diakses tanggal 2021-03-31. 
  12. ^ Mattoon, John S.; Smith, Carin (January 2004). "Breakthroughs in Radiography: Computed Radiography". Compendium. 26 (1). Introduced in the 1980s by Fujifilm Medical Systems, computed radiography (CR) ... 
  13. ^ a b c "Technological change: The last Kodak moment?". The Economist. 2012-01-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-12. Diakses tanggal 2014-02-07. 
  14. ^ "The Kodak - Fuji Rivalry |Business Strategy Case Studies|Business Strategy Articles". Icmrindia.org. 2013-11-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-07. Diakses tanggal 2014-02-07. 
  15. ^ "Do Fuji and Noritsu Look Alike? Reason: They Really Are (Well, Almost)". Imaginginfo.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2008. Diakses tanggal 24 May 2019. 
  16. ^ "Fuji Photo to diversify, shift to holding company system | The Japan Times Online". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-26. Diakses tanggal 2022-05-05. 
  17. ^ "Fujifilm acquires Xerox for $6.1 billion". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-01. Diakses tanggal 2018-02-01. 
  18. ^ Shirkey, Alec (2018-01-31). "A Giant Is Born: Fujifilm Deal Allows Xerox To Make Inroads Into Asia-Pacific Print Market, Bolster Next-Gen R&D Efforts". CRN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-31. Diakses tanggal 2018-02-01. 
  19. ^ Shirkey, Alec (2018-01-31). "Fujifilm Buys Controlling Stake In Xerox, Creating An $18 Billion Printer Industry Behemoth". CRN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-31. Diakses tanggal 2018-02-01. 
  20. ^ "Xerox drops Fujifilm deal in settlement with Carl Icahn". CNBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-05. Diakses tanggal 2018-05-15. 
  21. ^ "Xerox exits Fujifilm venture with $2.3 billion stake sale to Japan partner". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2019-11-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-05. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  22. ^ "Fujifilm pairs with Dr. Reddy's, Global Response Aid to make COVID-19 drug Avigan". FiercePharma (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-05. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  23. ^ "Fujifilm commits $928m to expand biologics facility in Denmark". Pharmaceutical Technology (dalam bahasa Inggris). 2020-06-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  24. ^ Mellor, Chris (2020-06-29). "Fujifilm points to 400TB tape cartridge on the horizon". Blocks and Files (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-31. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  25. ^ "Fuji Xerox Announces Corporate Name Change to FUJIFILM Business Innovation Corp. | FUJI XEROX CO.,LTD". www.fujixerox.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-30. Diakses tanggal 2020-08-01. 
  26. ^ Fuji Photo Film Acquires Sericol Group of the United Kingdom Diarsipkan 2011-06-18 di Wayback Machine.
  27. ^ "Empresas Reconocidas - Las Mejores Empresas Mexicanas". Mejoresempresasmexicanas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-06. Diakses tanggal 2016-06-13. 
  28. ^ "Fujifilm launches the Bio CDMO Division". Fujifilm Global (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-16. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  29. ^ "Group Companies | FUJIFILM Holdings". holdings.fujifilm.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-14. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  30. ^ "Consolidated Subsidiaries of FUJIFILM Holdings Corporation:Japan | FUJIFILM Holdings". holdings.fujifilm.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-14. Diakses tanggal 2020-07-17. 
  31. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-05. Diakses tanggal 2022-05-05. 

Pranala luar sunting