Frasa preposisi atau frasa preposisional adalah gabungan preposisi dengan pelengkapnya. Frasa ini memiliki preposisi (kata depan) sebagai petunjuk atau unsur penjelas yang diikuti oleh kata atau kelompok kata yang bukan klausa, berdiri sendiri sebagai penanda. Dengan begitu, preposisi bertugas untuk menyatakan secara langsung tentang peran nomina pelengkapnya pada predikat yang lebih tinggi.[1][2]

Frasa preposisional yakni gabungan kata yang terdiri dari preposisi sebagai penanda dan kata atau frasa lain sebagai aksisnya.[3] Frasa ini berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan di dalam sebuah klausa.[4] Jadi, frasa preposisional merupakan frasa yang diawali preposisi sebagai penanda (signifier) sebagai awal merangkai kata lalu diikuti frasa atau kata berupa nomina, verba, bilangan, atau keterangan sebagai petanda (signified).

Bentuk

sunting

Ada dua macam bentuk frasa preposisional, yakni:[5]

  1. Frasa preposisional tunggal, terdiri dari satuan kata, diantaranya terdapat kata berikut: di, ke, dari, oleh, per, secara, akan, sampai, sekeliling, sejak/semenjak, berkat, serta, bak, buat, tentang, dalam, untuk, seputar, demi, bersama, seluruh, dengan, terhadap, karena, pada, menurut, sebagai, dll.
  2. Frasa preposisional majemuk, terdiri dari satu atau pasangan kata, diantaranya kepada, oleh sebab, oleh karena, sampai ke, selain dari, daripada, antara ... dengan ..., dari ... sampai dengan ..., antara ... dan ...., dari ... hingga ..., dari ... sampai ..., sejak ... hingga ..., sejak ... sampai .....

Frasa preposisional (termasuk preposisi) mempunyai makna korelasi pelengkap dengan predikat klausa. Untuk mengetahui makna frasa preposisional ini, syarat yang perlu diperhatikan yaitu jenis kata depan yang dipakai. Untuk itu, akan muncul beragam makna, diantara yang sering muncul adalah berikut.[1][6]

  1. Tempat, menunjukkan tempat atau posisi. Kata depan yang digunakan dari, di, ke.
  2. Alat, menggunakan kata depan berkat dan dengan.
  3. Pelaku, menggunakan kata depan oleh.
  4. Akibat, menggunakan kata depan sampai dan hingga.

Fungsi

sunting

Secara umum, frasa preposisional memiliki dua fungsi.

Secara internal, fungsi frasa ini terbagi menjadi preposisional dan komplemen preposisional.[7]

  • Preposisional atau prepositional adalah fungsi utama frasa preposisional. Dapat berisi satu kata (disebut simpel) atau lebih dari satu kata (disebut kompleks).
  • Komplemen preposisional atau prepositional complement, ini muncul setelah fungsi utama (preposisional). Fungsinya dapat berwujud kelas kata lainnya, termasuk preposisi sendiri.

Kalimat

sunting

Aarts dan Aarts[7] menambahkan fungsi frasa preposisional dalam kalimat, diantaranya sebagai berikut.

  1. Frasa preposisional sebagai subjek.
  2. Frasa Preposisional sebagai atribut subjek.
  3. Frasa Prposisional sebagai atribut objek.
  4. Frasa Preposisional sebagai pelengkap predikator.
  5. Frasa Preposisional sebagai adverbia (kata keterangan).

Referensi

sunting
  1. ^ a b Lapoliwa, Hans (1992). Frasa preposisi dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 979-459-204-8. OCLC 27821217. 
  2. ^ Stockwell, Robert P (1997). Foundations of Syntactic Theory. Englewood, Cliffs: Prentice-Hall. 
  3. ^ Ramlan (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono. hlm. 163. 
  4. ^ Chaer, Abdul (2015). Filsafat Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 149. ISBN 978-979-098-082-2. 
  5. ^ Alwi, H. dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 294–297. ISBN 9789794071779. 
  6. ^ Effendi, S. (2015). Tata Bahasa Acuan Bahasa Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri. hlm. 133–150. 
  7. ^ a b Aarts, F and Aarts, J. (1982). English Syntactic Structures. London: Oxford Pergamon Press. hlm. 44,78,164. ISBN 978-0080286341.