Folikel rambut adalah unit penting dalam produksi rambut. Folikel rambut memiliki rangkaian pertumbuhan dan istirahat yang berkelanjutan hingga membentuk suatu siklus, dimana siklus tersebut dipengaruhi banyak faktor baik hormonal, stimulus pembuluh darah dan saraf, hingga usia dan nutrisi individu. Folikel rambut berada pada lapisan dermal kulit dan terdiri dari 20 jenis sel yang berbeda, masing-masing dengan fungsi yang berbeda Folikel rambut bertindak sebagai reservoir atau penampungan dari sel induk melanosit dan epitel. Perkembangan dari folikel rambut juga berhubungan dengan interaksi antara sel epitel dan sel mesenkim. Banyak gen yang berperan penting dalam interaksi tersebut dan juga dalam siklus pertumbuhan folikel rambut.[1] Proses pertumbuhan rambut terjadi dalam tahapan berurutan yang berbeda. Tahap pertama disebut anagen, merupakan fase pertumbuhan aktif, telogen adalah tahap istirahat, katagen adalah regresi fase folikel rambut, eksogen adalah fase aktif rambut rontok dan terakhir kenogen adalah fase antara folikel rambut kosong dan pertumbuhan rambut baru.

tampakan mikroskopis folikel rambut manusia

Morfologi

sunting

Morfogenesis (proses pembentukan) folikel rambut manusia hanya terjadi satu kali. Rambut lanugo, vellus dan terminal mengikuti prinsip arsitektur dasar yang sama. Folikel rambut memiliki dua bagian yang berbeda jelas yakni bagian atas disebut infundibulum dan isthmus, untuk bagian bawah terdiri dari bulbus rambut dan regio suprabulbar. Bagian atas folikel rambut bersifat konstan, sedangkan bagian bawah memiliki siklus regenerasi yang berkelanjutan.[1] Siklus folikel rambut memiliki tiga fase pertumbuhan yakni:

  1. Fase anagen adalah fase proliferasi, fase ini terjadi bila ada pertumbuhan batang rambut yang baru. Lama fase ini beragam, untuk rambut kepala dapat mencapai dua hingga enam tahun, sedangkan untuk rambut alis dan bulu mata hanya dalam hitungan bulan. Fase ini adalah satu-satunya fase yang melibatkan segmen inferior rambut.[2] Rambut pada fase ini juga memiliki ukuran yang beragam dan kenaikan hormon pada saat pubertas mengubah rambut vellus yang hampir tidak berwarna menjadi berwarna gelap dan ukurannya lebih besar (rambut terminal).[3]
  2. Fase katagen adalah fase regresi atau fase transisi, fase ini adalah fase terpendek dari ketiga fase yang ada dan dapat berlangsung hanya dalam beberapa minggu. Pada fase ini pembelahan sel dalam matriks terhenti dan folikel rambut mengalami kemunduran.[2] Fase ini dapat terjadi sekitar dua hingga tiga minggu.[4]
  3. Fase telogen adalah fase istirahat, rambut yang dasarnya sudah mati tetap dipertahankan di kulit kepala sekitar 100 hari yang pada akhirnya rambut-rambut ini akan rontok sehingga fase anagen dapat dimulai untuk membentuk rambut baru.[2] Pada saat stres, banyak rambut yang memasuki fase ini yang kemudian rontok[5]

Pada saat lahir, semua rambut dimulai rata-rata pada fase anagen. Kulit kepala manusia memiliki sekitar 100.000 rambut. Pada suatu waktu, sekitar 85% hingga 95% sebagian besar rambut ditemukan pada fase anagen yang bisa tumbuh 1 cm setiap bulannya. Setiap individu berpotensi untuk kehilangan 100 rambut dalam sehari dan dengan keramas berpotensi untuk meningkatkan kerontokan rambut hingga dua kali lipat.[6][7]

Embriologi

sunting

Sekitar usia kehamilan sembilan minggu, epidermis janin memunculkan tunas kecil sel khusus yang akan membentuk folikel rambut beserta dengan pelengkapnya. Sel mesenkim yang telah terakumulasi di dalam dermis membantu mendorong proses ini dengan mengeluarkan zat semacam epimorfin yang memberi sinyal sel epitel untuk berkembang biak dan bermigrasi ke arah bawah (kraniokaudal) menuju dermis. Setelah proses ini selesai, janin akan memiliki folikel rambut yang mengandung matriks yang berasal dari ektoderm dan papilla dermal yang berasal dari mesoderm. Selain itu, otot arrector pili (otot rambut) dan kelenjar sebasea terbentuk di sekitar setiap folikel. Dalam rahim, hormon androgen ibu akan merangsang aktivasi kelenjar sebasea janin, sehingga kelenjar tersebut dapat mengeluarkan sebum kaya lipid yang bergabung dengan sel stratum korneum yang terkelupas untuk membentuk vernix caseosa.

Setelah folikel rambut berkembang di dalam janin, rambut lanugo tumbuh di dalam rahim. Rambut-rambut ini tipis dan pendek. Rambut-rambut ini akan menghilang sekitar 36 hingga 40 minggu usia kehamilan dan digantikan oleh bulu vellus yang menutupi sebagian besar area tubuh. Rambut-rambut terminal yang lebih tebal dan kasar dapat ditemukan di area tertentu seperti kulit kepala, alis, dan bulu mata. Rambut jenggot, rambut dada, rambut ketiak, dan rambut kemaluan adalah rambut terminal yang akan muncul setelah pubertas tercapai dengan bantuan hormon androgen.

Setelah lahir, tidak ada folikel rambut baru yang akan dibuat. Namun, rambut baru bisa tumbuh dari folikel yang ada. Selain itu, ukuran folikel masih bisa diubah setelah lahir.[8][9]

Korelasi Klinis

sunting

Laju pertumbuhan dan kepadatan rambut menurun seiring bertambahnya usia. Rambut rontok, yang dikenal sebagai alopecia, adalah kejadian umum yang dapat disebabkan oleh obat-obatan, diet, ketidakseimbangan hormon, aktivitas mitosis sel yang berubah, kelainan siklus pertumbuhan, dan lain-lain. Riwayat menyeluruh, pemeriksaan fisik, tes tarik rambut, penghitungan rambut harian, lebar bagian, tes klip untuk memeriksa batang rambut, jendela pertumbuhan rambut, dan pencabutan rambut, dan trikogram semuanya dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit rambut. Biopsi kulit kepala, pemeriksaan hormon, dan pemeriksaan kalium hidroksida untuk jamur mungkin juga perlu dilakukan pada kasus tertentu. Penting untuk mendiagnosis penyakit rambut dengan benar, karena perawatan untuk rambut rontok bergantung pada diagnosisnya.

Pola kebotakan pria, yang dikenal sebagai androgenetic alopecia, adalah kondisi umum dimana kerontokan terjadi seiring dengan pertambahan usia. Peningkatan hormon dihidrotestosteron yang mengikat folikel reseptor rambut mengakibatkan setiap siklus anagen yang berurutan semakin pendek. Pada individu ini, folikel menyusut dan secara bertahap menghasilkan rambut yang lebih pendek, lebih tipis, dan lebih mirip vellus. Perawatan yang mungkin dilakukan untuk kondisi ini termasuk memperlambat konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron.[10][11]

Sebagian besar wanita mengalami telogen effluvium setelah melahirkan. Pada saat kehamilan fase teloptosis atau eksogen (kerontokan) tertunda. Pada wanita setelah melahirkan tampak mengalami kerontokan rambut yang banyak, akan tetapi kerontokan tersebut hanya terjadi pada rambut yang terjebak pada fase anagen selama kehamilan. Kerontokan dapat terjadi dua hingga empat bulan dan dapat berlanjut selama enam hingga 24 minggu.[12]

Pada saat menopause, rerata usia sekitar 49-51 tahun, folikel rambut terpengaruh pada periode tersebut. Dua perubahan utama dalam distribusi rambut pada periode menopause ada alopecia pola wanita dan hirsutisme wajah.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Erdoğan, Bilgen (2017-05-03). Anatomy and Physiology of Hair (dalam bahasa Inggris). IntechOpen. ISBN 978-953-51-3098-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-12. Diakses tanggal 2021-04-17. 
  2. ^ a b c Martel, Julianna L.; Miao, Julia H.; Badri, Talel (2021). StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 29261946. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-19. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  3. ^ Miranda, Benjamin H.; Charlesworth, Matthew R.; Tobin, Desmond J.; Sharpe, David T.; Randall, Valerie A. (2018). "Androgens trigger different growth responses in genetically identical human hair follicles in organ culture that reflect their epigenetic diversity in life". The FASEB Journal (dalam bahasa Inggris). 32 (2): 795–806. doi:10.1096/fj.201700260RR. ISSN 1530-6860. PMC 5928870 . PMID 29046359. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-27. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  4. ^ "How the Growth Cycle of Hair Follicles Works". Verywell Health (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  5. ^ Publishing, Harvard Health. "Telogen Effluvium". Harvard Health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-02. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  6. ^ Chen, Ruosi; Miao, Yong; Hu, Zhiqi (2019-01). "Dynamic Nestin expression during hair follicle maturation and the normal hair cycle". Molecular Medicine Reports. 19 (1): 549–554. doi:10.3892/mmr.2018.9691. ISSN 1791-3004. PMID 30483790. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-01. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  7. ^ Dobreva, Atanaska; Paus, Ralf; Cogan, N. G. (2018-09-11). "Analysing the dynamics of a model for alopecia areata as an autoimmune disorder of hair follicle cycling". Mathematical medicine and biology: a journal of the IMA. 35 (3): 387–407. doi:10.1093/imammb/dqx009. ISSN 1477-8602. PMID 28992198. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  8. ^ Poblet, Enrique; Ortega, Francisco; Jiménez, Francisco (2002-09). "The arrector pili muscle and the follicular unit of the scalp: a microscopic anatomy study". Dermatologic Surgery: Official Publication for American Society for Dermatologic Surgery [et Al.] 28 (9): 800–803. doi:10.1046/j.1524-4725.2002.02038.x. ISSN 1076-0512. PMID 12269872. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-21. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  9. ^ Grubbs, Hailey; Nassereddin, Ali; Morrison, Megan (2021). StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 30521215. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-19. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  10. ^ Lolli, Francesca; Pallotti, Francesco; Rossi, Alfredo; Fortuna, Maria C.; Caro, Gemma; Lenzi, Andrea; Sansone, Andrea; Lombardo, Francesco (2017-07). "Androgenetic alopecia: a review". Endocrine. 57 (1): 9–17. doi:10.1007/s12020-017-1280-y. ISSN 1559-0100. PMID 28349362. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-19. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  11. ^ Piraccini, B. M.; Alessandrini, A. (2014-02). "Androgenetic alopecia". Giornale Italiano Di Dermatologia E Venereologia: Organo Ufficiale, Societa Italiana Di Dermatologia E Sifilografia. 149 (1): 15–24. ISSN 0392-0488. PMID 24566563. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-13. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  12. ^ Piérard-Franchimont, Claudine; Piérard, Gérald E. (2013-12-24). "Alterations in Hair Follicle Dynamics in Women". BioMed Research International (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-07. Diakses tanggal 2021-04-21.