Etika pemasaran merupakan sebuah standar moral yang digunakan untuk memandu keputusan dan tindakan pemasaran. Etika pemasaran dibangun berdasarkan nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau perusahaan tertentu, oleh karenanya tidak selalu sama dan bervariasi antara satu orang dan orang lainnya, dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya.[1] Etika berlaku pada semua situasi, jika terdapat kerugian aktual atau potensial (misalnya kerugian ekonomi, fisik, atau mental), maka kerugian tersebut ditanggung oleh setiap individu atau kelompok. Etika pemasaran juga merupakan prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan standar-standar perilaku yang harus dipatuhi oleh para pemasar.[2] Susanti (2011) menyampaikan bahwa etika pemasaran adalah perilaku atau aturan penjual dalam menawarkan barang harus mengatakan yang sejujurnya mana yang baik dan mana yang buruk. Ada empat indikator dalam etika pemasaran yaitu teknologi, komunikasi, teknik, dan relationship. Sejalan dengan itu, Syaifuddin (2016) menyampaikan bahwa etika bukanlah persoalan benar atau salah. Etika menyangkut tata nilai yang dianut, ditaati dan dijunjung tinggi oleh sekelompok masyarakat tertentu. Tata nilai atau aturan yang berlaku umumnya tidak tertulis, dan jika terjadi penyimpangan atau pelanggaran maka sangsi yang diberikan adalah sangsi moral dan sosial.[3]

Referensi sunting

  1. ^ Cannon, Joseph P.; Perreault, William D; McCarthy, Jerome (2008). Basic Marketing, A Global-Managerial Approach. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. hlm. 30. 
  2. ^ Churcill, Gilbert A. (2001). Dasar-Dasar Riset Pemasaran. Erlangga. hlm. 66. 
  3. ^ SALAM, FACHRY DWIPRIHANTO (2020-10-10). "PENGARUH ETIKA PEMASARAN, REPUTASI PERUSAHAAN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP RETENSI PELANGGAN BIRO JASA PERJALANAN TRAVEL UMROH DI KOTA SIDOARJO" (dalam bahasa Inggris). STIE Malangkucecwara.